Padang Panjang | Lintas Gayo â Seminar Nasional âMenjadi Guru Berprestasi Lewat Menulis Bukuâ yang digelar Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI) Cabang Kota Padangpanjang, Minggu (6/1/2013) di Gedung M. Syafei Padangpanjang mendapat sambutan luar biasa dari para guru, mahasiswa, dan pelajar.
Tercatat 200an peserta dari berbagai daerah kabupaten dan kota di Sumatera Barat selain dari Padangpanjang menghadiri seminar ini. Di antaranya dari Kota Padang, Pariaman, Padangpariaman, Pasaman Barat, Agam, Bukittinggi, Tanahdatar dan Batusangkar. Padangpanjang pun didatangi banyak orang.
Seminar yang berlangsung setengah hari itu menghadirkan narasumber Marjohan,M.Pd (guru berprestasi Nasional 2012, penerima penghargaan Presiden RI, dan penulis buku), Fauziah Fauzan El M,SE,A.Kt,M.Si (Pimpinan Perguruan Diniyah Putri Padangpanjang, trainer/motivator, dan penulis buku), dan Drs Irzen Hawer (Guru SMAN 1 Batipuh, penulis novel “Cinta di Kota Serambi” dan 4 judul novel lainnya).
Ketua PPWI Padangpanjang Muhammad Subhan mengatakan, PPWI memberikan perhatian besar dalam mendorong pengembangan minat dan keterampilan menulis terutama di kalangan guru, pelajar dan mahasiswa.
Dengan berbagi informasi dalam seminar ini diharapkan akan lebih mendorong semangat dan gairah menulis terutama para guru, hingga ilmu pengetahuan yang dibidanginya akan terus berkembang lewat buku yang ditulisnya.
Dalam paparan pengalamannya, ketiga narasumber sama-sama memberikan kiat untuk sukses sebagai penulis hendaklah rajin membaca, merenungkan apa yang dilihat, kemudian menuliskannya.
Marjohan di tengah kesibukannya sebagai guru di SMA Negeri 3 Batusangkar serta mengajar di perguruan tinggi masih menyempatkan membaca sekitar 100 halaman sehari. Dalam satu semester ia bisa menulis dua sampai tiga buku, atau enam buku dalam setahun.
Begitu juga pengalaman Fauziah Fauzan yang sangat sibuk sebagai pimpinan sekolah, pengajar dan trainer masih sempat membaca dua sampai tiga buku per minggu, belum lagi melahap berbagai informasi lewat internet dan media cetak. Ia juga mengaku, bisa menulis kapan saja, seperti di ruang tunggu bandar udara dan ia pernah menerbitkan sebuah buku dalam tempo dua hari.
Sedangkan Irzen Hawer mengaku dalam 10 hari belakangan ini saja telah membaca lima buku dan dalam masa liburan sekolah ini ia setiap hari menulis. Ia memberikan kiat, menulis yang menyenangkan itu pada waktu subuh.
Ketiga nara sumber sama berpendapat, sebagai guru akan lebih banyak ilmu dan lebih abadi yang bisa ditinggalkan lewat buku. Bila itu diniatkan sebagai amal saleh, maka insya Allah akan menjadi pahala sebagai bekal ke akhirat.
Pada kesempatan tersebut, PPWI Padangpanjang juga memberikan penghargaan kepada guru sepuh asal Kota Padangpanjang, yaitu Irsyad Adam, yang hingga di usia lanjut masih giat mengajarkan ilmunya kepada generasi muda, terutama seni musik (biola).(SP/red.04)