Takengen | Lintas Gayo : Tanpa rencana sebelumnya, Lintas Gayo, Sabtu (14/5) malam yang hadir untuk memenuhi undangan panitia Festival Band Anti Narkoba (Festa) 2011 yang mengadakan acara penyerahan hadiah bagi sejumlah pemenang festival tersebut di Central Kupi Simpang Wariji Aceh Tengah berkenalan dan akhirnya bisa mewawancarai salah seorang calon bupati Aceh Tengah Periode 2012-2017 mendatang, Muslim Ibrahim yang hadir beserta sang istri di acara tersebut.
Saya mengikuti perkembangan Gayo, khususnya Aceh Tengah dari akun facebook I Love Gayo karena memuat sejumlah pemberitaan tentang Gayo dengan sangat update. Disamping itu juga Love Gayo punya situs berita sendiri, www.lovegayo.com, kata Muslim mengawali pembicaraannya dengan Lintas Gayo ditengah riuh rendahnya acara yang juga diisi dengan penampilan band oleh para musisi muda tanoh Gayo yang hadir.
“Adik-adik ini punya potensi bagus dibidang seni music, akan tetapi selama ini kurang mendapat dukungan serta kesempatan. Kedepan, mereka harus terus dibina sebaik mungkin,” kata pria kelahiran Lampahan Bener Meriah, 4 Juli 1979 ini.
Setelah diminta, Muslim menjelaskan terkait pencalonannya sebagai salah seorang Cabup Aceh Tengah. “Saya maju bukan karena tidak suka kepada orang lain, tapi karena panggilan hati untuk berbuat bagi masyarakat Aceh Tengah. Siapa pemimpin Aceh Tengah itu diperiode depan sebenarnya sudah ada, tapi menjadi rahasia Yang Maha Kuasa. Dan karenanya kita berusaha,” kata Muslim.
Untuk sosok calon wakil bupati (cawabup) yang akan mendampinginya, Muslim mengaku masih melakukan penjajakan. “Hingga saat ini saya belum punya pendamping dan yang pasti bukan istri saya,” katanya sambil tertawa.
Diakuinya banyak kritikan atas pemasangan baliho foto diri dan keluarganya disejumlah sudut Aceh Tengah. “Saya mengenalkan siapa saya dan keluarga saya kepada masyarakat. Dan itu cara saya mengenalkan diri. Baliho itu bukan untuk mempengaruhi pemilih, tapi untuk memperkenalkan diri,” ujar Muslim yang sempat mengenyam Sekolah Dasar (SD) di Lampahan dan SMP di Simpang Layang ini.
Saya tau persis jika masyarakat Aceh Tengah cukup cerdas untuk tidak mengambil kesimpulan bahwa saya maju menjadi Cabup berpasangan dengan istri saya yang sekarang sebagai dokter sekaligus menjabat kepala Puskesmas di Kecamatan Silihnara, tambahnya lagi.
Menanggapi sejumlah persoalan yang belakangan ini mencuat di Aceh Tengah, Muslim tidak secara langsung menanggapi dengan kalimat kritis. Akan tetapi dengan menyatakan bahwa persoalan yang mendera Aceh Tengah adalah niat untuk berbuat, juga persoalan manajemen serta sejumlah persoalan lainnya. “Program yang dilaksanakan hendaknya melihat kepada kebutuhan masyarakat seperti persoalan kebutuhan air warga Takengen yang sempat berlarut-larut. Serahkan saja kepihak swasta jika pemerintah tidak sanggup urus,” kata alumni Madrasah Aliyah Negeri (MAN) I Banda Aceh tahun 1998 ini.
Dia juga menekankan bahwa siapapun yang memimpin tidak bisa kerja sendiri-sendiri. Akan tetapi dengan melibatkan seluruh komponen yang ada serta jauh dari keberpihakkan. “Amatan saya, kepercayaan terhadap pemimpin ataupun kandidat yang akan memimpin Aceh Tengah ini sangat kurang dan cenderung apatis. Karenanaya mereka ingin lihat bukti terhadap apa yang dijanjikan ataupun yang pernah diucapkan,” papar pria beranak satu ini yang meyakini masyarakat akan lebih menuruti naluri dan kata hati saat memilih nantinya, bukan uang.
“Tanoh Gayo adalah tanah keramat yang penuh keberkahan, karenanya siapapun pemimpin yang niat dan kinerjanya melenceng akan merasa sangat malu dan malah keluar dari Gayo Aceh Tengah ini saat kekuasaannya berakhir,” tegasnya.
Muslim yang merupakan tamatan Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN) Jatinangor tahun 2003 kini menjabat sebagai salah seorang Kasubbag dijajaran Kantor Gubernur Aceh. Saat ini orangtuanya berdomisili di Kemili Kecamatan Bebesen.
Pembicaraan kemudian berakhir saat Master of Ceremony acara pembagian hadiah festival band tersebut memanggil namanya untuk memberikan hadiah kepada salah satu grup band pemenang. Setelah itu Muslim diminta bernyanyi. Dengan diiringi sejumlah musisi yang hadir dia kemudian menyanyikan dua lagu dari album Naff berjudul Terendap Laraku dan Kau Masih Kekasihku.
Mendengarnya bernyanyi dengan cukup baik, salah seorang pengunjung spontan menyeletuk. Kalau nantinya jadi bupati, asyik juga neh. Lagu top Indonesia dia bisa, pasti lagu Gayopun oke seperti judul lagu Ampung-ampung Pulo, kata penonton ini sambil tertawa. (Windjanur/Wein Mutuah)
Gayo Tanah Keramat,…
Pemimpinnya Harus bisa jadi keramat pula sesudah Di panggil sang Khaliq satu saat..:-) adakah…?