Saat Kebakaran Bale Atu, Damkar AT Jadi Ledekan Warga

Takengon | Lintas Gayo – Layanan Pemadam Kebakaran (Damkar) Kabupaten Aceh Tengah dinilai sangat mengecewakan saat menangani terjadinya kebakaran besar di jantung kota Takengon, Pasar Inpres Baleatu yang ter jadi sekitar pukul 02.00 Wib, Senin (10/10/2011) dini hari.

Kekecewaan tersebut dinilai warga karena terlambatnya Damkar datang ke lokasi kebakaran yang terpaut kurang dari 1 kilometer dari markas Damkar setempat di Belang Kolak 1 Takengon. “Seperti dibiar harta benda saudara kami terbakar. Jalan kaki saja gak segitu lamanya dari tempat mereka menuju kemari,” ujar Irvan Rasyid, salah seorang tokoh pemuda setempat yang diamini Illiyandi serta sejumlah warga lainnya.

Selain dinilai terlambat, Irvan juga geram melihat alat dan perlengkapan Damkar Aceh Tengah. ” Sudah telat, juga tidak siap pakainya alat dan perlengkapan Damkar sehingga penanganan kebakaran seperti asal nampak muka dihadapan masyarakat. Awalnya hanya 1 unit Damkar yang datang dan setelah itu hampir 1 jam api dibiarkan melalap bangunan kios tanpa adanya Damkar. Setelah api hampir padam barulah Damkar kembali ke TKP (Tempat Kejadian Perkara, red), namun bangunan kios telah habis dilalap Api,” paparnya lagi.

Kebakaran Bale Atu Takengon, Senin (10/10/2011) hanguskan 17 ruko.

“Tulis seperti yang anda lihat dan yang saya katakan,” ujar Irvan bernada berang. Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah itu sepertinya ada main mata sama anggota DPRK Aceh Tengah menggarap uang rakyat sekena hati mereka, timpalnya sambil mencontohkan pengadaan 1 ekor kuda saja mencapai ratusan juta Rupiah, buka jalan ke gunung-gunung yang belum perlu, gerbang peternakan Ketapang dibangun megah-megah juga pengadaan mobil dinas mewah-mewah sementara untuk urusan pelayanan masyarakat terbengkalai.

“Hentikan semua itu, cukup sudah kemuakan kami terhadap solek-solek pemangku kebijakan di negeri ini saat berhadapan dengan rakyatnya,” kata Irvan.

Amatan Lintas Gayo di TKP, petugas Damkar Aceh Tengah juga kelihatan agak risih melakukan tugasnya. Mereka tampak tidak mengenakan pakaian layaknya petugas penakluk api resmi, selang air bocor disana-sini yang mengundang cacian, sorakan dan ledekan warga ditempat tersebut.

Terlebih saat Damkar Kabupaten Bener Meriah tiba dilokasi memberi bantuan. Mereka datang dengan alat perlengkapan yang kelihatannya lebih standar. Dengan sigap dan nampak terlatih mereka langsung menjalankan tugasnya. Tak ayal lagi, Damkar Aceh Tengah lagi-lagi jadi cecaran ledekan warga.

Melihat kondisi tersebut,  Irvan mengaku dirinya sudah memperoleh informasi bahwa para petugas lapangan tersebut sudah kerap melapor dan mengusulkan sejumlah perbaikan alat dan pengadaan perlengkapan untuk memaksimalkan pelayanan kepada masyarakat saat kejadian kebakaran, namun selalu dicoret. “Siapa lagi kalau bukan dari pihak eksekutif atau legislatif pelakunya, tentu bukan saya yang coret,” sindir Irvan yang juga berprofesi sebagai pedagang tersebut.

Seperti diberitakan sebelumnya, berdasarkan keterangan Kepala Desa Bale Atu, Hamidi, jumlah rumah toko yang terbakar mencapai 17 unit, lain lagi lapak-lapak dagang yang berlokasi diantara ruko-ruko tersebut yang umumnya berjualan pakaian dan peralatan pecah belah. Dan diantara lapak-lapak tersebut ada yang menjual sayur-sayuran, beras dan lain-lain.

Padamkan api dengan selang bocor, tanpa sarung tangan, tanpa helm pengaman, tanpa baju tahan api

Sementara itu, setelah api berhasil dijinakkan, sejumlah warga tampak tercenung dan ada menangis. Mereka umumnya kaum wanita seperti Serikulah yang usianya kelihatannya sudah cukup lanjut tampak mengais-ngais bekas lapak dagangan sayurannya. “Kune renye kami ni Win, ini we empusku kin belenye murip,” ujarnya berbahasa Gayo sambil menangis yang artinya “Bagaimana nasib kami ini Win, cuma ini kebun tempat kami mencari rezeki”.

Hingga berita ini diturunkan, belum diperoleh informasi  nama-nama pemilik barang-barang di ruko yang disewa dari Pemkab Aceh Tengah tersebut. Sebab musabab terjadinya kebakaran serta besarnya jumlah kerugian juga belum jelas. Namun hampir dipastikan tidak ada korban jiwa atau luka-luka. Ruko-ruko milik Pemkab Aceh Tengah yang hangus tersebut selama ini tidak dihuni. (Tim)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.