Takengen | Lintas Gayo- Plt Bupati Aceh Tengah, Al-Hudri menyebutkan, “Buat apa kita membentur tembok. Akibat dari benturan tembok itu luka sudah pasti, kalau makin kuat kita benturkan diri ke tembok, maka musibah yang kita dapatkan semakin besar.”
“Dalam membangun negeri ini mari kita bangun kebersamaan, jangan kita saling menyalahkan, saling merasa paling benar. Yang mau kita majukan itu rakyat. Semuanya sefaham rakyat yang mau disejahtrakan itu adalah rakyat yang sama. Alangkah baiknya kita bersama sama membangunya,” sebut Al-hudri.
Pernyataan Al-Hudri itu sering disampaikanya ketika bertemu dengan tokoh masyarakat dan kalangan politikus di negeri dingin Aceh Tengah. “Aturan dan tatanan di negara ini jelas. Kalau aturanya sudah jelas, mari sama sama kita satukan persepsi,” pinta Hudri.
“Saya sudah membangun hubungan yang harmonis dengan DPRK, bahkan saya undang resmi untuk duduk bersama, sambil makan, agar sama sama bisa membangun kesejahtraan rakyat. Bila kita saling menghargai, santun dan beretika sesuai dengan falsafah adat Gayo, tidak ada persoalan yang tidak bisa diselesaikan,” jelas Hudri.
Hasil yang dibangun Hudri cukup positif, kalangan DPRK dan eksekutif memiliki komitmen untuk sama-sama membangun daerah dengan meninggalkan perbedaan, namun semuanya memiliki kepentingan yang sama dalam membangun kesejahtraaan rakyat.
“Bila ada yang harus diselesaikan seharusnya secara adat Gayo kita mengedepankan musyawarah.Tidak mencari kesalahan, namun memperbaiki kesalahan itu untuk kebaikan bersama.Mana yang skala prioritas itu yang kita utamakan,” jelasnya.
Hudri bersyukur, kebersamaan yang dibangunya dengan semua pihak, kini sudah menunjukkan hasil yang baik. “ Kalangan DPRK juga sangat menyambut positif “jembatan” yang kita bangun untuk kebersamaan. Tidak harus kita bersitegang beradu argument, karena semua persoalan bisa diselesaikan dengan baik. Kita tidak harus membentur tembok dalam mewujudkan obsesi,” kata Hudri. (LG 01)