Yogyakarta | Lintas Gayo – Puluhan perantau asal Gayo di Yogyakarta yang tergabung dalam wadah Ikatan Pemuda Pelajar Mahasiswa Lut Tawar Yogyakarta (Ipemah Lutyo), Minggu (6/11/2011) mengadakan acara “mangan morom” (makan bersama-red) sambil memaknai berkurban bersama seluruh masyarakat Gayo se-Yogyakarta.
Acara ini bertempat di Asrama Lut Tawar Yogyakarta (ALT) dengan peserta sekitar 45 orang terdiri dari 18 orang beberu (gadis-red) dan 27 bebujang (pemuda-red) asal Gayo Provinsi Aceh.
Kegiatan Ini merupakan rangkaian agenda kegiatan pengurus Ipemah Lutyo yang ke-5 setelah sebelumnya Ipemah Lutyo melaksanakan kegiatan apresiasi seni Aceh, Makrab dan lain-lain.
Sebelumnya, anggota paguyuban tersebut terlebih dahulu menunaikan Shalat Id di lapangan bola Pingit Yogyakarta. Mereka kemudian melakukan penyembelihan hewan kurban berupa seekor domba yang diterima dari Bigul, salah seorang petua Gayo di kota tersebut.
Turut hadir dalam acara tersebut salah seorang tokoh Gayo di Yogyakarta, Ali Hasan SE, MM yang berprofesi sebagai dosen di Universitas Pariwisata Yogyakarta.
Dalam penuturannya, Ali Hasan menyatakan dukungannya terhadap pelaksanaan acara “mangan morom” tersebut. “Acara ini selain menguatkan tali silaturrahim antar mahasiswa, dengan orang tua asal Gayo juga saling mengenal antara satu dengan yang lainnya,” ujar Ali Hasan dihadapan anggota Ipemah Lutyo yang hadir.
Dari penelusuran Lintas Gayo, mahasiswa Gayo yang ada di Yogyakarta berjumlah sekitar 80 orang. Namun sebagian kecilnya masih belum terdeteksi keberadaanya. Puluhan mahasiswa tersebut menempuh pendidikan disejumlah perguruan tinggi negeri maupun swasta di Yogyakarta dinataranya di UGM, UNY, UIN SUKA, UMY, UAD, STSRD VISI, AMPTA, UII, PGRI, STIMIK AMIKOM, ATK, UPN, INSTIPER, RESPATI, STIE IEU, POLTEKKES, STTA dan STIE YKP. (Syahri Utomo/03)