Telkom ”Bangun Bandung Digital Valley” Pusat Inkubasi Industri Kreatif di Indonesia

Medan | Lintas Gayo – Di tengah-tengah persaingan bisnis di dalam industri telekomunikasi dan informasi yang sangat ketat, information and communication technology (ICT) berkembang semakin pesat. Pesatnya perkembangan ICT tersebut menyebabkan industri kreatif digital tumbuh dengan sangat cepat dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. (Telkom) mempunyai kepentingan untuk mendukung agar industri kreatif digital maju dengan pesat. Salah satu upaya di lingkungan Telkom agar industri kreatif dimaksud terus maju adalah dengan cara selalu mendorong agar lahir inovasi baru melalui sebuah ekosistem yang terintegrasi.

Demikian disampaikan oleh Direktur Utama Telkom, Rinaldi Firmansyah saat peresmian fasilitas Bandung Digital Valley (BDV), Selasa (20/12/2011)  lalu di lokasi Telkom Research & Development Center (RDC), Bandung.

Kata Rinaldi Firmansyah bahwa BDV merupakan inisiatif Telkom dalam mengembangkan ekosistem yang diharapkan menjadi titik awal untuk mendukung percepatan penetrasi ICT di Indonesia. “Ekosistem yang dimaksud adalah industri-industri lokal seperti pengembang aplikasi, penyedia konten hingga industri perangkat telekomunikasi,” tandas Rinaldi. Rinaldi menjelaskan bahwa pemanfaatan optical fiber broadband sebagai tulang punggung infrastruktur ICT perlu dioptimalkan dengan cara mengembangkan berbagai ragam aplikasi dan konten yang bermanfaat untuk industrinya itu sendiri maupun masyarakat, itulah sebabnya Telkom concerned untuk mendorong industri ini melalui pembangunan ekosistem ICT di Indonesia.

Secara harfiah, makna ”ekosistem” adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi.

Menurut Rinaldi, BDV akan membawa para teknopreneur dan teknoventura ke dalam sebuah platform kerjasama yang saling menguntungkan. Kerjasama ini merupakan bentuk investasi jangka panjang bagi kelangsungan bisnis ICT di Indonesia yang diharapkan akan menjadi sentra-sentra bisnis besar di masa depan. ”Telkom sudah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 50 miliar selama tiga tahun ke depan sebagai bukti keseriusan kami dalam mengembangkan program ini,” jelas Rinaldi.

Pembangunan BDV dipusatkan di Telkom RDC, Bandung. Fasilitas BDV yang disediakan di Gedung Menara RDC Lantai 4 tersebut memiliki luas 1200 m² dan dapat dihuni oleh 100 orang pengembang. Berbagai fasilitas yang disediakan, antara lain demo room/gadget room (ruangan untuk aplikasi atau perangkat yang siap komersialisasi), creative corner (ruangan untuk bekerja dan pengembangan aplikasi), meeting room (ruangan untuk rapat dan berdiskusi), cafe corner (ruangan untuk bersantai dan bekerja) dan lounge untuk berdiskusi dan bertransaksi.

BDV Menjadi Excellent Innovation Ecosystem

BDV adalah jembatan antara para teknopreneur atau pengembang aplikasi dengan pasar atau industri sebagai penyerap atau pengguna aplikasi tersebut. BDV memposisikan diri sebagai sebuah pusat sumberdaya (resources pool) bagi simpul-simpul atau hub yang secara terbuka bisa menjadi bagian atau mendapatkan hak akses berbagai aplikasi yang siap dikembangkan.

Melalui program inkubasi ini kami yakin akan mampu membangun sel kreatif di Indonesia akan lebih bergairah, “Dengan memiliki akses secara terbuka, baik kepada pelanggan, pengembang aplikasi, industri dengan pola open innovation diharapkan dengan adanya BDV ini akan menjadi hub yang bisa menghubungkan berbagai sel kreatif dengan komunitas-komunitas kreatif yang ada,” terang Rinaldi. Tentu saja, BDV harus mampu menjadi sarana membangun jejaring (networking) antara pengembang dengan penyedia dana, misalnya ventura capital.Tidak hanya itu, BDV juga menyediakan fasilitas pendukung yang lengkap mulai dari tahap pengembangan, disain hingga komersialisasi.

Sebagai sebuah pusat sumberdaya, BDV akan didukung oleh berbagai kompetensi yang dibangun dari komunitas-komunitas yang ada. Aspek pendanaan bagi perusahaan pemula (start-up companies) juga akan didukung melalui program inkubasi. Dalam tiga tahun mendatang ditargetkan dapat dihasilkan 600 SaaS (solution as service) seperti cloud computing untuk perseorangan maupun lembaga, 5.000 application store seperti untuk android dan blackberry serta 500 aplikasi solusi untuk perusahaan berupa enterprise solution application. Rinaldi menjelaskan bahwa BDV akan memberikan edukasi dan advokasi bagi seluruh pengembang, baik kompetensi teknis maupun kompetensi bisnis sehingga setiap pengembang aplikasi dapat mengkomersialisasikan hasil inovasinya secara terencana dan tepat sasaran.

Sasaran jangka panjang BDV adalah mendorong dan mempercepat swasembada ICT, khususnya aplikasi dan konten sehingga diharapkan ke depan seluruh kebutuhan aplikasi dan konten mayoritas akan terpenuhi oleh pengembang dalam negeri, selain itu Indonesia bisa unjuk prestasi pada bidang industri kreatif digital di kawan regional dan internasional. Saran jangka pendek akan memberikan advokasi/bimbingan baik dari segi teknis dan bisnis dalam pengembangan solusi berbasis konten dan aplikasi yang dapat bermanfaat, baik bagi masyarakat maupun industri. Advokasi teknis akan diberikan dalam bentuk pembelajaran maupun asistensi dalam melakukan pengembangan aplikasi, sosialisasi terhadap trend yang berkembang, melakukan uji laboratorium dan lain-lain.

Sementara itu bimbingan bisnis akan diberikan dalam bentuk pembelajaran bisnis seperti analisis peluang pasar, pembuatan bisnis model, asistensi cara menjual dan lain-lain. “Visi kami adalah bahwa BDV akan menjadi excellent innovation ecosystem dari sisi hardware, skema kerja sama (partnership) dan sistem pendukung yang modern. Dalam tiga tahun mendatang, BDV diharapkan dapat menggandeng 600 pengembang (developer), 60 perusahaan lokal, 45 universitas dan 15 mitra global”, kata Rinaldi.

Langkah strategis lainnya adalah melakukan kerjasama dengan beberapa penyedia teknologi dalam penyediaan sistem, di antaranya Microsoft, Cisco, IBM, SAP. Sebelumnya, BDV juga sudah menjalin kerjasama dengan kelompok pengembang seperti Indigo Venture, Masyarakat Informasi Kreatif Indonesia (MIKTI) dan berbagai Perguruan Tinggi/ Politeknik, Ikatan Alumni Elektro (IAE) ITB serta beberapa komunitas pengembang aplikasi lainnya. “Kami berharap BDV akan menjadi cikal bakal berkembangnya industri kreatif digital berbasiskan ekosistem yang terintegrasi sehingga memberikan manfaat untuk kemajuan Indonesia”, Rinaldi mengakhiri keterangannya.

(*/03)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.