Takengen|Lintas Gayo- Ummat Islam di Aceh belum sepenuhnya mengamalkan ajaran islam secara baik dan benar. Kebiasan salah menjadi budaya dan yang benar tidak dibudayakan. Namun dinegara non muslim justru ajaran Islam itu yang diamalkan.
Contoh sederhana, sebut Tgk.Mulyadi M.Jamil, pencemarah maulid nabi, di Takengen Barat, Selasa (25/02/2014) malam, menyebutkan, soal disiplin, kebersihan dan jujur. Ummat Islam di Aceh belum membudayakan dengan amalan yang benar, dan masih membenarkan yang salah.
Disiplin, sebutnya, di jalan raya saja, bagaimana ummat kita disiplinnya. Rambu dilanggar, berkenderaan suka hati, dan mengangap sudah menjadi kebiasaan. Justru di negeri non muslim mereka lebih disiplin, lebih teratur. Padahal itu ajaran islam.
Soal kebersihan, jelasnya, dinegeri yang sempat disingahi tengku ini dibebeberap Negara Eropa, tingkat kebersihannya jauh lebih bagus dari pada ummat Islam di Aceh. Padahal mereka mengamalkan ajaran Islam, mengapa kita lupakan? “Yang tidak kita pakai, ternyata dipakai orang, padahal milik kita,” sebutnya.
Demikian dengan jujur, ketika Ustad ini, shalat di Hamburg, Jerman, dompetnya tinggal di masjid yang berbentuk ruko. Panitia masjid jujur dan teliti. Panitia masjid menanyakan siapa yang kehilangan, apa buktinya, apakah ada identitas atau tanda lainnya didompet?
Namun setelah dijelaskan semunya identitas itu dompet dikembalikan utuh dengan uangnya, tanpa kurang sepeserpun. Rencana panitia masjid bila tidak ada pemeliknya akan diserahkan untuk kegiatan masjid.
Bila dompet dengan sejumlah uang itu hilang di Aceh? Hanya dompet dan surat keterangan didalamnya yang kembali. Ternyata mengamalkan islam itu indah bila diamalkan seluruhnya, jangan hanya persoalan yang besar saja seperti shalat, puasa. Namun cerminan islam itu ada diseluruh sisi kehidupan, sebut Ustad Mulyadi M. Jamil yang sudah keliling Aceh dan Indonesia berceramah. (Iqoni RS)