
Redelong| Lintasgayo.com – Murid Sekolah Dasar Negeri Bandar Lampahan yang berjumlah 29 orang terpaksa dirawat di Puskesmas Lampahan diduga keracunan makanan dikantin sekolah mereka, SD Negeri I Kampung Rembune, Bandar Lampahan,Kecamatan Timang Gajah, Bener Meriah, Selasa (30/07/19).
Camat Timang Gajah, Budi Nugroho kepada media ini mengatakan pada pukul 15.00 Wib, tadi siang. setelah anak anak tersebut pulang dari sekolah, para murid yang masih duduk dibangku SD ini mengeluh merasa mual, muntah, diare dan sakit kepala serta lemas kepada orang tuanya.
Pengakuan dari mereka (anak-anak) Sewaktu di sekolah jajan dikantin memakan mie dan pecel.
Saat ini sample dari makanan yang diduga menjadi penyebab keracunan telah diamankan oleh Polsek Timang Gajah serta telah diserahkan kepada pihak kesehatan (puskesmas lampahan) untuk diuji di laboraturium.
Hingga saat ini jumlah korban yang telah didata oleh Polsek Timang Gajah dipuskesmas Lampahan sebanyak 29 orang dan 3 orang telah dirujuk ke Rumah Sakit Muyang Kute Bener Meriah, korban keracunan rata-rata berumur 6 sampai 9 tahun
Berikut nama-nama korban yang terkena keracunan tersebut Ramadan Alfitra 7 tahun, kelas II, Alamat Kampung Rembune, Cut Ayu Safira 6 Tahun, kelas I, Alamat Kampung rembune, Mila Davira 8 thn, kelas II , Alamat Bandar Lampahan, Nanda pratama 12 thn, kelas 6 SD, Alamat Kampung, Bandar Lampahan.
Kemudian Fazila Al Hafiz 6 thn, kelas 1, Zafira 9 thn, kelas 3,
(dirujuk ke Muyang Kute), Sahid Zuhir Al Hafsi 6 thn, kelas I (dirujuk ke Muyang Kute) Abrar Al Habib 6 thn, kelas 1, Farras Aldelia 6 thn, kelas 1, Maisa Rahayu 6 thn, kelas 1, Cut Lestari 7 thn, kelas 2, Amira Mahbengi 7 thn, kelas 2 , Afifa Alzara (dirawat dirumah) 6 thn, kelas 1 , Sarifah 10 thn, kelas 5 , Diana Wulandari 7 thn, kelas 1 Bandar Lampahan.
Sahril Setiawan 7 thn, kelas 2, Rembune, (dirujuk ke Muyang Kute), Gilang Rangga 8 thn, kelas 2, M. Iqwan 6 thn, kelas 1, Bandar Lampahan, Khalil 9 thn kelas 3 , Bandar Lampahan, Safatul kayana 8 thn, kelas 3 , Bandar Lampahan, Muke 9 thn, kelas 4 , Alzahra Humaira 7 thn, kelas 1, Bandar Lampahan,
Asraini Rafiah 9 thn, kelas 4 , Bandar Lampahan, Nadira Riskia 8 thn, kelas 2 , Bandar Lampahan, Ariza Lutfia 8 thn, kelas 2, Bandar Lampahan, Abiza Alfahmi 6 thn, kelas 1 , Bandar Lampahan, Cut Shifa Ranggayoni 8 thn, kelas 2 , Bandar Lampahan, Salfa Hidayana 8 thn, kelas 2 dan Mawaddah 8 thn, kelas 2 Bandar Lampahan Timang Gajah
Selanjutnya menurut camat Budi Nugroho, inpormasi yang diperoleh dari pemilik kantin Walidaini, Bahwa pemilik kantin memasak makanan berbentuk jajanan untuk dijual dikantin tersebut seperti Mie Lidi, Sosis, Naget, Nutrijel coklat, Pop Drink, biasa pada malam hari merebus mie lidi dan pagi hari menumis menggunakan bumbu dan daun sop.
Kepada Camat Timang Gajah ini Walidaini mengaku memperoleh Naget, sosis, saus dan bakso dibeli di sebuah toko penjual naget di Kampung Pante Raya Kecamatan Wih Pesam disebelah warung bakso adem ayem (nama pemilik tidak diketahui sedang dalam penyelidikan pihak polres
Walidaini Mengaku baru membeli ditoko tersebut jam 15.00 wib pada hari senin tanggal 29 Juli 2019.
“Beliau baru pertama kali membeli di toko tersebut, dan untuk saus menggunakan merek DENA, termasuk Mie Lidi dan Pop Drink dibeli disalah satu toko di Kampung Pante Raya untuk nama toko tidak diketahui, Anak anak murid yang mengalami keracunan tersebut diatas diakui bahwa ada membeli jajanan di kantin miliknya” jelas Budi.
Masih menurut Budi, Setiap anak SD membeli jajanan mie lidi dibungkus dalam bungkusan kertas pembungkus nasi, Pemilik kantin sudah menjual dikantin sekolah SD Bandar Lampahan sudah hampir 5 Tahun, Pemilik kantin juga menerangkan bahwa anaknya juga mengalami keluhan sakit perut namun tidak dirawat medis.
“Murid tersebut diduga mengalami keracunan 4 jam setelah mengkonsumsi jajanan dikantin SD milik Walidaini, korban tersebut yang terdata dirawat di Puskesmas Lampahan, dan akan dilakukan penyidikan dan pengambilan sample di toko tempat membeli jajanan”, Kata Budi.(Putra Mandala/Ihfa)