Kuliner Gayo Dorong Pengembangan Ekowisata dan Lestarikan Tumbuhan Pangan


Jakarta| Lintasgayo.com – Keberadaan pangan turut melestarikan tumbuhan pangan. “Ada tiga kegiatan yang bisa digabungkan, masakan tradisional, budaya, dan konservasi. Ketika masyarakat adat mempertahankan masakan tradisonal sebagai bentuk tradisi dan budayanya, maka secara tidak langsung, konverasi tumbuhan pangan juga terjadi. Ketika budaya terjaga, otomatis, masakan tradisional terjaga, bahan masakan atau tumbuhan pangan juga ikut terjaga,” kata kata Ivana Joy Pauline Pangaribuan, mahasiswi Magister Konservasi Biodiversitas Tropika Institut Pertanian Bogor (IPB) yang jadi pembicara Bincang Kuliner Pusat Kajian Kebudayaan Gayo, Jumat malam (3/6/2022).

Ivana Joy Pauline Pangaribuan melakukan penelitian tentang kuliner Gayo di Kampung Mude Nosar Kecamatan Bintang Kabupaten Aceh Tengah, di bawah bimbingan Dr. Ir. Arzyana Sunkar, M.Sc. dan Dr. Syafitri Hidayati, S.Hut., M.Si.

Dilanjutkannya, potensi ekowisata juga begitu besar, karena masakannya sudah tersedia, pemandangan pun begitu indah. “Saya melihat nelayan sedang menangkap ikan di Danau Laut Tawar. Bahkan, saya menikmati naik kapal ke tengah danau. Saya belum pernah mendapatkan sensasi kesenangan, keindahan alam seperti ini sebelumnya,” sebut alumnus Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata IPB itu.

Dengan penyuguhan masakan-masakan sebelumnya, akunya, masam jing, kupi, gutel, cecah-cecahan, dinikmati di samping Danau Laut Tawar, akan jadi nilai plus bagi masyarakat Gayo untuk membuka ekowisata.

Selain dari Danau Laut Tawar, jelasnya, bisa melalui kebudayaan Gayo. “Saat itu, saya juga terlibat membuat wajik. Ini sebenarnya bisa jadi nilai plus bagi wisatawan, ketika bisa terlibat langsung dalam proses dan tradisi yang ada dalam masyarakat Gayo. Saya juga beruntung sekali bisa melihat tarian khas Gayo saat itu dari adik-adik yang masih SD. Tapi, sudah sangat bagus sekali untuk memperagakan tarian tersebut. Bagi masyarakat perkotaan, hal ini sangat jarang dan akan menjadi nilai plus lagi,” peraih Digital Entrepreneurship Academy Talent Scholarship Tahun 2021 Kementerian Komunikasi dan Informasi tersebut.

Pusat Kajian Kebudayan Gayo menggelar kegiatan daring ke-15 melalui Zoom Meeting, dengan moderator Yusradi Usman al-Gayoni (penulis buku “Ekolinguistik”), Master of Ceremony (MC) mahasiswi Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Nursyifa Aprilisa, dan diisi dengan pertunjukkan suling (seruling) Gayo oleh pesuling Gayo yang tidak asing lagi di Jabodetabek, Gemuruh Alam. (Ihfa)

Comments are closed.