Tingkat kelulusan UN tahun 2011 di daerah Gayo secara keseluruhan memuaskan semua pihak, mulai dari penyelenggara pendidikan sampai kepada siswa dan para orang tua. Namun beban belumlah lepas, karena masih ada satu tahapan seleksi lagi yaitu ujian masuk ke PerguruanTinggi Negeri harus dilalui, alasan mereka yang masuk ke Perguruan Tinggi Negeri adalah karena mutu yang dihasilkan sudah terjamin, fasilitas perkuliahan mulai dari ruang kuliah, tenaga pengajar, IT dan perpustakaan lebih lengkap. Sekolah asal sangat merasa bangga dan mengumumkan di media massa tentang jumlah kelulusan siswa melalui undangan di Perguruan Tinggi ternama. Kendati masih ada diantara masyarakat kita yang berpikiran tidak perlu jauh-jauh kuliah dan kuliah di manapun sama saja.
Sambil menunggu keluarnya pengumuman lulus seleksi, orang tua yang bercita-cita anak harus menuntut ilmu ketempat yang jauh agar tidak terbebani dengan apa yang menjadi aktivitas keseharian orang tua, sudah mempersiapkan apa yang harus di bawa sebagai bekal sebagaimana layaknya orang merantau, persiapan tidak hanya pada barang yang akan dibawa tetapi juga dimana tempat tinggal dan dengan siapa akan tinggal.
Untuk menghilangkan keresahan dan keraguan orang tua yang akan melepaskan anaknya keperantauan menuntut ilmu, Aceh TV melalui acara KEBERNI GAYO mengundang narasumber Ketua HPBM Satria dan ketua IPPEMATA Bicerdi untuk berdialog dan interaktif, tentang Pembinaan Mahasiswa Baru. Acara ini live pada hari jumāat tanggal 2 Juni 2011 jam 20.00 sampai dengan 21.00 WIB, sasaran dari acara ini adalah semua mahasiswa dan orang tua untuk saling memberi tahu apa yang akan dikerjakan organisasi Mahasiswa Bener Meriah dan Aceh Tengah yang ada di Banda Aceh, harapan bahwa mahasiswa yang datang ke Banda Aceh menerima pembinaan dari organisasi pemuda dan orang tua yang ada.
Paparan kedua narasumber bahwa mereka telah melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah tentang Perguruan Tinggi yang ada di Banda Aceh, baik mengenai Universitas, Institut ataupun jurusan yang akan diambil. Langkah sosialisasi ke sekolah dilakukan karena pada baberapa tahun ini pendaftaran masuk Perguruan Tinggi sudah melalui jalur online, sehingga organisasi mahasiswa tidak mempunyai peran terhadap alumni SMU ketika mereka mendaftar. Kendati sosialisasi telah dilakukan kami tetap yakin masih ada diantara sekolah yang belum memahami bagaimana cara mendaftar dan jurusan serta universitas apa yang harus dipilih.
Sebagai organisasi mahasiswa dari dua Kabupaten yang ada di Banda Aceh yaitu HPBM dan IPPEMATA, sudah mempunyai program rutin dalam menyambut adik-adik kita yang datang dari Takengon dan Simpang Tiga Redelong. Program rutin tersebut yang paling pertama adalah penyambutan mahasiswa baru dengan menepung tawari mereka, acara ini bertujuan sebagai wahana silaturrahmi antara mahasiswa yang sudah lebih awal ke Banda Aceh dengan mereka yang baru datang.
Tahapan selanjutnya adalah pelatihan kepemimpinan bagi mahasiswa baru dan bagi mereka yang belum mendapatkan pelatihan, tujuan dari pelatihan ini adalah untuk meningkatkan kemampuan kepemimpinan serta kemampuan bertanggungjawab apabila diberi tugas atau pekerjaan. Bentuk tanggungjawab yang dibebankan oleh kedua organisasi ini adalah ketika ada acara, seperti maulid atau acara dalam bentuk lain, mereka dilibatkan sebagai panitia.
Kegiatan rutin yang dilakukan IPPEMATA dan HPBM untuk semua anggota adalah : diskusi, kuliah umum /kuliah adat, budaya ditambah dengan pengajian dan bedah buku. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk merubah pola pikir mahasiswa dari yang tidak baik kepada yang lebih baik, dari selama ini bermental pengecut menjadi pemberani, dari selama ini tidak berani berbicara menjadi berani.
Kegiatan-kegiatan lain yang mendukung adalah pertandingan bola volli antar mahasiswa, pertandingan Futsal, lomba memasak dan dalam waktu dekat akan diadakan ābeberu rujak partiā (diskusi sire nyilet).
Pemirsa interaktif Alfi yang tinggal di Beurawe, berharap kepada IPPEMATA dan HPBM untuk meningkatkan sosialisasi program kepada semua anggota dan selalu aktif memberi informasi, seperti melalui mading-mading yang ada di setiap Universitas yang ada di Banda Aceh, karena kalau kita perhatikan selama ini daerah lain masih lebih bagus.
Ketua IPPEMATA dan HPBM menyikapi saran dan pertanyaan yang diajukan dengan mengakui itu sebagai kelemahan yang perlu diperbaiki, dengan meminta kepada semua mahasiswa yang merasa berasal dari Kabupaten Aceh Tengah atau Bener Meriah ikut serta berpartisipasi memajukan organisasi. Karena tanpa keaktifan semua mahasiswa organisasi ini tidak bisa jalan, untuk kedepan semua yang dikatakan tadi akan diupayakan dengan selalu berharap tidak ada lagi informasi yang tidak sampai kepada seluruh mahasiswa.
Mereka mengakui pendataan mahasiswa secara keseluruhan belum dapat dilaksanakan dengan berbagai kendala, seperti mahasiswa yang berasal dari Bener Meriah berjumlah sekitar 1000 orang dan baru terdata sebanyak 360 orang. Sedang untuk Aceh Tengah tidak menyebutkan jumlah angka, tapi kesulitan yang dihadapi adalah sulitnya membedakan antara mahasiswa yang berasal dari Aceh Tengah dan Bener Meriah merupakan suatu kendala.
Melihat kendala yang dihadapi oleh kedua organisasi ini mereka sepakat untuk mengupayakan adanya organisasi kecil yang berada di bawah HPBM dan IPPEMATA, untuk setiap Perguruan Tinggi. Seperti yang selama ini sudah ada PERMATA di IAIN Ar-Raniry dan IMATAMU di Universitas Muhammadiyah. Dan kita harapkan dalam waktu yang tidak lama Universitas yang lain membentuknya.
Landasan pemikiran meletakkan organisasi setiap Universitas dan Perguruan Tinggi yang ada di Banda Aceh adalah karena organisasi yang diakui olah KNA (organisasi orang Gayo yang ada di Banda Aceh dan Aceh Besar) adalah IPPEMATA dan HPBM. (Drs. Jamhuri, MA)