Film Dokumenter Tari Guel Sudah Bagus tapi Butuh Pembenahan

Takengon | Lintas Gayo – Tiga film yang berhasil lolos di ajang Malang Film Festival (MAFI Fest), termasuk salah satunya  film dokumenter “Guel Ku Sayang Guel Ku Malang” karya ke-7 siswa SMAN 4 Takengon dikabarkan tidak ada pemenang, ini dijelaskan oleh kepala sekolah SMAN 4 Takengon, Misbahuddin, S.Pd, MM melalui guru pendamping Risnaidy, M.Pd, Rabu (11/04/2012) melalui telepon selulernya.

Ke-3 film tersebut masuk tiga besar dalam kategori film dokumenter umum, tidak adanya salah satu dari tiga film ini yang menjadi pemenang, karena berdasarkan pengamatan dewan juri dalam film tersebut tidak memenuhi kriteria penjurian sebagaimana layaknya film dokumenter, sambung Risnaidy.

“Ini dimungkinkan karena kurangnya penggalian informasi dalam ke-3 film tersebut, terutama untuk film  dokumenter “Guel Ku Sayang Guel Ku Malang”, sehingga pesan yang akan disampaikan dalam fim tersebut tidak kesampaian, sehingga wajar tim juri tidak memenangkan satu pun dari ke-3 film tersebut”, katanya lagi.

Dari keterangan yang diperoleh melalui dewan juri, Risnaidy mengatakan, bahwa ide cerita dalam film ini sangatlah bagus, namun perlu pendalaman informasi yang ingin disampaikan dalam film tersebut, sehingga menjadi nilai tambah dalam film ini.

“Kedepan kita akan mengusahakan agar film ini bisa mendapat juara diajang-ajang berikutnya,  dan dewan juri telah memberi masukan kepada tim untuk membenahi film itu agar lebih baik, karena ide ceritanya sangat baik dan sangat pantas dijadikan film dokumenter”, pungkasnya.

Sementara itu, salah seorang pengiat film di dataran tinggi Gayo yang juga sebagai sutradara film dokumenter Radio Rimba Raya (RRR), Ikmal Gopi mengatakan hal yang sama terkait tidak ada pemenang di ajang MAFI Fest tersebut.

Menurut Ikmal, kekurangan data dan informasi yang diberikan dalam pembuatan film tersebut masih kurang, sehingga banyak hal yang belum tersampaikan dalam film tersebut.

Ditambahannya, sebuah film dokumenter haruslah memiliki perencanaan yang matang dalam proses pembuatannya, mulai dari scenario, editing hingga finishing film tersebut.

Ikmal yang sempat membimbing anak-anak Gayo ini dalam pembuatan film dokumenter merasa bangga dengan hasil karya siswa SMAN 4 tersebut, menurutnya jika proses pembuatan film ini sesuai dengan prosedur maka dapat dipastikan akan memenangkan ajang itu.

“Kemungkinan film tersebut kurang di editting dan finishingnya, tapi salut buat anak Gayo yang sudah berkarya, masih siswa tapi sudah melakukan hal yang luar biasa, terlebih film tersebut bukan dipertandingkan dalam kategori pelajar melainkan dalam kategori umum, kedepannya semoga makin banyak bakat-bakat yang seperti ini”, ujar Ikmal. (Darmawan Masri)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.