Geliat Ekonomi di Pasar Tradisional Takengon

Suasana pasar tradisional Takengon (Foto Kha A Zaghlul)

.

Takengen | Lintas Gayo – Bila ingin menyaksikan ramainya aktivitas warga di kota dingin Takengon Kabupaten Aceh Tengah saat dini hari hingga menjelang siang silahkan datang ke kawasan Pasar Bawah yang terletak dijantung kota tersebut.

Dimulai sekitar pukul 03.00 Wib warga berdatangan dari seluruh penjuru Kabupaten Aceh Tengah, bahkan dari Kabupaten Bener Meriah menjual barang dagangan berupa sayur-mayur, hortikultura bahkan hingga kue ringan.

Secara bersamaan, para pembeli yang terdiri dari pedagang keliling maupun warga biasa juga hadir mencari barang kebutuhan mereka. Maklum, harga komoditas pertanian dipasar tradisional ini terbilang sangat murah.

Pasar tradisional ini dibagi dua bagian yang terdiri dari 2 ruas jalan yang panjangnya hanya puluhan meter. Jalan Peteri Ijo dijadikan sebagai tempat menggelar lapak dagang dan ruas jalan disebelahnya,  Jalan Jenderal Sudirman sebagai lokasi parkiran berbagai jenis kenderaan yang umumnya milik pedagang keliling. Ada roda dua dengan keranjang diboncengan, becak bermotor (Bentor), becak dayung dan kenderaan roda empat dengan bak terbuka (Pick Up).

Seiring terbitnya matahari, berangsur-angsur para pedagang dengan berbagai jenis kenderaan tersebut beranjak dengan muatan berbagai jenis mulai dari ikan, buah-buahan, tahu, tempe maupun penganan ringan lainnya seperti kue basah, telur  puyuh, tape, harum manis dan lainnya, tergantung daerah tujuan mereka menjajakan dagangannya.

Aman Yanti misalnya, seorang pedagang sayur keliling dengan mobil pick up, ayah dengan 4 orang anak memilih rute perjalanannya daerah Atu Lintang sampai Jagong Jeget. “Jam 03.30 Wib dinihari pagi kami harus sudah sampai disini jika terlambat sedikit saja terpaksa harus parkir agak jauh sehingga menyulitkan membawa barang-barang dan banyak terbuang waktu,” kata Aman Yanti, Rabu (11/1/2012) pagi.

Dia mengaku sudah 6 bulan ini melakoni profesi ini sebelumnya dia berprofesi sebagai penarik becak motor untuk kawasan Takengon.”Pendapatan saya menjadi penarik Bentor tidak mencukupi kebutuhan keluarga saya, karena di Takengon penarik becak sudah semakin banyak. Terpaksa saya alih profesi menjadi penjual sayur keliling walau harus mengkredit mobil ini ke Medan,” kata Aman Yanti.

Penghasilannya kini bertambah dan setiap harinya sudah mampu mendapat untung bersih hingga Rp.400 ribu sehingga dia mampu menutupi kredit mobilnya yang mesti dibayar setiap bulan.

“Penghasilan tergantung kondisi sehari-hari, dan agak menyulitkan jika hari hujan”, ungkap  Aman Yanti yang terlihat sedang sibuk merapikan dan mengatur barang dagangannya.

Lain halnya dengan seorang pedagang keliling lainnya, Aman Ari yang mempunyai rute perjalanan Mendale-Bintang.  Jika  barang dagangannya habis di Bintang saat pulang ke Takengon dia isi mobilnya dengan membeli hasil bumi dari petani seputaran Bintang seperti beras, sayuran dan kopi. Tergantung situasi dan kondisi pasar ungkapnya.

“Makanan-makanan ringan yang dibawa untuk dijual di Bintang tidak sepenuhnya saya beli atau menerima titipan dari orang lain istri saya lebih banyak membuatnya tidak hanya kue basah tapi sayuran yang telah siap saji, kan bisa menambah pendapatan kami”, kata Aman Ari.

Aman Ari terkadang mengubah haluan rute perjalannya, jika kondisi pasar di Blangkejeren Gayo Lues sedang melonjak dia biasanya bersama seorang teman membeli barang dagangan di Takengon dan menjualnya di sana.

Saat BBM (Bahan Bakar Minyak-red) langka di Gayo Lues misalnya, semua barang melonjak naik, Aman Ari berangkat kesana. “Kita beli Tomat disini Rp. 3.000 perkilogram, bisa kita jual disana antara Rp. 6.000 – Rp. 8.000 perkilogramnya”, ungkapnya.

Tapi ini biasanya lihat situasi dan kondisi jalan juga jika hujan terus kita tidak berani melintas karena rawan longsor dan kecelakaan. “Biasanya 3 bulan sekali kita berdagang kesana,” pungkas Aman Ari.

(Rahma Umar/03)

.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.