Takengen | Lintas Gayo : Pelatihan kepemimpinan bukan hanya memberikan segudang teori bagaimana caranya memimpin, tetapi juga mengulas bagaimana sosok pemimpin yang memiliki karakter yang kuat lagi arif. Dan LSM LIPGA saat ini sedang berusaha meyakinkan kepada para pelajar baik siswa SMP maupun SMA di Takengeon bahwa setiap pribadi mereka memiliki potensi untuk menjadi seorang pemimpin.
Memberikan pengertian kepada remaja bukanlah hal yang mudah seperti yang dialami trainer Lipga, Ā Surya, ketika ia memberikan pelatihan di SMA 1001 Takengen, Jumāat (13/5). Sebagian dari para siswa tidak memperhatikan sang trainer, asyik sendiri dengan urusannya masing – masing.
Bahkan tidak sungkan meminta permisi keluar dan tidak kembali lagi ke ruangan. Amat disayangkan karena pihak guru dari SMA ini sangat mendukung kegiatan pelatihan ini, seperti diakui oleh Wirdi Putra, guru olahraga yang menyatakan kebanyakan dari anggota OSIS masih belum tahu apa saja yang menjadi tugasnya.
āDengan kegiatan seperti ini diharapkan dapat mengembangkan kegiatan OSIS, karena mereka merupakan pemimpin bagi organisasi kegiatan ekstrakurikuler di sekolah ini seperti kesenian, olahraga, pramuka dan teaterā harapnya.
Menurut Imam Fatwa salah seorang panitia Lipga, selama kurang lebih sepekan mereka mengadakan pelatihan ke sekolah-sekolah, saat di MAN 2 lah yang jumlah audiennya terbanyak, hampir 90 siswa bertempat di aula sekolah.
Saat pelaksanaan training (12/5/2011) lalu, siswa kelas 1 mengenakan pakaian serba hijau seharga Rp.200 ribu yang mereka akui sebagai baju batik MAN 2, sedangkan yang kelas 2 mengenakan pakaian sekolah biasa karena baju batik yang mereka beli seharga Rp. 180.000 rupiah dahulu berbeda sehingga hanya sesekali saja dikenakan.
Menurut Mirna, anggota OSIS MAN 2 yang berkeinginan selepas sekolah nanti ingin meneruskan ke kebidanan, sekolahnya belum pernah mendapatkan pelatihan kepemimpinan baik dari internal maupun dari pihak eksternal.
Tak heran jika anggota OSIS MAN 2 belum sepenuhnya paham mengenai administrasi, dan dalam kesempatan tersebut digunakan dengan baik oleh para anggota OSIS untuk menggali ilmu sebanyak- banyaknya dari materi yang disampaikan oleh Lipga.
Hari berikutnya, Lipga menemukan suasana yang berbeda. Bertempat di Mushala Pesantren Yayasan Quba Kecamatan Bebesen yang ditata seperti Bebalen. Di bagian timur dan utara Mushala tinggi dinding Bebalen yang terbuat dari lembaran-lembaran papan tersebut hanya satu meter, sehingga para santri dapat dengan bebas menghirup udara sejuk karena Mushala berbatasan dengan bukit- bukit dan persawahan.
Saat Lintas Gayo memantau kegiatan Lipga, para santri yang baru menunaikan shalat Ashar sebagian perempuannya masih mengenakan mukena, sedangkan laki-lakinya mengenakan sarung dan kopiah.
Lisa Mulya salah seorang santriwati yang berasal dari Lukup Sabun mengaku sangat senang dengan acara ini karena mengetahui bagaimana menjadi pemimpin yang baik, minimal menjadi pemimpin bagi diri sendiri.
Para trainer dari Lipga tak bosan ā bosannya memberikan motivasi kepada para santri untuk bertekad menjadi orang yang sukses, sukses dalam artian dapat membahagiakan dan bermanfaat orang ā orang disekitarnya. (Ria Devitariska/Rahma Umar)
yang pertama harus dibenahi adalah mental spiritual bila ingin perubahan yang positif dan jangka panjang. baru kemudian diiringi perubahan fisik atau lahiriah. inilah yang dimaksudkan oleh Allah SWT. dalam Q.S.13:11, INNALLAHA LAYUGHOIRUMA BI QAUMIN HATTA YUGHIRUMA BI ANFUSIHIM.