Alat Pengubah Air Jadi Bahan Bakar Karya SMK Negeri 2 Langsa, Siap Diluncurkan

.

Langsa | Lintas Gayo – Setelah menjadi perbincangan hangat di tingkat nasional dan juga internasional selama hari-hari belakangan ini. Alat yang dapat mengubah air menjadi bahan bakar kendaraan bermotor buah karya siswa/i SMK Negeri 2 Langsa bekerja sama dengan Green Energy Institute, sebuah lembaga penelitian yang berbasis di Tangerang, besok Kamis (1/3/3012) pukul 8.30 Wib akan diluncurkan secara resmi.

Alat pengubah air menjadi bahan bakar yang akan diluncurkan ini diberi nama ā€œWaVe++SMKā€. “WaVe” merupakan singkatan dari; Water as a Vehicle’s Fuel, mengacu pada fungsi alat tersebut yang menjadikan air sebagai bahan bakar. Sedangkan nama SMK dilekatkan pada alat ini sebagai bentuk apresiasi kepada SMKN 2 Langsa sebagai institusi yang telah mengembangkan dan merakit alat tersebut.

Alat ini menghasilkan bahan bakar berupa gas dengan cara elektrolisa, yaitu memisahkan molekul cairan dengan menggunakan energi listrik. Listrik untuk proses ini diambil dari sisa kapasitas aki yang tidak terpakai untuk kebutuhan listrik mobil. Bahan bakar gas hasil elektrolisa ini dimasukkan ke dalam filter udara, diaduk dengan oksigen untuk disemprotkan ke ruang bakar tempat bensin atau solar dan berubah menjadi uap. Sehingga udara yang dicampur dengan bensin atau solar mengandung hidrogen yang membuat pembakaran menjadi lebih sempurna. Itulah sebabnya mengapa WaVe++SMK dapat menghemat penggunaan bahan bakar sampai 50%, dan menurunkan emisi lebih dari 80%

Acara peluncuran yang pembiayaannya ditanggung penuh oleh Pemerintah Kota Langsa atas dukungan DPRK Langsa ini akan diselenggarakan di SMK Negeri 2 Langsa di Jalan Jendral Ahmad Yani, Paya Bujok Seulemak Kota Langsa ini rencananya akan dihadiri oleh para pejabat di kementrian pendidikan Nasional pusat, anggota DPR-RI dan kemungkinan juga akan dihadiri oleh Ketua Kadin Malaysia yang akan menginformasikan kepastian kedatangannya pada hari ini.

Menurut Makmur Lingga, S.Pd, M.Pd., Kepala Sekolah SMK Negeri 2 Langsa, Rabu (29/2/2012), target utama yang ingin dicapai dengan adanya peluncuran ini bukanlah penjualan alat, tapi melalui peluncuran ini Makmur berharap masyarakat sadar bahwa teknologi yang sudah ada sejak Faraday menemukan Hukum Elektrolisa pada tahun 1833 dan produknya sudah tercatat di lembaga paten Amerika sejak lebih dari 90 tahun ini benar-benar ada.

Dan melihat besarnya potensi teknologi ini untuk menjadi solusi atas masalah energi, khususnya persoalan BBM selalu menjadi masalah rutin bangsa ini yang berlangsung terus-menerus yang mempengaruhi segala sendi kehidupan masyarakat Indonesia.

ā€œPenemuan ini sangat bermanfaat bagi masyarakat di tengah krisis BBM dunia, terlebih harga minyak yang terus melonjak tinggi. Disamping itu, juga mendukung program Pemerintah Indonesia dalam mengurangi beban subsidi bahan bakar minyak (BBM). Dan disaat bersamaan dapat melakukan penyelamatan bumi dari efek pemanasan global,ā€ tutur Makmur Lingga ketika diwawancara oleh awak media di Bengkel Teknik Mandiri milik SMKN 2 Langsa.

Langkah berikut yang ingin dilakukan adalah membagi pengetahuan dan aplikasi teknologi ini kepada 8.769 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang tersebar di seluruh Indonesia, melalui pelatihan perakitan, produksi dan pemasangan alat pada kendaraan bermotor. Harapannya adalah supaya alat tersebut dapat segera diproduksi secara massal agar seluruh masyarakat Indonesia cepat terlepas dari jeratan masalah BBM yang selalu menghantui.

Tujuan akhir yang ingin dicapai oleh Makmur dan seluruh timnya melalui peluncuran WaVe++SMK ini,adalah bagaimana supaya pemerintah Indonesia atas dorongan masyarakat mau mendeklarasikan Indonesia sebagai negara pertama yang mengeluarkan kebijakan menggunakan air sebagai bahan bakar. Sehingga dengan begitu Indonesia akan menjadi magnet bagi semua peneliti dan pengembang teknologi bahan bakar air di seluruh dunia, dengan begitu Indonesia akan bisa menjadi negara terdepan dalam penguasaan teknologi bahan bakar air ini.

Sebagai langkah awal, Makmur ingin memulainya dari Aceh, karena itulah untuk acara peluncuran ini Makmur sebenarnya juga mengundang SMK-SMK Teknologi yang ada di Aceh untuk berpartisipasi dengan cara mengirimkan siswa-siswi mereka untuk mengikuti pelatihan teknologi ini, salah satunya adalah SMK Negeri 3 Takengon yang dikepalai oleh Timbul Suroso.

Tapi sepertinya karena suasana perpolitikan di daerah-daerah yang saat ini didominasi oleh kemeriahan Pemilukada, SMK-SMK yang ada di daerah lain di Aceh, tidak seberuntung SMK Negeri 2 Langsa dalam mendapatkan dukungan dana dari pemerintah Kota atau Kabupaten mereka.

Kemungkinan para kepala SMK tersebut tidak mampu menembus rumitnya birokrasi di daerah masing-masing sehingga mereka gagal mendapatkan dukungan dana dari pemda masing-masing untuk mengirimkan siswa/i mereka untuk mengikuti pelatihan teknologi bahan bakar air buah karya SMK Negeri 2 Langsa bekerja sama dengan Green Energy Institute ini (red).

Menurut Makmur Lingga, S.Pd, M.Pd. sampai saat ini sampai saat ini belum ada satupun jawaban yang masuk dari SMK di daerah-daerah tersebut untuk berpartisipasi dalam pengembangan teknologi ini. (SP/red.03)

.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.