Takengon | Lintas Gayo – Lokasi strategis, ruangan yang luas, dan modal yang besar, ternyata bukan syarat mutlak untuk berhasilnya sebuah usaha. Emperan toko bahkan dari kaki lima, seorang yang gigih akan berhasil mewujudkan impiannya. Hal ini dibuktikan oleh Efendi (26), pemuda tamatan SD Lamlo Pidie yang mampu meraup pendapatan bersih rata-rata Rp.100 ribu dari omzet penjualan bandrek antara Rp. 200 ribu sampai Rp.300 ribu per malamnya.
Kepada Lintas Gayo, Sabtu (22/10), Efendi mengaku sudah merantau ke Takengon sejak tahun 2001. Selama di Takengon, dia hanya mengelola usaha bandrek yang berlokasi di emperan Toko Mas Mulia Indah Jalan Pasar Inpres III Takengon. Gerobak bandreknya mulai buka sejak pukul 17.00 WIB sampai pukul 03.00 WIB. Efendi yang disapa oleh teman-temannya dengan panggilan Pen itu, mengelola usaha bandrek tersebut tanpa dibantu tenaga kerja lain.
Disamping menyediakan minuman bandrek, di gerobak pemuda hitam manis itu juga tersedia aneka jamu, telor setengah matang, mi instan dan roti selei. Dari usaha yang kecil ini, pemuda yang mudah senyum itu mampu mengumpulkan uang untuk menikah dengan seorang beberu Gayo asal Daling Bebesen, Tri Handayani, mahasiswi semester akhir STAI Gajah Putih. “Isteri saya sedang dalam proses menyusun skripsi,” ungkap Efendi.
Menyangkut dengan perbedaan selera makanan, Efendi mengaku mulai mencoba menyesuaikan lidahnya dengan masakan masam jing. Saat ini dia tinggal di rumah mertuanya, Kampung Daling Kecamatan Bebesen. Dia juga mengakui sedang mengajarkan isterinya tentang resep-resep masakan Aceh. “Sudah beberapa kali kami pulang ke Lamlo (kampungnya Efendi-red) mengunjungi orang tua, sekaligus belajar masakan Aceh” tambah Efendi sambil meletakkan segelas bandrek panas di meja Lintas Gayo.
Profil Efendi yang peramah dan murah senyum itu mengesankan wajah optimis. Dia begitu cekatan menyediakan pesanan para pelanggan, dan menyuci sendiri gelas dan piring. Harapannya, satu saat dia bisa membuka warung atau rumah makan yang lebih luas dengan menu masakan Gayo dan masakan Aceh. “Moga isteri saya segera dapat memasak dengan menggunakan resep masakan Aceh dan ada yang membantu modal usaha,” harapnya sambil tertawa. (MSy)