Jakarta | Lintas Gayo – Terhitung sejak kemarin sampai dengan tanggal 23 September 2011, pelbagai perwakilan provinsi akan menujukkan kebolehannya dalam Festival Nasional Tari Nusantara, tahun 2011 di Gedung Kesenian Jakarta. Salah satu pesertanya, adalah Propinsi Aceh yang tahun ini diwakili Sanggar Munatap pimpinan Syarifuddin AR, SP.
Menanggapi hal itu, Hasan Daling, Ketua Ikatan Musara Gayo Jabodetabek menghimbau agar masyarakat Gayo yang ada di Jabodetabek dapat menghadiri dan mendukung Sanggar Munatap, tim kesenian dari Takengon yang mewakili Propinsi Aceh.
“Saya sangat senang, bangga, dan menaruh apresiasi yang tinggi saat mendengar berita ini,” kata Hasan Daling di Jakarta, Selasa (20/9) Oleh karena itu, Musara Gayo pun langsung menyebarkan pesan singkat, selain secara lisan yang berisi himbauan kepada warga Gayo Jabodetabek untuk dapat hadir dan memberikan dukungan moral kepada Sanggar Munatap. “Mudah-mudahan, mereka dapat memberikan dan mendapatkan hasil yang terbaik,” harap Hasan Daling
Didong Jalu
Lebih lanjut, tambah Hasan Daling, Musara Gayo akan menggelar didong jalu—jenis didong yang dipertandingkan—di Anjungan Aceh Taman Mini Indonesia (TMII). Didong jalu ini, kata Hasan Daling, direncanakan digelar tanggal 15 Oktober 2011 mendatang.
Didong yang mengkonfigurasikan seni sastra, suara, dan seni tari merupakan salah satu kesenian tradisional Gayo yang masih bertahan sampai saat ini. Kesenian ini berfungsi untuk sarana hiburan, pemenuhan kebutuhan keindahan dan estetika, pelestari budaya, pencari dana sosial, penerangan, kritik dan kontrol sosial, pemertahanan struktur sosial, serta sarana pembelajaran dan pengajaran bahasa (budaya) Gayo. Namun, dalam perkembangannya, fungsi didong terus bergeser. Dan tak jarang, didong sering dimanfaatkan untuk kepentingan, “propaganda,” dan jadi alat kampaye politik bagi elit politik (Win Kin Tawar)
