Hari Apriono, memasang peredam suara ditelinganya. Matanya tajam mengarah pada bagian mobil, berupa pintu mobil yang plat bajanya mirip dengan mobil yang digunakan bupati Bener Meriah yang ditembak OTK.
Hari Apriono, Kapolres Bener Meriah berpangkat Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) memasang kuda-kuda dengan sikap siaga menembak. Dor. Timah panas keluar dari moncong laras panjang AK 47 serta Senjata Serbu (SS) produksi Pindad.
Dua orang polisi dari Laboratorium Forensik Polda Sumatera Utara mengamati dengan teliti lubang yang dihasilkan senjata laras panjang itu. Mengambil foto dan mencatat dan mengukur lebar peluru. Setelah menembak dari jarak 15 meter menggunakan laras panjang , AKBP Hari Apriono kemudian mengambil beberapa jenis senjata api laras pendek.
Jarak tembaknya semakin dekat dari sasaran. Hari kembali mengambil posisi menembak dan dor. Peluru jenis pistol tak menembus plat pintu mobil. Kemudian diganti dengan beberapa jenis senjata lainnya, termasuk Glock. Dor.
Dua orang tim Labfor yang berpakaian seragam rompi dengan tulisan Labfor, kembali mendekati bekas lubang tembakan, mengambil foto dan mencatat serta mengukur besarnya lubang tembakan. Keduanya tidak banyak berucap. Beberapa kali adegan ini dilakukan Hari Apriono, dilapangan tembak Mako Polres Bener Meriah dibagian belakang Polres yang berbatasan langsung dengan hutan pinus mercusi. Lokasi Mako Polres Bener Meriah sebelum konplik adalah lahan HPH yang dipenuhi pohon Pinus yang dipasok ke Lhokseumawe sebagai bahan pabrik Kertas Kraft Aceh (KKA)
Sejak bupati Bener Meriah , Tagore AB bersama sopirnya Gempa Alamsyah dilaporkan ditembak Orang Tidak Dikenal di sekitar jembatan Uning Bersah Bener Meriah, (1/6) lalu, polisi di Kabupaten pemekaran Aceh Tengah bekerja keras.
Keseriusan penyelidikan polisi pada kasus ini ditandai dengan turunnya ke TKP beberapa perwira polisi dari Polda Aceh saat dilangsungkan rekonstruksi. Bahkan dengan dukungan Polda, Polres Bener Meriah juga mendatangkan Labfor Polda Sumut yang sudah dua kali diturunkan ke Bener Meriah guna mengungkap “misteri “penembakan mobil pribadi bupati, BL 1 YA.
AKBP Hari Apriono, setelah melakukan rekonstruksi penggunaan senjata yang mungkin digunakan OTK terhadap mobil bupati Bener Meriah dicecar wartawan dengan berbagai pertanyaan. Namun Hari Apriono tampak santai dan menjawab semua pertanyaan wartawan.
“Polisi bekerja professional dan serius mengungkap kasus penembakan mobil bupati”, kata Hari sambil menarik asap rokok . Rekonstruksi yang dilakukan polisi Bener Meriah, lanjut Hari merupakan bentuk keseriusan polisi mengungkap kasus tersebut.
Jika selama ini polisi belum menemukan selongsong dan proyektil peluru yang digunakan OTK menembak mobil bupati, hasil penyidikan secara marathon oleh polisi selama sepekan terakhir mulai menguak tabir.
“Polisi sudah menemukan satu dari tiga proyektil peluru yang menembus mobil bupati. Yang kita temukan adalah kemeja salah salah satu proyektil di salah satu bagian mobil bupati”, terang Hari Apriono kepeda wartawan.
Menurut Hari, polisi Bener Meriah bekerja menggunakan kaidah-kaidah ilmiah polisi dan tidak terpengaruh berbagai rumor yang disampaikan wartawan terhadap berbagai dugaan penembakan mobil bupati yang santer ditengah masyarakat. Seperti dugaan adanya rekayasa setelah polisi tidak menemukan selongsong dan proyektil paska kejadian.
Setelah melakukan serangkaian penyidikan dengan dukungan Polda Aceh dan tim forensic Labfor Polda Sumut, Jum’at (10/6) AKBP Hari Apriono diminta Polda Aceh segera menyampaikan hasil penyidikannya.
Laporan Kapolres Bener Meriah kepada Polda Aceh dilengkapi dengan hasil penyidikan dari tim Labfor Polda Sumut yang dituangkan dalam BAP. Namun wartawan tidak berhasil memperoleh informasi dari tim Labfor Polda Sumut.
Dari rekonstruksi penembakan di lokasi Lapangan tembak Mako Polres Bener Meriah, kemungkinan peluru yang menembus mobil bupati adalah dari laras pendek jenis Glock dan laras panjang dengan diameter lubang pada mobil sekitar 9 milimeter.
Paska kejadian penembakan mobil bupati Bener Meriah, polisi sudah meminta keterangan dari bupati dan supirnya Gempa Alamsyah. Bahkan polisi juga melakukan rekonstruksi ulang di TKP dengan melibatkan langsung saksi korban.
“Polisi masih belum bisa mengetahui pelaku dan motif dibalik penembakan bupati. Tapi polisi akan terus bekerja secara professional”, kata Hari Apriono. Kini, sejumlah polisi dari Polda Aceh masih berada di Takengon guna mencari titik terang kasus penembakan bupati.
Paska penembakan mobil bupati, aktipitas warga diseputar TKP Kampung Uning Bersah dan Kabupaten Bener Meriah terlihat berjalan normal dan tidak terpengaruh nyata atas kejadian tersebut. Menurut beberapa warga, mereka sudah pernah merasakan konplik yang lebih parah sebelumnya dan berharap kejadian serupa tidak terjadi lagi paska MoU.
Pun begitu, Kapolres Bener Meriah mengimbau warga Bener Meriah yang berada diwilayah hukumnya yang masih memiliki senjata untuk tidak ragu mengembalikan senjata api yang mungkin saja masih disimpan melindungi diri saat konplik dulu.(Win Ruhdi Bathin)