Takengon | Lintas Gayo – Bupati Aceh Tengah, Ir. Mohd. Tanwier mengapresiasi para arkeolog dari Balai Arkeologi Medan Sumatera Utara yang berhasil menemukan jejak manusia pra sejarah di Takengon.
Ini dinyatakan Bupati yang akrab dengan nama Baong tersebut dalam kesempatan bertatap muka dengan Ketut Wiradnyana dan Pelaksana Tugas Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga, Drs. Ishak di ruang kerja Bupati Aceh Tengah, Rabu 13 Juni 2012.
“Ini penemuan bukti sejarah kehidupan urang Gayo yang butuh pengakuan seluas-luasnya oleh dunia,” kata Mohd Tanwier setelah mendengar penjelasan Ketut Wiradnyana jika temuannya tersebut adalah satu-satunya bukti migrasi budaya Austronesia yang paling lengkap di Indonesia.
“Temuan tersebut sangat potensial dijadikan sebagai objek wisata karena satu-satunya di Indonesia dalam bentuk kerangka yang masih utuh,” ujar Ketut yang hadir di Takengon dalam rangkaian kegiatan pembuatan casting atau duplikat sejumlah kerangka Loyang Ujung Karang.
Menanggapi penjelasan Ketut, Bupati Aceh Tengah berharap pihak terkait di Aceh Tengah terutama Dinas terkait agar merancang perencanaan yang baik dalam pengelolaan objek wisata tersebut dengan harapan peningkatan ekonomi masyarakat dari sektor pariwisata.
Jaga Kealamian Danau Lut Tawar
Selain itu, kepada Plt Kadisbudparpora, Bupati meminta agar pengelolaan seluruh objek wisata terutama seputar danau Lut Tawar dilakukan dengan berbasis alam.
“Kealamian Danau Lut Tawar harus tetap dijaga. Kedepan, hendaknya tidak ada lagi penambahan bangunan permanen di sekitar Danau Lut Tawar. Sampah jangan dibiarkan berserakan dan jangan dibuang ke danau,” kata Mohd. Tanwier.
Caranya, menurutnya masyarakat sekitar mesti dibiasakan menjaga kebersihan yang dimulai anak usia dini dan sekolah dasar. Para guru di Aceh Tengah harus berikan pendidikan buang sampah tidak sembarang kepada muridnya.
“Membangun harus mulai dengan dasar yang kuat.termasuk dalam hal budaya bersih,” pungkas Bupati Mohd. Tanwier. (Khalisuddin)