Takengon | Lintas Gayo – Kawasan budidaya perikanan Danau Lut Tawar mulai dikaji secara detil oleh Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah melalui Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) setempat.
Pengkajian ini, menurut Kadisnakkan Aceh Tengah, drh. Rahmandi yang disampaikan saat pembukaan Focus Group Discussion (FGD) yang dilangsungkan di Oproom Setdakab setempat, Senin 27 Mei 2013 melibatkan tim ahli dari Balai Penelitian Perikanan Perairan Umum (BP3U) Palembang.
“Tujuan kegiatan ini untuk pemanfaatan daya dukung danau Lut Tawar secara berkelanjutan,” kata Rahmandi.
Sementara itu, Wakil Bupati Aceh Tengah, Drs. H. Khairul Asmara dalam paparannya dihadapan peserta FGD utusan dari berbagai kalangan tersebut menyatakan kekhawatirannya jika danau Lut Tawar benar-benar rusak yang berakibat punahnya ikan istimewa, Depik dan Kawan.
“Perlu upaya agar ikan Depik dapat dibudidayakan sehingga dapat dinikmati oleh masyarakat secara lebih luas seperti halnya ikan Bilih di Sumatera Barat yang banyak disediakan di restoran-restoran,” kata Khairul.
Diuraikan Wabup, Danau Lut Tawar adalah anugerah bagi masyarakat Aceh Tengah dan sebagian warga disekitar danau sangat tergantung kehidupannya dari danau itu.
Selain itu, kata dia, juga potensi wisata yang sangat berharga yang perlu pengembangan kedepannya.
Dalam kesempatan itu, ketua tim ahli dari BP3U Palembang, Dr. Husnah M.Phil juga memaparkan sejumlah data teknis dan fajta kondisi kekinian terkait Danau Lut Tawar.
Kegiatan itu akan berlangsung selama 3 hari kedepan hingga 29 Mei 2013 mendatang dengan menghadirkan peserta dari berbagai kalangan. (Kha A Zaghlul)