Takengon | Lintas Gayo – Mantan Bupati Aceh Tengah, Drs. Mustafa M. Tamy telah berpulang ke Rahmatullah, Minggu 7 Oktober 2012 sekira pukul 22.00 WIB di rumah sakit Columbia Medan Sumatera Utara dan akan dikebumikan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Batu Ginging Medan Sumatera Utara.
Kepergian Bupati ke-15 Kabupaten Aceh Tengah ini meninggal berjuta kesan bagi sejumlah kalangan. Ini kata mereka tentang sosok Bupati yang terkenal dengan program terobosan 13 ini :
AS. Cobat (Pensiunan Guru, Seniman Gayo) : Mustafa M Tamy pernah menjadi murid saya di Sekolah Rakyat (SR), dulu bangunannya di depan kantor Bupati Aceh Tengah. Dia bersama Samarnawan dan Bukhari Ishaq pindah sekolah dari Isaq kecamatan Linge karena berkecamuknya pemberontakan DI/TII. Mereka bertiga pintar dan cerdas-cerdas. “Mustafa M Tamy paling bicer dibanding teman-temannya”.
Zam Zam Mubarak (Tokoh muda perjuangan Pemekaran Provinsi ALA) : Sosok pemimpin yang banyak mengkaderkan sosok pemimpin Gayo, diantaranya Hasanuddin B kini Bupati Aceh Tenggara, dan termasuk Nasaruddin, Bupati Aceh Tengah, tokoh perjuangan pemekaran provinsi ALA Rahmat Salamdan lain-lain. Banyak ilmu kepemimpinan kita pelajari dari beliau. Dia menjabat bupati saat konflik Aceh berkecamuk hebat, namun dia bisa melakukan pembangunan, itu yang luar biasa. Terkahir saya bertemu dia pada 16 Januari 2012, dia menyampaikan “Kita harus berjiwa besar membangun daerah”.
Irvan Rasyid (Ketua paguyuban Minang Saiyo Aceh Tengah) : Mustafa M Tamy adalah sosok seorang pemimpin yang cerdas tegas dan cepat bertindak, tidak pernah ragu mangambil keputusan. Disaat beliau menjadi bupatilah pembangunan Aceh Tengah berkembang cepat. Berhasil membangun Bandara Rembele dan penentu dimekarkannya Aceh Tengah menjadi 2 kabupaten, Aceh Tengah dan Bener Meriah. Salah seorang pencetus pemekaran Provinsi Aceh Leuser Alas (ALA). Beliau jugalah yang telah mewujudkan pembangunan gedung Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Muhammadiyah Aceh Tengah (STIHMAT) di Mampak Kebayakan. Mustafa M. Tamy adalah Bupati terbaik dan layak disebut sebagai “Bapak Pembangunan Aceh Tengah”. Selamat jalan Bapak (Guru) kami Drs.H.Mustafa M Tamy.
Khalisuddin (eks pengurus Pemuda Keluarga Laut Tawar Banda Aceh) :Sekitar tahun 1997, Pak Tamy masih menjabat sebagai Kepala Kantor Wilayah Transmigrasi Daerah Istimewa Aceh. Dia memanggil kami bersama Rasyidin Saly, Sofyan SH dan lain-lain selaku pengurus Pemuda Keluarga Laut Tawar (KLT) Banda Aceh. Dia menyampaikan niatnya untuk membangun Aceh Tengah. Kami terlibat diskusi tentang apa yang mesti dilakukan oleh seorang Bupati di Aceh Tengah. Setelah dia menjabat Bupati, kami menilai, dia berhasil dengan beberapa terobosan yang kini dirasakan manfaatnya oleh rakyat Aceh Tengah dan Bener Meriah. Secara pribadi, saya sempat dimintanya sebagai “Pemango” bersama Ali Abubakar untuk resepsi pernikahan anaknya di Banda Aceh, saat itu dia meminta kami menyampaikan undangan kepada seluruh Urang Gayo di Banda Aceh dan Aceh Besar untuk hadir. Keinginannya untuk menjalin silaturrahmi sangat besar. Dia juga pencetus penyelamatan Danau Lut Tawar, menerbitkan Perda tentang ekosistem Danau Lut Tawar. Sangat mendukung misi penghijauan oleh mahasiswa Banda Aceh ditahun 1998. Selain itu, pernah diceritakan pak Abdul Wahab Daud kepada saya jika dimasa kepemimpinan Pak Tamy dilakukan pemindahan lapangan tempat penyelenggaraan pacu kuda Gayo dipindahkan dari Gelengang Musara Alun ke Gelengang H Muhammad Hasan Gayo Blang Bebangka Kecamatan Pegasing pada tahun 2002, tentu dengan persetujuan masyarakat luas.
Mansyur N. Hakim, S.IP (Anggota DPR Aceh Fraksi PA, Komisi B) : Telah tiada sang pengagas 13 terobosan negeri antara, dialah putra terbaik tanah Gayo. Si kancil sebutan akrabnya Hari Sabarno saat itu dia Menteri Dalam Negeri RI memberikan julukan itu, lulusan terbaik SMA Negeri 1 Takengon selalu mendapatkan predikat rangking 1 dijamannya. Dialah Mustafa M Tamy telah sukses membangun negerinya sendiri, pernah sebagai alumnus terbaik LEMHANAS RI. Dia teman sebangku ayah saya Cut Mat, mereka sebangku di SMA 1 Takengon. Dia menolak kesempatan menjadi menteri karena sukses berkarya sebagai abdi negara di Irian Jaya. Selamat jalan Pak Mustafa, karyamu menjembatani kami sebagai penerus. Saya ketemu pak Tamy di masjid raya Baiturrahman Banda Aceh dia menitipkan Aceh Tengah agar di bangun dengan serius. Dan saya telah memulai menulis buku tentang profil beliau, namun terkendala karena dia sering sakit-sakitan akhir-akhir ini.
Yusradi Usman al-Gayoni (Penulis) : Daerah kita masih miskin sumber daya manusia, karena tidak adanya kebijakan dan pembangungan manusia Takengon yang berkelanjutan (tanoh Gayo secara umum) melalui pendidikan S-1, S-2, dan S-3, begitu juga pembangunan kebudayaan. Yang saya tahu, baru Drs. H. Mustafa M. Tamy, M.M.,-lah yang punya kebijakan pembangunan manusia Takengon.Dia juga yang menetapkan lagu Tawar Sedenge karya AR.Moese Sapdin sebagai lagu kebangsaan bagi Urang Gayo.
(Tim LG)
innalillahi wainna illaihi rojiun, buge amal jeroh di almarhum iterime oleh Allah SWT.meninget ken bpk alm,ara sara waktu kami diskusi urum alm, i asrama KGAT medan, Alm mensosialisasikan 13 terobosan pembangunan,ayo pertama dan terakhir aku medemu.selamat jalan ama.maaf aku mungkin aku pernah salah karena nos ama emosi wan diskusi waktu oya.
Alm. Pak Mustafa M Tamy adalah sosok pemimpin Gayo yang Nasionalis. Beliau tidak pernah berpikir rasis. Patut menjadi referensi generasi hari ini. Simbol2 ke “Gayoan” begitu melekat dalam diri beliau, dan hanya ini yang mampu beliau lakukan untuk negeri ini dan patut untuk kita hargai. Dalam Filosopi Urang Gayo, utk syarat menjadi pemimpin adalah lisik, cerdik, bidik dan mersik. Ke empat syarat (adat) ada dalam diri beliau. Hanya itu yang mampu utk ku simpulkan dari diri beliau. Saya selalu ingat dengan pesan2 beliau, bahwa Gayo harus bersatu, karena kita adalah masyarakat minoritas. Kusadarai hari ini ada yang harus pergi, ternyata dia adalah Mustafa M Tamy. Kerinduan inipun akhirnya berujung tangis. Selamat jalan pak..