TANGIS BATU PUTRI PUKES
Oleh: Ansar Salihin
Batu berteriak tegak luka pada miskin sepi
air mata menetes tak henti
ramai tak terlayani.
perkawinan dikisahkan masa lampau
wisata berkunjung ramai, gelap sendiri sepi
kenang air mata, hilang putih dikisahkan
batu cahaya menangiskan rindu tak hilang
pada siapa mengadu.
Padangpanjang, 23 februari 2011
KEPIES
Matahari terbentang
hujan tak reda
dingin gigilkan api membara
Padangpanjang, 24 januari 2011
HARAPAN
Jarak pisahkan hamparan luas berdaki bukit
barat timur mugkinkah bertemu
rindu pada sepi sendiri terjaga
desir hati menoleh luka
pantaskah mencium aroma bunga tak dikenal
memberi harap hati yang sepi
mengharap sayang pada mawar di tepi
sedang lebah di jurang berkubang tak terbang
Bener Meriah, 27 Juli 2011
SELIMUT KABUT
Kepies negeri berpayung awan
berselimut kabut menatap rinai
badai tak henti tubuh berteman hujan
hijau terbentang gigil bersemayam di kalbu.
Padangpanjang, 21, Januari 2012
BIODATA:
Ansar Salihin mahasiswa jurusan Seni Kriya, Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia Padangpanjang. Lahir di Negeri Berselimut Kabut Desa Buntul Kepies, Bener Meriah, Aceh (11 Juni 1991). Aktif di Komunitas seni kuflet Padangpanjang sebagai Sekretaris Umum (2012/2013) dan sebagai Staf Redaksi di Jurnal Seni Online Kuflet.com (2011-2012). lewat Kuflet ia terus berkesian dan aktif menulis, karya tulisnya berupa Puisi, Cerpen, Esai, Artikel, dan Berita. Tulisannya pernah dimuat di koran Post Metro Padang, Koran Rakyat Sumbar, Korandigital.com, Jurnal seni Online Kuflet.com, Lintasgayo.com, dan Padangmedia.com.