Takengon | Lintas Gayo : Semangat gotong royong dikalangan masyarakat Gayo Kabupaten Aceh Tengah dinilai sudah sangat kurang, demikian pernyataan Dandim 0106 Aceh Tengah, Letkol Inf. Sarwoyadi dalam kesempatan memberikan tanggapan dalam acara Diskusi Hijau yang digelar di Laguna Cafe Takengon, Senin (15/8).
Pernyataan ini dilontarkan Dandim setelah melalui pengamatan beberapa kali dalam bergotong royong yang dia gerakkan setiap Jum’at terakhir tiap bulannya di Aceh Tengah khususnya dalam upaya pembersihan Eceng Gondok di sungai Peusangan yang masuk dalam wilayah Kecamatan Bebesen beberapa waktu lalu.
“Ratusan anggota TNI dan Polri ikut bergotong royong membersihkan sampah, tapi peran warga setempat sangat minim, hanya 1 persen,” ujar Sarwoyadi yang dikenal peramah dan low profil inidihadapan sejumlah aktivis dan pejabat sejumlah instansi dijajaran Pemkab Aceh Tengah menjelang berbuka puasa tersebut.
Menyangkut kondisi kerusakan lingkungan, menurut Dandim ini ada satu cara yang paling efektif yakni dengan menerapkan Hukum Adat. “Dengan penerapan hukum adat, hukum lainnya bisa gugur dan saya yakini jika diterapkan dengan baik akan mengurangi dampak kerusakan lingkungan,” pungkas Sarwoyadi.
Seperti diberitakan Lintas Gayo sebelumnya, dalam acara atas gagasan Forum Penyelamatan Danau Lut Tawar (FPDLT) dengan koordinator acara Idrus Saputra tersebut turut hadir Koordinator LSM Tajuk, Isran yang berbicara kondisi hutan dan lingkungan Aceh Tengah saat ini.
Kadis Pertanian, Nasiruddin SK bicara kebijakan-kebijakan pertanian yang bersentuhan dengan hutan. Lalu Kadis Deperindagkop dan ESDM, Drs.Munzir MM bicara kebijakan pertambangan yang bersentuhan dengan hutan dan lingkungan.
Selanjut untuk mencari tahu upaya atau advokasi yang telah dan akan dilakukan terkait dengan hutan, para Advokad juga hadir sebagai nara sumber yakni Pengacara kondang Aceh Tengah, Duski SH dan LBH Pos Takengon Ainul Yaqin SHI. Kapolres Aceh Tengah yang diwakili KBO Res, AKP Tian Septiandi SH. (Windjanur)