Takengen | Lintas Gayo : Tarian kuda lumping dan munalo yang ikut memeriahkan peringatan BBGRM VIII, HKG PKK Ke-39, Harganas XVIII, Hari Krida Pertanian Ke-39, serta Harkopnas Ke-64 Tingkat Provinsi Aceh yang dipusatkan di Kampung Merah Mege Kecamatan Atu Lintang Aceh Tengah, Selasa (14/6) merupakan wujud keragaman budaya yang terdapat di daerah penghasil kopi tersebut.
Penari Kuda Lumping dengan ornamen khas, serta para penari Munalo dengan kerawang Gayo mengiringi Gubernur Aceh, Drh. H. Irwandi Yusuf dan Bupati Aceh Tengah, Ir.H.Nasaruddin, MM menuju ke panggung kehormatan. Tarian itu merupakan bukti keragaman budaya, serta menjadi salah satu daya tarik wisata Aceh Tengah.
“Kedua tarian itu sengaja kita tampilkan untuk menghormati tamu sekaligus membuktikan bahwa Aceh Tengah kaya ragam budaya.” ungkap Drs. Al Hudri, Kepala BPMPK Aceh Tengah selaku Ketua Panitia Pelaksana Peringatan BBGRM VII tersebut.
Al Hudri sangat yakin jika keragaman budaya yang terdapat didaerah ini dapat dioptimalkan, ditambah lagi dengan nama kopi Arabika Gayo yang makin mendunia, tentu berdampak kepada meningkatnya pertumbuhan ekonomi daerah.
Oleh karena itu, lanjutnya, di lokasi acara itu juga disiapkan stand pameran yang memamerkan berbagai potensi pariwisata termasuk sejumlah produk-produk kerajinan rakyat. “Ada cup test kopi di stand Disperindagkop, gratis,” timpalnya.
Senada dengan itu, ditempat yang sama Wakil Walikota Banda Aceh, Illiza Saaduddin Djamal kepada Lintas Gayo mengungkapkan bahwa Banda Aceh bukan hanya milik warga Banda Aceh namun milik seluruh kota di Aceh sehingga Pemko Banda Aceh juga sangat layak mempromosikan wisata seluruh kota. “Kita akan mempromosikan Aceh secara menyeluruh, bukan hanya budayanya, tapi promosi kami, ada kesenian Gayo”, ujarnya. (***)