Takengon | Lintas Gayo – Bur (Gunung:Gayo-red) Birahpanyang, gunung yang terlihat lebih mencolok dan lebih indah dibanding gunung-gunung lainnya di tepi Danau Lut Tawar Kabupaten Aceh Tengah dalam setahunnya 2 kali dipastikan terbakar.
Kebakaran tersebut, diketahui disengaja oleh oknum warga sekitar gunung tersebut. Penyebabnya, ternyata karena dengan membakar gunung pembatas wilayah Kampung Pedemun dan Toweren tersebut dipercaya mengundang turunnya hujan.
Walau telah dilarang dan diingatkan dengan sanksi-sanksi berat, tak pernah digubris warga, demikian dinyatakan Sahidin, Jum’at 28 September 2012.
Sahidin, sejak 2005 dipercayakan sebagai petugas resmi dari Dinas Kehutanan Kabupaten Aceh Tengah untuk menjaga agar tidak terjadi kebakaran hutan di kawasan tersebut atau lebih dikenal dengan sebutan Upes Api.
“Saya selalu mengingatkan warga agar jangan membakar gunung itu karena merusak lingkungan. Namun tetap saja dibakar,” kata Sahidin.
Dan anehnya, kurang dari satu atau dua minggu setelah terbakar, hujan biasa turun, timpal Sahidin.
Seorang warga setempat, Ikhwan membenarkan pernyataan Sahidin tersebut. “Iya, dalam setahunnya gunung itu pasti terbakar. Tentu tidak mungkin terbakar sendiri jika tidak dengan sengaja dibakar orang. Biasanya saat kemarau berat,” ungkap Ikhwan.
Terbakarnya gunung tersebut, ternyata menjadikan Bur Birahpanyang malah penuh warna dan punya daya tarik sendiri terutama bagi kalangan pehobi foto. Seperti diungkapkan Munawardi dari Gayo Fotografer Club (GFC).
“Rerumputan menghijau beberapa saat setelah terbakar, hari demi menguning dan saat baru terbakar tekstur batu berwarna putih dan hitam muncul dengan dasar permukaan tanah hitam legam. Ini sangat menarik untuk diabadikan,” kata Munawardi. (Khalis)