Peringati HPN, Kabag Humas Aceh Tengah Tidak Diundang

Laporan : Salhadi/King Reja

Puluhan Wartawan media cetak dan elektoronik liputan Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah, Sabtu (19/02) memperingati Hari Pers Nasional Tahun 2011 yang digelar oleh Persatuan Wartawan Bener Meriah (Pawaber). Acara yang berlangsung di Café Idola Resto Takengon itu dihadiri Asisten Tata Pemerintahan Setdakab Aceh Tengah, M Syukri MPd, Bardan Sahidi S.Pd.I anggota DPRK Aceh Tengah dan Darwin anggota DPRK Bener Meriah, Kabag Humas Setdakab Bener Meriah, Drs Syaifuddin, unsur LSM, Mahasiswa dan LBH.

Pada acara yang dihadiri hampir seluruh wartawan dari dua kabupaten itu, Kabag Humas Setdakab Aceh Tengah, Drs Windi Darsa MM alias Caca tidak tampak hadir. Menurut panitia, Ketidakhadiran kabag Humas Aceh Tengah itu karena memang tidak diundang. Alasannya, selain karena acara itu diselenggarakan oleh Pewaber, Kabag Humas juga tidak akrab dan suka memilah-milah wartawan.

Informasi yang berhasil dihimpun, dari sejumlah wartawan, mereka menyatakan kekcewaannya terhadap Kabag Humas Aceh Tengah. Dia dinilai hanya bisa memberi pelayanan yang baik ke atas sementara ke kepada wartawan tidak berlaku sama. Zulkarnaen dari Harian Aceh, mengatakan, Kabag Humas Aceh Tengah bekerja tidak professional. Hal itu dibuktikan dengan membeda-bedakan wartawan yang ada di Aceh Tengah. “Seharusnya humas harus memperlakukan semua wartawan sama”, sebut nya.

Khairul Akhyar dari harian Waspada menilai, Kabag Humas Aceh Tengah selain tidak akrab, dia juga memilah-milah wartawan. Dia hanya melayani wartawan yang ber”plat merah”. “Dia memang bisa bekerja tetapi dia tidak berlaku sama dengan semua wartawan. Maka pada acara kemarin sengaja dia tidak kita undang”, tegas Ucok.

Jalimin SE, wartawan harian Serambi Indonesia, menilai, Kabag Humas sekarang tidak lebih baik dari kabag-kabag terdahulu. Di awal dia menjabat sebagai kabag, dia sering berkomunikasi, namun setelah itu dia sudah kurang menjalin komunikasi. Seharusnya, sebagai kabag humas, dia harus berkomunikasi yang baik dengan wartawan, seperti memberitahukan jika ada kegiatan-kegiatan Pemda, meskipun itu tidak terlalu penting, sebutnya.

Mantan wartawan Radio Elsinta yang sekrang mengabdi di Metro TV, Basaruddin Cibro menyebutkan, dalam kapasitas pelayanan radio lokal, dalam hal ini “Amanada”, humas sudah memberikan pelayanan dalam katagori cukup, mungkin karena ada program humas di sana. Namun dalam kapasitas wartawan media nasional, mungkin humas tidak tahu,   hal itu terbukti belum ada sekalipun dirinya  dihubungi pada momen-momen tertentu.

Atas ketidakhadirannya itu, Caca melalui Short Message Service (SMS) mengatakan, jika tidak diundang, dirinya  tidak merasa terganggu, karena hari pers orientasinya lebih kepada bagaimana para jurnalis mampu meningkatkan kapasitasnya di tengah blantika globalisasi. Jadi, lebih kepada kompetensi dan kode etik yang melekat.

Kemudian, katanya, ukuran kedekatan Kabag Humas bukan diukur dari permintaan wartawan harus memenuhi iklan yang diminta, tapi kedekatan seorang humas dengan wartawan seberapa jauh dia bisa membantu penyampaian informasi yang dibutuhkan masyarakat. Sekali lagi, professional humas mampu menyebar dan menyuplai informasi. “Tolong ini  dimuat. Ukuran kedekatan humas bukan untuk memenuhi permintaan teman-teman wartawan untuk dimasukkan iklan”, jelas Caca yang terkesan berkomentar kurang bersahabat.

Sementara itu, terkait peringatan HPN, Bupati Ir H Nasaruddin MM via telepon selulernya menyampaikan “Selamat Hari Pers Nasional”. Katanya, melalui momen peringatan Hari Pers Nasional (HPN) ini, pers dapat menjadi mitra yang lebih baik bagi pemerintah daerah dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat.

Pemerintah daerah, kata Nasaruddin, bertugas untuk menyerap dan menyampaikan informasi kepada masyarakat. Karena itu, keberadaan pers sangat membantu dan banyak informasi yang disampaikan oleh pers yang harus ditindaklanjuti oleh pemerintah, serta menambahkan, setiap yang diinformasikan itu menjadi umpan balik bagi pemerintah daerah dalam memenuhi kebutuhan informasi di tengah-tengah masyarakat.

Sebelumnya, pada acara yang digelar menjelang siang itu, moderator, Khairul Akhyar alias Ucok menggiring hadirin untuk lebih kepada mengeritik kerja wartawan. Pada saat itu, semua komponen yang dihadir, baik dari unsure eksekutif, legislatif, LSM, mahasiswa dan LBH memberikan masukan, keritikan dan penyampaian kode etik jurnalistik.

Sejumlah pembicara saat itu, seperti Muhammad Syukri MPD, Bakhtiar Gayo, Bardan Sahidi, Darwin, Salhadi, Idrus, Jalimin dan lainnya, berharap agar para wartawan yang bertugas harus sesuai dengan kode etik, diantaranya, wartawan bukan penyidik dalam mengonfirmasi suatu kasus, beretika, tidak boleh menerima “pesan sponsor”, sebelum menjadi terangka dalam suatu kasus seseoarang tidak dibenarkan mencantum identitas yang jelas kecuali hanya inisial serta sejumlah masukan lainnya yang bersifat untuk meningkatkan profesioanlisme wartawan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

3,627 comments