Oleh: Syahrur Ramadhan*
MASALAH ibadah tidak ada batas dan selalu hangat untuk di bicarakan, karena ia merupakan tatanan kehidupan yang paling utama dalam setiap diri manusia. Sudah menjadi kewajaran jika sebuah kepribadian setiap individu haruslah memiliki ketauhitan atau dasar keimanan, tak ayal perilaku ibadah setiap manusia memiliki tingkatan yang berbeda. Ada kalanya ilmu pengetahuan yang menjadikan seorang lebih memiliki kemampuan cenderung mengutamakan totalitasnya dalam urusan agamanya.
Manusia diciptakan Allah bukan hanya sekedar untuk hidup di dunia ini kemudian mati tanpa pertanggungjawaban, tetapi manusia diciptakan untuk beribadah. Maka agar manusia terjaga hidupnya, bertaqwa, diberi kewajiban ibadah. Tegasnya manusia diberi kewajiban ibadah agar menusia itu mencapai taqwa.
Kita seringkali dan banyak menganggap ibadah itu hanyalah sekedar menjalankan rutinitas dari hal-hal yang dianggap kewajiban, seperti shalat dan puasa. Ruang lingkup ibadah dalam Islam amat luas sekali, merangkum setiap kegiatan kehidupan manusia. Setiap apa yang dilakukan baik yang bersangkut dengan individu maupun dengan masyarakat adalah ibadah selagi ia memenuhi syarat syarat tertentu.
Agama Islam amat istimewa hingga menjadikan seluruh kegiatan manusia sebagai ibadah apabila diniatkan dengan penuh ikhlas demi mencapai keridhaan-Nya, serta dikerjakan menurut tata cara yang disyariatkan. Islam tidak membataskan ibadah kepada sudut-sudut tertentu saja. Seluruh kehidupan manusia adalah medan amal dan persediaan bekal bagi para mukmin sebelum mereka kembali bertemu Allah di hari pembalasan nanti. Setiap apa yang dilakukan baik yang bersangkut dengan individu maupun dengan masyarakat adalah ibadah.
Para ahli mengemukakan pendapatnya tentang pengertian orang tua, menurut Miami yang dikutip oleh Kartini Kartono, dikemukakan âOrang tua adalah pria dan wanita yang terikat dalam perkawinan dan siap sedia untuk memikul tanggung jawab sebagai ayah dan ibu dari anak-anak yang dilahirkannya.â (Kartono, 1982:27). Apabila seorang laki-laki dan seorang perempuan telah bersatu dalam ikatan tali pernikahan yang sah maka mereka harus siap dalam menjalani kehidupan berumah tangga salah satunya adalah dituntut untuk dapat berpikir seta begerak untuk jauh kedepan, karena orang yang berumah tangga akan diberikan amanah yang harus dilaksanakan dengan baik dan benar, amanah tersebut adalah mengurus serta membina anak-anak mereka, baik dari segi jasmani maupun rohani. Orang tualah yang menjadi pendidik pertama dan utama bagi anak-anaknya.
Sementara anak adalah seorang yang dilahirkan dari perkawinan antara seorang perempuan dengan seorang laki-laki dengan tidak menyangkut bahwa seseorang yang dilahirkan oleh wanita meskipun tidak pernah melakukan pernikahan tetap dikatakan anak. Anak adalah asset bangsa. Semakin baik keperibadian anak sekarang maka semakin baik pula kehidupan masa depan bangsa. Begitu pula sebaliknya, Apabila keperibadian anak tersebut buruk maka akan buruk pula kehidupan bangsa yang akan datang.
Setiap manusia harus menyadari bahwa keberadaannya karena adanya orangtua. Hanya yang tidak mempunyai orang tua adalah nenek kita Nabi Adam dan Siti Hawa. Tidak dapat kita pungkiri bahwa orang tua telah berusaha sekuat tenaga dan mencurahkan segala daya upaya untuk memelihara dan mendidik putra-putrinya agar menjadi manusia yang berguna bagi bangsa, Negara dan agama.
Cobalah kita bayangkan bagaimana perjuangan orang tua dalam melaksanakan tanggung jawabnya. Ibu, yang telah mengandung, melahirkan, dan menyusui, serta memelihara siang- malam tanpa mengenal letih, lelah dan selalu mengalah agar keinginan anaknya terpenuhi. Demikian ayah yang bekerja membanting tulang di berbagai lapangan kehidupan. Bersusah payah keringat membasahi sekujur tubuh, siang dan malam bekerja, memeras pikiran demi anaknya, memperjuangkan seluruh tenaga kadang-kadang menghadang panasnya terik matahari atau hujan lebat yang turun dari langit. Alangkah lebih baik jika kita memahami arti pentingnya berbakti pada orangtua.
Berdasarkan hal yang sedemikian Islam sangat mewajibkan kita untuk berbuat baik dan berbakti kepada kedua orangtua, sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 83 yang Artinya: âKamu sekalian tidak dibenarkan beribadah selain kepada Allah dan terhadap kedua orang tua hendaklah selalu berbuat baik.â
Berbuat baik kepada orangtua antara lain adalah bagaimana kita berusaha untuk menyenangkan hati ibu bapak kita dan menjauhi segala perbuatan yang tidak mereka sukai. Kemudian selalu mendoakannya agar rahmat dan kasih sayang Allah senantiasa tercurah kepada orang tua sebagaimana doa yang telah diajarkan oleh guru-guru kita.
âYa Allah, ampunilah dosaku dan dosa kedua orang tuaku. Sayangilah mereka keduanya sebagaimana mereka mendidikku di waktu kecil.â
Berbakti kepada kedua orang tua termasuk ibadah dan sangat besar pahalanya. Besarnya jasa orang tua tidak mungkin bisa dibalas dengan segala bentuk balasan dari anaknya, baik berupa jasa maupun materi, termasuk kemewahan dunia. Mengingat begitu besar jasa kedua orang tua terhadap anaknya, maka wajib hukumnya bagi seorang anak untuk menghormati kedua orang tuanya.
Mengabdi kepada kedua orang tua merupakan salah satu amal shalih yang mulia bahkan disebutkan berkali-kali dalam Al Quran tentang keutamaan berbakti pada orang tua. Janganlah sekali-kali kita berbuat durhaka kepada orang tua. Ingatlah begitu dahsyatnya ancaman bagi siapapun yang durhaka kepada orang tua. Seandainya ada diantara kita orang yang durhaka, sudah jelas akan mengundang kemarahan Allah, di dunia kita akan hidup sengsara, di alam barzah akan menderita, dan diakhirat nanti kita akan merasakan azab.
Sudah banyak contoh yang menceritakan bagaimana nasib orang yang durhaka pada orang tua. Misalnya contoh Al Qamah yang mengalami kesakitan yang tak tertahankan sewaktu akan menghadapi kematianya. Begitu juga Malin kundang disebabkan durhaka kepada ibunya, sampai-sampai dia tak pernah mengaku akan ibunya sendiri. Akhirnya dia berubah menjadi batu. Maka dari contoh diatas memberi motivasi bagi kita supaya seorang anak wajib berbuat baik kepada orangtuanya dan berdosa besar apabila ada yang durhaka.
Allah yang Maha Bijaksana telah mewajibkan setiap anak untuk berbakti kepada orang tuanya. Bahkan perintah untuk berbuat baik kepada orang tua dalam Al Qurâan digandengkan dengan perintah untuk bertauhid sebagaimana firman-Nya, âDan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan âahâ atau âuhâ terhadap orang tua saja dilarang apalagi yang lebih dari itu. Maka dari itu dianjurkan kepada setiap anak untuk mengucapkan perkataan yang mulia.
Membuat menangis orang tua juga terhitung sebagai perbuatan durhaka, tangisan mereka berarti itu merupakan terkoyaknya hati, oleh tingkah sang anak. Sekarang kita ketahui bersama apa arti penting dan keutamaan berbakti pada orang tua. Kita ingat kembali, betapa sering kita membuat marah dan menangisnya orang tua? Betapa sering kita tidak melaksanakan perintahnya? Memang tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam bermaksiat kepada Allah, akan tetapi bagaimana sikap kita dalam menolak itupun harus dengan cara yang baik tidak serampangan. Bersegeralah kita meminta maaf pada keduanya, ridha Allah tergantung pada ridha kedua orangtua.
Orang tua tidak menginginkan kita membayar apa yang telah mereka beri, namun ketaatan kita pada Allah dan orang tua telah membayar segala keletihan mereka. Begitu besarnya jasa orang tua kepada anak anaknya sehingga setiap kita yang masih memiliki orang tua diwajibkan untuk berbuat baik dan berbakti kepada kedua orang tua. Lantas apa yang bisa kita perbuat untuk membalas semua jasa orang tua? Bisakah kita membalasnya?
Dalam sebuah hadist, diceritkan seorang sahabat yang bertanya kepada Nabi SAW, âSiapakah yang patut memperoleh penghormatan terbaik dariku, wahai Nabi?â âIbumu,â jawab Nabi singkat. âLalu siapa lagi?â sahabat kembali bertanya. âIbumu,â Nabi tetap memberi jawaban yang sama. âLalu siapa?â sahabat itu terus bertanya.âIbumu,â lagi-lagi Nabi memberi jawaban yang sama hingga tiga kali. âLalu siapa, wahai Nabi?â âAyahmu.â
Diantara alasan yang menjadikan ibu sebagai orang yang paling berhak untuk ditaati dan dibakti adalah karena kejadian durhaka kepada orang tua kebanyakan menimpa seorang ibu dari pada ayah. dan karena ibu adalah orang yang melahirkan kita, menyusui kita, mendidik kita, menjaga setiap saat kita terbangun.
Sebab itulah Allah juga mewajibkan berbakti kepada orang tua, khususnya kepada ibu dengan firman-Nya: Artinya : “Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.” (QS Luqman : 14)
Seorang anak selalu menyita perhatian orang tuanya dan tatkala menginjak masa tua mereka pun tetap berbahagia dengan keadaan putra-putrinya. Akan tetapi betapa cepat seorang anak melalaikan semua jasa-jasa orang tuanya, hanya disibukkan dengan isteri dan anak. Sehingga para bapak tidak perlu lagi menasihati anak-anaknya. Hanya saja seorang anak harus diingatkan dan digugah perasaannya atas kewajiban mereka terhadap orang tuanya yang sepanjang umurnya. Dengan berbagai kesulitan dihabiskan untuk mereka serta mengorbankan segala yang ada. Demi kesenangan dan kebahagiaan mereka hingga datang masa lelah dan letih.
Maka berbuat baik kepada kedua orang tua menjadi keputusan mutlak dari Allah dan ibadah yang menempati urutan kedua setelah beribadah kepada Allah: “Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliha-raanmu”. (Al-Isra’: 23) Ini tingkatan yang lebih tinggi lagi yaitu keharusan bagi anak untuk selalu mengucapkan perkataan yang baik kepada kedua orang tua dan memperlihatkan sikap hormat serta menghargai. Allah Ta’ala juga berfirman: “Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kasih sayang”.
Pemahaman diatas menjadi renungan bagi kita semua, marilah kita menjadi anak yang shaleh, taat beribadah dan selalu berbuat baik kepada kedua orang tua. Karena ridha Allah SWT adalah ridha kedua orang tua.***
*Mahasiswa  IAIN Ar-Raniry Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Banda Aceh