BELUM banyak masyarakat Gayo di Kabupaten Aceh Tengah mengetahui keberadaan tanaman kayu Jabon atau dalam bahasa latinnya disebut Antocephalus cadamba Miq., padahal di beberapa daerah seperti di Jawa dan beberapa daerah di Sumatera tanaman kayu ini telah menjadi primadona tanaman hutan dan memiliki nilai ekonomis yang cukup menjanjikan.
Kayu Jabon merupakan tanaman hutan yang memiliki banyak manfaat seperti bahan baku bangunan, bahan furniture, bahan baku kertas dan lain-lain. Jabon tergolong tanaman kayu fast growing spesies yaitu jenis tanaman yang cepat tumbuh. Seperti halnya kayu Sengon (Albazia Falcataria), kayu Jabon pada akhir-akhir ini menjadi primadona tanaman kehutanan karena sudah banyak dibudidayakan masyarakat di banyak daerah seperti pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan dan daerah lainnya, dikarenakan nilai ekonomis kayu Jabon cukup menjanjikan.
Kayu Jabon memiliki keunggulan lebih dibandingan Sengon, diantaranya tingkat kelurusan batang yang bagus, tidak memerlukan pemangkasan, tingkat penyusutan yang rendah dan pertumbuhan yang relatif cepat yaitu dapat dipanen dalam umur yang singkat minimal umur panen adalah lima tahun dan banyak lagi keunggulan lainnya.
Adalah Siswandi seorang praktisi dibidang kehutanan yang tinggal di Kampung Kute Lintang Kecamatan Pegasing Kabupaten Aceh Tengah, yang juga berprofesi sebagai Pegawai Negeri Sipil di dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Aceh Tengah.
Siswandi telah berhasil membudidayakan tanaman kayu Jabon. Setelah beberapa kali mencoba menyemai benih kayu Jabon kemudian gagal disemaikan, pada akhirnya Siswandi berhasil menanam ribuan batang bibit kayu Jabon hasil semaiannya di lahan miliknya seluas 4 hektar di Kampung Singah Mulo Bener Meriah yang kini telah tumbuh setinggi pinggang orang dewasa ungkapnya.
Ditanya darimana dia memperoleh biji tanaman kayu Jabon ini, pada awalnya beliau mendapatkan biji Jabon dengan memesan langsung dari Bogor seharga sekitar tiga juta rupiah per kilogramnya. Akan tetapi sekarang ini dia tidak memesan lagi dari bogor melainkan memperolehnya dari Jabon yang tumbuh liar di kawasan hutan Owaq dan Ketapang.
Jabon ternyata banyak terdapat di Gayo ungkapnya, yaitu di kawasan Ketapang-Owaq Kecamatan Linge. Jenis Kayu Jabon yang tumbuh liar di hutan Owaq dan Ketapang merupakan jenis Jabon Unggul yaitu tergolong jenis Jabon Merah yang disebut dengan “Klempin” oleh masyarakat Owaq.
Biji Jabon yang berasal dari tanaman Jabon yang tumbuh di daerah Ketapang lebih bagus untuk dijadikan bibit terang Pak Sis, karena memiliki tingkat perkecambahan yang tinggi.
Jabon Gayo, tingkatkan ekonomi dan selamatkan lingkungan
Menanam Jabon merupakan investasi yang menjanjikan terang Pak Sis, alasanya adalah dikarenakan semakin meningkatnya kebutuhan terhadap bahan baku kayu baik sebagai bahan bangunan, pengolahan kayu, pabrik kertas dan lain sebagainya, sementara kayu yang tumbuh di hutan alami tidak bisa diandalkan sebagai penyedia stok kebutuhan bahan baku kayu, dikarenakan terbatasnya sumberdaya hutan alami yang kini mengalami laju penyusutan yang sangat tinggi, ditambah lagi dengan isu-isu kerusakan lingkungan yang menyebabkan banyak bencana dan pengaruhnya terhadap pemanasan global yang kesemuanya itu merupakan akibat dari eksploitasi hutan yang berlebih.
Realita ini tentunya memerlukan alternatif penyediaan bahan baku kayu tanpa menganggu ekosistem hutan alami dan menanam kayu adalah solusinya, dari sekian banyak jenis tanaman kayu ekonomis yang bisa dikembangkan untuk hutan produksi atau hutan rakyat, Jabon merupakan pilihan terbaik dikarenakan Jabon memiliki masa panen yang singkat sehingga secara ekonomi sangat menguntungkan pembudidaya.
Sekarang saja ada beberapa orang pengusaha dari daerah Sumatera Utara yang meminta persediaan kayu Jabon ukuran siap panen yang dihargai sekitar satu juta enam ratus ribu rupiah perbatangnya ungkap Pak Siswandi.
Coba hitung saja jika dalam satu hektar kita dapat menanam sebanyak 500 batang saja, dapat dibayangkan bukan berapa penghasilannya selama lima tahun yaitu sekitar Rp.800.000.000,- sementara besarnya modal untuk mengadakan bibit dan pemeliharaan termasuk biaya administrasi pada saat panen masih jauh dari angka tersebut Pak Sis menjelaskan. Hanya saja tanaman Jabon harus memiliki kualitas yang sesuai dengan permintaan pasar terang pak Sis kembali.
Biasanya panen dilakukan oleh pihak pembeli yang merupakan pengusaha atau pabrik pengolahan kayu, kita tinggal siapkan dokumen yang berkaitan dengan izin dan administrasi transaksi penjualannya terang Pak Sis. (Munawardi)