“Manusia yang sempurna adalah manusia yang ikhlas menerima segala kekurangannya”
Seperti biasa pada pagi hari terlihat ramai para mahasiswa dan para pedagang yang hilir mudik di jalan lingkar kampus Unsyiah, Darussalam, Aceh Besar. Hari itu, tepat pukul 7.30 Wib terlihat sebuah pemandangan yang tidak asing lagi terlihat ditempat tersebut yaitu seorang bapak yang diberi kekurangan oleh Yang Maha Kuasa sebagai tuna netra.
Dia dipapah oleh anaknya yang masih berumur sekitar 9 tahun. Sebuah keranjang berisi buah jamblang dijinjing anak itu.
Nama bapak itu Zainuddin, berumur 48 tahun dan berasal dari Krueng Raya. Saat di tanya mereka mengaku sudah berjualan buah Jamblang lebih dari 3 tahun. Bapak dan anaknya itu yang seharusnya sedang menimba ilmu di Sekolah Dasar seperti layaknya anak-anak lain pada umumnya harus membantu bapaknya yang buta untuk berjualan buah Jamblang menutupi kebutuhan hidup keluarganya.
Anak yang menjadi mata bagi ayahnya itu terlihat gigih dan bersemangat untuk menemani bapaknya untuk mencari rezki untuk kelangsungan hidup mereka.
Lalu apa sebenarnya yang memotivasi bapak itu untuk tetap bekerja demi mendapatkan nafkah untuk keluarganya walaupun dengan keadaannya yang tuna netra. “Manusia yang sempurna adalah manusia yang ikhlas menerima segala kekurangannya”, kata Zainuddin singkat.
Menyimak kalimat bapak ini, harusnya kita merenung, jadi apa masih pantas kita yang diberi nikmat kesehatan ini untuk mengeluh kepada Tuhan tentang apa yang kita inginkan saat itu tidak tercapai?.
Sangatla bijak jika kita mencoba bercermin kepada pak Zainuddin yang dengan lantang selalu berkata kepada anaknya bahwa tidak ada hal yang perlu dikeluhkan.
“Syukuri apa yang di berikan Tuhan saat ini, dan carilah rezeki untuk kehidupan kita ini, walaupun sedikit tapi halal”. (Supri Ariu)