Satu bulan yang kami habiskan di Tanah Gayo sebagai bagian dari program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) Universitas Syiah Kuala (USK) terasa sangat cepat, tetapi penuh dengan pengalaman berharga. Tanah Gayo, dengan keindahan alamnya yang menakjubkan dan budaya yang kaya, menjadi latar belakang sempurna bagi kegiatan kami. Pengalaman MBKM di Tanah Gayo bukan hanya tentang belajar secara akademis, tetapi juga tentang membangun ikatan yang kuat dengan tim dan masyarakat. Selama sebulan lebih, kami tidak hanya memperoleh pengetahuan, tetapi juga menciptakan kenangan indah yang akan selalu kami ingat. Kesempatan ini mengajarkan kami pentingnya kolaborasi, kreativitas, dan rasa syukur atas keindahan alam dan budaya yang ada di sekitar kita.
40 hari kami habiskan bersama 14 orang anggota tim MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka) Universitas Syiah Kuala di Aceh Tengah terasa seperti sekejap mata. Momen-momen kebersamaan kami tidak hanya dipenuhi dengan aktivitas akademis, tetapi juga dengan pengalaman no akademis seperti interaksi dengan tim dalam kegiatan sehari hari seperti memasak yang membuat hubungan kami semakin erat. Juga interaksi dengan masyarakat dan budaya Gayo.
Program MBKM yang kami ikuti adalah MBKM UPR (Umah Pitu Ruang) yang merupakan sebuah inisiatif pendidikan yang berfokus pada pengembangan masyarakat di Takengon, Aceh Tengah. Program ini merupakan bagian dari kebijakan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) yang direncanakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
MBKM UPR tahun 2024 merupakan kolaborasi kegiatan penelitian dan pengabdian yang dikoordinir oleh Dr.Ir. Elysa Wulandari, M.T. (MBKM Umah Pitu Ruang (UPR) Batch III Tahun 2024 Pusat Pelestarian Arsitektur dan Lingkungan Binaan Vernakular Gayo Desa Genuren, Kec. Bintang, kab. Aceh Tengah), Dr. Sylvia Agustina, S.T., MUP. (Tipologi dan Pola Pemanfaatan Ruang Luar sebagai Preseden Penataan Ruang Terbuka Hijau Biru (RTHB) Berorientasi Pariwisata di Danau Laut Tawar, Aceh Tengah) dan Dr. Laina Hilma Sari, S. I.,a M.Sc. (Pengabdian Kepada Masyarakat ,Berbasis Gampong Binaan 2024 Pendampingan Pengelolaan Usaha Daun Serule sebagai Bahan Alternatif Atap pada Bangunan Homestay di Pinggiran Danau Laut Tawar) beserta tim dari Departemen Arsitektur dan Perencanaan, Fakultas Teknik USK.
Kolaborasi antara program studi Arsitektur dan Perencanaan Wilayah dan Kota dalam tim MBKM menunjukkan bahwa pemberdayaan masyarakat adalah tanggung jawab bersama melalui kolaborasi. Tim mahasiswa yang terdiri empat belas orang berbagi peran dalam kegiatan mandiri serta membantu penelitian dan pengabdian dosen. Selama menjalankan program ini, tim telah saling membantu dalam berbagai rangkaian kegiatan.
MBKM UPR tahun ini memasuki Angkatan ke 3 (Batch 3) yang kegiatan lapangannya dimulai dari tanggal 23 Juni sampai 31 Juli 2024. Tujuan awal program MBKM UPR adalah mendampingi masyarakat dalam pembangunan kembali rumah adat tradisional Gayo yaitu Umah Pitu Ruang di Desa Genuren melalui kemitraan dengan Yayasan Uma Nusantara dan Kedaireka. Uniknya tahun ini kegiatan tidak hanya fokus pada Proyek lanjutan Umah Pitu Ruang sebagai Pusat Pelestarian Arsitektur dan Lingkungan Binaan Vernacular Gayo, tetapi juga untuk bersinergi dengan kegiatan Tri Dharma di USK untuk lebih jauh memahami dinamika lingkungan dan pembangunan di Kawasan Danau Laut Tawar dan sekitarnya termasuk sejarah kawasan Isaq serta mengembangkan kembali tradisi seperti pembuatan atap dari Daun Serule.
Keunikan budaya bermukim di tepi Danau Lut Tawar juga menjadi fokus penting dalam penelitian ini. Masyarakat yang tinggal di sekitar danau memiliki cara hidup dan tradisi yang kaya, yang sering kali berkaitan erat dengan lingkungan alam mereka. Namun, pemanfaatan dan interaksi mereka dengan RTHB belum banyak dikaji secara mendalam. Penelitian ini berupaya untuk menggali lebih dalam tentang bagaimana budaya lokal mempengaruhi cara masyarakat memanfaatkan ruang terbuka hijau biru di sekitar mereka.
Penelitian tentang Ruang Terbuka Hijau Biru (RTHB) melibatkan serangkaian kegiatan yang dimulai dengan observasi lapangan untuk mengidentifikasi kondisi dan titik akses RTHB, diikuti oleh survei penggunaan lahan untuk menganalisis dampaknya terhadap keberlanjutan. Wawancara dengan masyarakat dan diskusi fokus dengan pemangku kepentingan memberikan wawasan tentang pemanfaatan RTHB. Data yang terkumpul kemudian dipetakan menggunakan teknologi GIS dan dianalisis untuk menghasilkan rekomendasi pengelolaan yang lebih baik. Kegiatan juga mencakup penyuluhan dan edukasi melalui workshop serta kampanye kesadaran untuk meningkatkan partisipasi masyarakat. Akhirnya, evaluasi hasil penelitian dan penyusunan laporan dilakukan untuk merangkum temuan dan rekomendasi untuk pengembangan RTHB ke depan.
Sebelum tim penelitian RTHB melakukan survey kami melakukan Focus Group Discussion (FGD) pada 1 Juli 2024 menghasilkan capaian: diskusi mengenai RTHB yang berorientasi pada sempadan Danau Lut Tawar, Aceh Tengah dan mendapatkan data dan informasi mengenai RTHB yang berorientasi pada sempadan Danau Lut Tawar, Aceh Tengah. Kemudian melakukan observasi di sebagian area perkotaan sempadan Danau Lut Tawar Takengon untuk mendapatkan akses poin di area perkotaan sempadan Danau Lut Tawar Takengon. Untuk tim Arsitektur mereka membuat Sketsa Tofografi lahan di setiap titik akses poin yang di lakukan tim PWK ,tidak hanya sekedar survey kami juga melakukan wawancara bersama masyarakat,pemilik wisata,reje desa genuren dan kadus desa kemili.
Penelitian di kawasan Isak memberikan wawasan yang mendalam mengenai aspek sosial budaya, ekonomi, dan potensi pariwisata di desa-desa yang diteliti. Dengan mengkaji penggunaan lahan dan merekonstruksi sejarah, kita dapat merumuskan strategi yang lebih baik untuk pengembangan kawasan ini. Diharapkan, hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi positif dalam upaya pelestarian budaya dan peningkatan kesejahteraan masyarakat di kawasan Isak.
Selama tiga hari melakukan penelitifan di isak banyak pengalaman dan pembelajaran yang kami dapat,sambutan hangat yang di beri masyarakat di sana membuat kami makin semangat melakukan survey banyak cerita dan tempat bersejarah kami temui,berbeda dengan Genuren Isak memiliki suhu yang lebih hangat di bandingkan genuren tempat kami menginap selama survey dan mengumpulkan data.
Pada penelitian di Genuren dilakukan program lanjutan yaitu tahapan pemasangan atap pada rekonstruksi rumah adat Umah Pitu Ruang yang sedang dibangun sejak 2022. Selain itu, didalamnya terlaksanakan kegiatan pelatihan workshop pembuatan atap daun serule bagi masyarakat di Kampong Genuren yang salah satu tujuannya yaitu untuk melestarikan budaya, dan juga menghasilkan pengrajin untuk penjahitan atap daun serule. Penelitian ini menghasilkan produk akhirnya adalah buku yang membahas pemamfaat serule sebagai Atap, untuk itu membutuhkan dokumentasi dan vidio Kegiatatan ini dilakukan di Desa Bewang , Kecamatan Bintang, Kabupaten Aceh Tengah. Kegiatan ini melibatkan 3 (tiga) mahasiswa dari prodi Arsitektur.
Program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) tidak hanya memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk belajar secara akademis, tetapi juga menawarkan pengalaman tak terlupakan di lapangan. Salah satu pengalaman paling unik yang kami dapatkan selama menjalankan program ini adalah kesempatan untuk menikmati keindahan Danau Laut Tawar secara gratis. Momen ini menjadi bagian berharga dari perjalanan kami yang tidak mungkin kami ulangi.
Selama program MBKM, tim kami tidak hanya fokus pada penelitian dan pengabdian masyarakat, tetapi juga menikmati waktu berkualitas di danau. Mandi di danau sambil bercanda dan tertawa bersama tim menciptakan momen kebersamaan yang tak terlupakan. Kami sering mencoba peruntungan dengan memancing di tepi danau. Semoga apa yang kami jalani melalui program MBKM bermanfaat bagi Pembangunan Kawasan Danau Laut yang berkelanjutan, bagi kampus dan terutama bagi kami sebagai generasi muda.
Selama program, kami dituntut untuk belajar secara mandiri. Kami melakukan riset, mengumpulkan data, dan menganalisis informasi tanpa pengawasan ketat. Proses ini mengajarkan kami untuk bertanggung jawab atas pembelajaran kami sendiri dan mengembangkan rasa percaya diri dalam mengambil keputusan.
Mahasiswa Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Unsyiah*