Takengon | Lintasgayo.com – “Kita akan lawan PT Brantas Adipraya, yang telah memindahkan makam pejuang gayo semena-mena. Kami juga mempertanyakan Amdalnya. Karena tidak mengetahui ada makam pejuang Aceh di lokasi proyek”, kata Azmie Azman, salah seorang pendemo yang peduli sejarah. Azman menyatakan bukti sejarah, berupa makam pejuang Gayo di Aceh Utara, sangat dilindungi undang undang.Siapapun yang merusaknya bisa dipisana.
Sementara seorang wakil keluarga pejuang Gayo di lokasi Proyek Krueng Keurotoe, menyatakan PT. Brantas menghalangi mereka saat ingin melihat kuburan Pang Kilet. Bahkan pihak keluarga dipersulit serta tidak diijinkan memoto lokasi makam yang biasa mereka ziarahi.
Selain itu, Sadikin, seorang jurnalis juga menyatakan kemarahannya pada pihak PT Brantas yang menutup akses informasi makam.Bahkan Sadikin menyatakan rela mati mempertahankan makam pejuang yang dianggap Syahid, bila PT Brantas Adipraya terus memindahkan makam, tanpa melibatkan ahli waris. Dan cara cara yang disyariatkan.Demo berlangsung di Kantor Bupati Bener Meriah, Jum,at 18 Oktober 2023. Dihadiri Muspida, keluarga pemillik makam, aktipis dan sejumlah unsur lainnya.
Para pendemo melakukan aksi ini setelah berbagai upaya mereka lakukan kurang direspon pihat terkat.Terutama PT Brantas, Pemda dan Dprk Unsur pimpinan daerah ini mengaku baru mengetahui soal makam ini. Halili Yoga, bupati Bener Meriah mengatakan sudah melakukan rapat dengan Forkominda. Halili meminta perwakilan PT Brantas menghentikan pemindahan makam. Dihadapan para pendemo, Halili berjanji berada dibarisan depan penyelesaian kasus makam pejuang ini.
Sebelumnya, Sadikin menduga PT Brantas Adipraya, hanya memindahkan nisan para pejuang. Hal itu be4dasarkan bukti foto yang didapatkan Sadikin. Itulah sebabnya, Sadikin dan para ahli waris marah atas perbuatan perusahaan ini. Yang dinilai tidak paham sejarah dan abai tanpa koordinasi.Perwakilan PT Brantas, dihadapan pendemo, mengaku tidak melakukan kordinasi dengan Pemda.Suasana sempat memanas karena PT Brantas dianggap arogan dan mempersulit akses ke komplek makam yang berisi para pejuang Gayo dan Aceh.Di komplek waduk Krueng Keurotoe.
Seperti diketahui, waduk Krueng Keurotoe adalah proyek strategis Nasional ( PSN). Dengan biaya Rp 2,68 triliun. PT Brantas Abipraya (Persero) menargetkan pembangunan Bendungan Keureuto di Kabupaten Aceh Utara rampung tahun depan.Bendungan yang memiliki fungsi untuk menampung air dari Sungai Krueng Keureuto ini memiliki progres pengerjaan 65,63% saat ini.
Bendungan Keureuto berkapasitas tampung 215,94 juta per meter kubik serta memiliki tampungan khusus banjir sekitar 30,39 juta meter kubik, jadi nantinya bendungan ini mampu mengurangi debit banjir sampai dengan periode ulang 50 tahun di kawasan Aceh Utara.Tak hanya itu, bendungan terbesar di Sumatera ini pun nantinya akan dimanfaatkan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) berkapasitas 6,34 MW. Diharapkan dengan adanya bendungan ini dapat turut menyokong produktivitas irigasi di Aceh Utara dan sekitar. Pembangunan bendungan yang dibangun sejak tahun 2015 dengan biaya APBN. (LG10)