Mursyid : Saya Ikut Pemilukada untuk Benahi Kaderisasi

Jakarta | Lintas Gayo – Banyak pertanyaan yang ditujukan kepada Mursyid, salah satu Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) asal Provinsi Aceh yang santer terdengar kabar akan maju sebagai Calon Bupati Aceh Tengah di ajang Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) yang rencananya akan digelar November 2011 mendatang.  Dan untuk menjelaskan maksudnya tersebut, Mursyid mengundang sejumlah tokoh masyarakat, pemuda, dan mahasiswa Gayo hadir di Gedung Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia di Senayan, Jumat malam (13/5).

Setelah shalat magrib dan makan malam, acara silaturrahmi pun dimulai. Dalam pembukaannya, M. Hasan Daling, yang diminta memberikan sambutan mewakili masyarakat Gayo di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) mengatakan sangat berterima kasih atas undangan Mursyid. Sehingga masyarakat Gayo di Jabodetabek bisa lebih mengenal siapa Mursyid, yang merupakan salah satu pimpinan di DPD RI. Termasuk mengetahui maksud dan tujuan silaturrahmi yang digelar Mursyid.

Dalam paparannya, Mursyid yang pada tahun 1999-2004 sempat menjadi Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPRD—sekarang DPRK) Kabupaten Aceh Tengah mengatakan bahwa setelah mempertimbangkan dengan matang, 2 bulan yang lalu dia memutuskan untuk maju sebagai calon bupati Aceh Tengah.

“Ada anggapan bahwa saya turun kelas dan persoalan di daerah kecil (Takengon dan umumnya tanoh Gayo serta Aceh). Selain itu, orang Gayo tidak memiliki wakil di pusat. Saya melihat sebaliknya, persoalan di daerah-lah yang besar dan kunci penyelesaiannya ada sama kepala daerah,” kata Mursyid.

Terlebih saat ini, tambah Mursyid, kaderisasi orang Gayo baik di tingkat provinsi maupun nasional “hampir mati.” “Paling tidak, dengan izin Allah, kalau saya terpilih, dalam lima tahun ke depan, coba kita benahi kaderisasi dan regenerasi di semua lini. Ada yang di departemen, badan, komisi, angkatan darat/laut/udara, kepolisian, sampai Anggota DPRA, MPR/DPR/DPD RI, dan lain-lain.

“Fokus saya tetap di perbaikan sumber daya manusia (SDM) melalui program S-1, S-2, dan S-3 dan pendidikan secara umum,” jelas Mursyid.

Selain itu, Mursyid akan membenahi masalah dekadensi moral yang kian parah di Takengon. Danau Lut Tawar juga perlu Badan Otoritas tersendiri. “Dengan jejaring yang saya miliki sekarang, terutama di DPD, MPR, DPR RI dan departemen, tambah belajar dari daerah lain di Indonesia, insya Allah akan semakin mudah membenahi Takengon dan umumnya tanoh Gayo,” tutur Mursyid.

Di lain pihak, Mursyid menegaskan bahwa dia tidak akan ber-money politics. Karena kekuatan politik tidak ditentukan uang, melainkan investasi sosial. Dalam sesi diskusi, peserta yang hadir kelihatan sangat antusias dan memberikan banyak masukan kepada Mursyid. (Win Kin Tawar)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

3,627 comments

  1. Assalam, jika memang sudah difikirkan secara matang dan siap dengan segala konsekuensinya… Monggo Pak, tapi Pak…sebagai ingat2an “menduduki puncak tanpa fondasi yang kokoh akan sangat rentan”, ide dan idealisme yang brilian dan progresif tanpa adanya motor yang mantap dari akar,batang dan dahan akan kandas di lautan borok yang sudah menggurita dan mengakar kokoh. MOHON PAK, SEBAGAI SEORANG TOKOH…. PERSIAPKAN DULU KADER YANG JADI MOTOR PERRBAIKAN JIKA BAPAK NANTI SUKSES. SIAPA SAJA ORANG YANG AKAN DUDUK PADA POSISI2 STRATEGIS…. KARENA PAK, KAMI YANG ADA DALAM SISTEM BIROKRASI SUDAH FAHAM BETUL(klo pun tidak, minimal tahu) BAGAIMANA GURITA INI MENGGEROGOTI…… SEKALI LAGI PAK,PERSIAPKAN DULU SENDI/KADER YANG BARU….

  2. Saya sangat setuju dengan IPAK, MUSTAFA, RIWARI. Pak MURSYID sebaiknya anda berfikir dahulu. Anda berada DPD pusat bukan karena diri anda, melainkan masyarakat Wilayah Tengah. Resapi dan Renungi Pak MURSYID.

  3. saya pikir uztaz Mursyid menyelesaikan dulu tugas yang diamanahkan rakyat di DPD, karena kenaikan Ustaz ke DPD bukan hanya oranng Aceh Tengah, tetapi ada beberapa kabupaten di Dapil II, nanti mereka marah dan dan dianggap pengkhianat oleh rakyat pemilih. Saya fikir apa yang menjadi visi dan misi bila menjadi bupati tidak akan tercapai sebagaimana diharapkan. Saya berharap ustaz dapat kanaah.

  4. Jabatan itu amanah, ya amanah harus dilaksanakan, kalau tidak dilaksanakan berarti khianat. Sebagai anggota DPD, dulu minta izin kepada rakyat Aceh ( lewat dukungan suara pemilih ) dan telah berjanji akan membangun Aceh selama 1 priode (5 tahun) kedepan, kalau mau tidak disebut pengkhianat, karena sebelum habis melaksanakan tugas sudah mau mengundurkan diri sebagai anggota DPD tanpa sepengetahuan pemilihnya, maka harus minta izin lagi ke pemilih dulu ( sesuai dgn jumlah suara )semuanya. Kalau cara itu bisa ditempuh, maka label pengkhianat akan terhapus dan sudah layak mencalonkan diri sebagai jabatan publik apapun dinegeri ini. Tapi kalau tidak bisa ditempuh cara minta izin tadi ke pemilih, maka bagaimana mungkin seorang pengkhianat bisa dipercaya kembali sebagai pemegang amanah lainnya, karena akan muncul juga sifat pengkhianatan itu dalam tugas2nya sebagaimana yang telah dilakukannya sebelumnya..

  5. saya yakin klw pak mursid terpilih tuk 5 th ke depan memimpin daerah takengon apa yang bpk statement kan kemungkinan besar terlaksana,tapi itu hanya membawa perubahan pada 1 (satu) daerah gayo saja yaitu hanya “Gayo lot ” ataw ” Gayo Takengon saja.Persoalannya Bukan masalah turun kedudukan yang bapak tempati,tapi klw bpk di DPRRI bpk dapat membangun suku gayo yang terdapat di 3 kabupaten yang telah memberikan suaranya kpd bapak pada saat PEMILU yang lau,jika bpk ikut maju di Pilkada ini dan apa bila bpk dipilih oleh rakyat Aceh Tengah maka bpk hanya dapat membangun 1 kabupaten saja.Lalu bg mana tentang kabupaten gayo yang lainnya yg telah memberi harapan dan kepercayaan kpd bpk tuk membangun daerahnya..dan apakah pengganti bpk di DPRRI nya nanti merupakan orang yang dipercaya rakyat gayooo? yang jelas pengganti bpk bukan orang yang dipilh oleh rakyat Gyo !skin terima kasih.Wassalam.

  6. mohon maaf kalau dianggap menggurui: mohon pak mursyid merenungi secara mendalam, konstituen partai mana di indonesia yang konsisten dan konsekuen melakukan kaderisasi secara berkelanjutan dan efektif. sehingga visinya bukan saja mengubah sebuah daerah tapi suatu bangsa bahkan peradaban dunia.munkin ini dianggap terlalu muluk, tapi ini adalah sebuah keniscayaan. saya punya harapan besar bahwa pemimpin di takengon pada khususnya tidak lagi mengeksploitasi fanatisme kesukuan/kedaerahan, tapi mampu menjadikan masyarakatnya berprestasi ditingkat yang lebih luas di indonesia. karena kita semua punya potensi. selamat berjuang. Allahu Akbar3!!!3x

    1. setelah membaca tulisan Win Wan Nur yang berjudul “Isu Uken-Toa, Sebelum dan Sesudah Kedatangan Belanda,” saya ingin mengurai dialog dengan seseorang yang mengatakan kopi yg sudah dijemur kadar air 13% tetapi masih ada ulat penggerek hidup diujungya padahal kopi itu sdh sangat kering spontan saya jawab TURHAMUN (rahmatNya) sdh dicabut (alhujurat :10) kenapa? seolah2 di Takengon itu antara uken urum toa lagu gere sara urangne kitepe nge tikik, karena ada saudara2 kita yg datang ke Gayo baru rame penduduke kegere meh muni kin pongte, gere percaya (Bupatimuni, camatmuni, gecikmuni, tengkumuni, amamuni, inemuni, anakmuni) bukankan Allah berpesan Sesungguhnya Orang Mukmin Itu Bersaudara Jika terjadi perselisihan diantara Mereka satukan damaikan agar kamu mendapat rahmat. Semaju apapun teknologi dan sepintar apapun orangnya sebanyak apapun uangya semua akan sia2……………. bukankah hari ini fakta pembunuhan karakter selalu terjadi takkala terjadi PERTUKARAN pemimpin. Tunas yg baru tumbuh langsung ditindas akhirya KULANGIT GERE MUPUCUK KUBUMI GERE MUUYET sesungguhnya kita sudah kehilangan kader beberapa generasi…………… RASUL berpesan tidak beriman salah seorang diantara kamu jika Dia tidak mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri. Dulu standar urang Gayo rata2 es Cendol wajar pecah beklah itu muncul, sekarang rata rata S1 tapi tambah hancur……………Dimanapun jika PR ini tidak pernah diselesaikan kita akan lihat generasi kita akan semakin lemah kedepan……. KITA UKEN TOA 100% Muslim apabila selalu diliputi dendam, yg muncul akibat kezaliman sosial dan perlakuan buruk sebagian orang terhadap sebagian yg lain ditambah lagi upaya oarng lain yg ingin mencincang2 kita, yg menyulut api pertikaian antar kasta……Buruh dan petani dimanja secara lahir tuk kepentingan tertentu sementara para pedagang, cendikiawan, karyawan, mahasiswa adalah kelompok BORJUIS yg memamfaatkan. HARUS ADA SEKELOMPOK GENERASI yg membenahi ini………. Diantara nilai2 kemanuasiaan yg ditentukan Islam adalah UKHUWAH (persaudaraan) Hendakya masyarakat Gayo ini hidup dimasyarakat itu saling mencintai saling menolong saling memperkuat sehingga benar2 terasa bahwa kekuatan saudara adalah kekuatannya dan kelemahan saudara adalah kelemahannya juga. Dia akan merasa kecil jika sendirian dan merasa besar jika bersama2 saudaranya. Mari sejenak kita kembali kebelakang kemasa2 perjuangan KETIKA SETIAP DIDONG GAYO itu sintak pemulo dimulai dgn kalimat yg saling menguatkan “AMAAAAAAAA ada nilai melindungi pasti CEH E ari UKEN, ABAAAAAANG ada nilai ingin dilindungi pasti CEH E ari TOA betapa INDAHYA ketika ini direnungkan pasti akan bercucuran air mata Coba lihat ternyata GENERASI ITU YG MENGUASAI ACEH SECARA KESELURUHAN BAHKAN TERBANG KESELURUH NUSANTARA tetapi teryata hari ini sintake dimulai dengan kata2 WINNNNNN tertanam nilai KESOMBONGAN gere ke sesur jangutmu Abangku, Engingku, Denganku, Serinenkut boh idatenke Wallahualam

  7. ass. wr. wb. bapak mursyid yth
    kalau bisa untuk sementara tidak usah dulu turun kelas menjadi kepala daerah, lebih baik bapak seperti sekarang, mewakili daerah di pusat, karena masih ada harapan lima tahun kedepan buat bapak setelah periode ini. agar bapak lebih matang dan sempurna menjadi pemimpin.
    wassalam

    1. terima kasih atas sarannya.itu sangat baik sekali. sbnrnya itu membuat saya ckp lama mengambil keputusan untuk menjawab pertanyaan2 u turun ke daerah…realitas dilapangan silahkan dibaca apakah kita mengarah kpd perubahan SDM yg dpt bersaing atau tidak.penyakit yg ada di negara kita mewabah sampai ke desa2. lihat saja realitas di media massa… justru kita didikte u menerima yg salah jd benar,dan benar jadi salah.BAHKAN BEGITU BANYAK YG SDH APATIS MELIHAT NEGERI INI.mau minta tlg kpd siapa menyelesaikannya……………….. bahkan hari ini ada ide gila, bahwa memiliki GANJA di bawah 1 gram tidak salah!apakah para penikmat yg bertebaran dinegeri ini mengantongi 1 kg? jadi tugas kita harus memulai memperbaiki dari diri sendiri.tentu saja bekerjasama dgn lembaga yg sah.
      Bukankah tokoh2 yg dipusat sdh 2-4 PERIODE PENGALAMANNYA menata negeri ini,hasilnya apakah makin lihai berbuat pofitif atau negatif? kemungkaran2 yg dilakukan secara sadar dikelola secara berjamaah dari hulu hingga hilir.makanya saya mencoba memperbaikinya dari daerah sendiri dengan sentuhan kasih sayang bukan dgn gaya ular phyton atau singa (hikah dan hasanah),dgn harapan agar dapat sembuh. bukan tidak mungkin 3 th ke depan penyakit sosial ini akan semakin kronis. wallahu a’lam bishawab