Kiprah Orang Gayo di Sabang

Sabang | Lintas Gayo : Kota Sabang, yang terletak di kawasan paling barat Indonesia, dihuni sejumlah warga yang notabene adalah pendatang baik dari 23 kabupaten yang ada di Aceh maupun dari luar Aceh. Hal ini menyebabkan penghuni “Pulau Makam Empat Puluh Empat” ini sangat heterogen.

Ternyata tak sedikit juga Urang Gayo di sana. Tak sekadar mendiami Pulau Weh, sekaira 61 KK  punya peran besar sesuai profesi dan pekerjaan mereka masing-masing. Sejumlah Urang Gayo bercokol di bidang pemerintahan, sebut saja Tgk Bahar yang menajabat Kepala Biro Kesitimewaan  Aceh Setdako Sabang.

Tak hanya itu, sejumlah tokoh pendidikan seperti Juanda asal Ronga-Ronga, Abrar asal Mendale Kebayakan, tokoh penggiat olahraga Edi Suhaili alias Pak Guru asal Gunung Kebayakan juga merupakan urang Gayo. Tak tanggung-tanggung mereka berhasil mengangkat mutu pendidikan dan membidani klub sepak bola Desa Balohan, Rajawali, hingga berprestasi berulang kali.

Di bidang perdagangan dan wirausaha, sebut saja Sadri asal Tami Delem yang memasok holtikultura untuk pasar pagi dan sejumlah cafe di Sabang. Ia juga menjajakn dagangannya di pasar pagi pusat kota Sabang. Selain dia ada juga Ibu Gayo dengan nasi kateringnya, dan Mukhlis asal Ronga-Ronga selaku pengelola toko ATK dan studio poto terbesar yakni Monisa Reklame.

Konon, sejak awal  pengenalan destinasi wisata bahari seperti Gapang dan Iboih tak lepas dari peran M Amin (75). Kemampuan M Amin menguasai sejumlah bahasa asing membuat dirinya dengan mudah menggaet wisatawan mancanegara berkunjung ke Pulau yang diapit Samudera Hindia ini.

Sabang yang hingga kini terus memeperjuangkan status pelabuhan bebas sesuai UU No 37 /2000 dan PP No 83 2010 kini tengah menunggu perjuangan seorang putra Gayo Ruslan Abdul Gani selaku Ketua BPKS atau badan pelaksana yang akan mengurusi kawasan bebas Sabang. Dari sekian banyak kiprah orang Gayo tersebut, tak salah jika ada adagium “orang gunung mengurusi laut”. Selain mereka masih banyak urang Gayo di berbagai instanasi pemerintahan seperti guru, kantor walikota, KPU, Polri dan TNI dan wartawan.

“Disini ada 61 Kepala Keluarga sebagian besar tergabung dalam paguyuban  keluarga asal Gayo di Pulau Weh yang bernama Musara Wan Ranto. Seperti di tempat lain di sini diadakan arisana setiap bulannya, “ kata M Nasir Aman Nita Kamis (19/5) di Café Mie Aceh Kagura. M Nasir dipercayakan sebagai ketua paguyuban itu.

Dijelaskan M Nasir, jika rata-rata perkepala keluarga punya anggota keluarga sebanyak 3 orang maka orang yang berdarah Gayo di Sabang capai 180 jiwa lebih. Di Sabang juga terdapat koperasi  simpan pinjam milik urang Gayo yang kini punya aset diperkirakan sekira Rp 2 miliar lebih.

Ara tikik nome ruhul

Ada fenomena unik di Sabang, terutama bagi yang baru menjejakkan kaki pertama kali ke Sabang. Siang hari  mulai pukul 12.00 WIB, Sabang bagai kota mati, jalanan sepi, kebanyakan toko dan warung juga tutup. Tak banyak yang tau apa sebabnya.

Menurut sejumlah sumber, kota sepi karena warganya kebanyakan tidur di siang hari. Jika pun tidak tidur, mereka memilih untuk berada dalam rumah. Kebiasaan ini terbawa sejak masa pelabuhan bebas 1985, saat itu warga pagi-pagi sekali  sudah bekerja, malamnya bekerja lagi membongkar atau mendistribusikan barang ekspor sehingga siang dimanfaatkan untuk beristirahat. Kebiasaan itu terbiasa hingga sekarang. Aktivitas di pulau ini kembali menggeliat mulai pukul 05.00 WIB.

“Ara tikik nongpe nome ruhul Bang, tapi café kami tetap muke. Apalagi aku kelam nge hek bersih-bersih, jadi nong ruhul kukalei nome,” kata pengelola café atau warkop Mie Aceh Kagura, Fauzi didampingi abangnya Fajri. Bisnis café ini mulai dilakoni sejak sehari sebelum tsunami. Lokasi café ini cukup strategis karena terletak di lokasi wisata Pante Kasih berbatas langsung dengan pantai Samudera Hindia.

Jadi jika Anda nanti ke Sabang, jangan lupa sambangi mereka-mereka ini, minta diantarkan ke kilometer nol atau tempat wisata lainnya. Jangan lupa cicipi mie Aceh made urang Gayo, tentu anda jangan lupa bayar setelah makan. Jika anda menumpangi kapal KMP BRR, di sana ada Anak Buah Kapal (ABK) bernama Win Adi menanti  Anda. Selamat datang di Sabang. (LSK/Khalisuddin)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

3,627 comments

  1. Thank you, I have recently been searching for information about this topic for ages and yours is the best I have discovered so far.