Keuntungan Banyaknya Tegakan Pohon

Catatan: Muhammad Syukri*

Pinus di kawasan Serule Kabupaten Aceh Tengah. (Foto : Kha A Zaghlul)

SEORANG pegiat LSM bidang lingkungan hidup berbicara dalam sebuah forum diskusi tentang upaya yang harus dilakukan dalam menyelamatkan lingkungan hidup. Gaya berbicaranya yang berapi-api bagai seorang orator. Suaranya yang berapi-api membuat audien terkesima. Banyak isu bermanfaat yang disampaikannya, diantaranya tentang isu kerusakan hutan yang menjadi faktor utama timbulnya banjir.

Penulis sangat terkejut begitu dia mengulas tentang fungsi pohon sebagai penyimpan air. Saat itu, untuk sementara dapat disimpulkan bahwa dia kurang memahami tentang hubungan pohon dengan ketersediaan air dalam suatu ekosistem. Ironis jika seorang pegiat lingkungan hidup kurang memahami konsep itu, dikhawatirkan dapat menyesatkan para audien.

Sungkan untuk menyanggah ulasannya, khawatir nanti dapat merusak reputasinya yang terkenal begitu gigih menyelamatkan lingkungan hidup. Penulis ingin mengulas konsep itu melalui sebuah tulisan, lalu menandai (tag) mereka di facebook dan twitter, termasuk beberapa teman lain yang hadir pada acara diskusi itu.

Bagaimana hubungan hutan dengan air? Emil Salim (1993) mengatakan bahwa “hutan mempunyai kemampuan mengatur tata air, mencegah erosi dan banjir serta memelihara kesuburan tanah.” Kenapa hutan dikatakan memiliki kemampuan mengatur tata air? Hal ini tidak terlepas dari keberadaan jutaan bahkan milyaran tegakan pohon yang terdapat dalam kawasan hutan.

Pohon itukah yang menyimpan air? Bukan! Pohon hanya menyimpan air untuk kebutuhannya sendiri. Tanahlah yang menyimpan air. Bagaimana cara tanah menyimpan air? Milyaran tegakan pohon dengan kanopinya yang cukup lebar akan menahan hempasan air hujan. Dalam posisi ini, air hujan tidak langsung menumbuk permukaan tanah, tetapi akan jatuh perlahan-lahan melalui tajuk (daun) dan batang pohon.

Permukaan tanah yang dipenuhi tegakan pohonnya akan banyak memproduksi seresah (litter) berasal dari bahan organik berupa daun dan ranting kering yang gugur. Seresah secara perlahan menuju kepada proses pembusukan dan terkumpul di atas permukaan tanah (top soil). Salah satu fungsi seresah dan tanaman bawah (rumput) adalah menahan hempasan air yang jatuh dari tajuk sehingga tidak langsung menumbuk permukaan tanah.

Dibawah seresah itu menjadi tempat hidup bagi jutaan organisme (misalnya cacing) yang melubangi tanah sebagai tempat hidupnya. Tentu, permukaan tanah menjadi gembur dan berpori-pori. Pada saat air hujan yang menetes dari tajuk jatuh keatas seresah, pelan-pelan air itu mengalir ke permukaan tanah. Lapisan atas tanah (top soil) yang gembur dan berpori itu akan menyerap air tersebut untuk selanjutnya ditampung didalam aquifer (sungai bawah tanah).

Tingginya kemampuan penyerapan air oleh permukaan tanah yang terdapat di kawasan hutan, maka air hujan yang turun di sana tidak seluruhnya menjadi air larian (run off). Air larian adalah air yang tidak mampu diserap oleh permukaan tanah. Air ini akan turun ke kawasan yang lebih rendah, kadangkala bisa menimbulkan banjir.

Pastinya, sebagian besar air hujan yang turun di kawasan hutan akan diserap oleh tanah dan tersimpan di aquifer. Selanjutnya, air yang tersimpan di aquifer akan keluar secara teratur melalui mata air. Dari mata air itu, seterusnya air tersebut mengalir melalui sungai-sungai yang banyak terdapat di kawasan hutan.

Bagi kawasan yang tidak memiliki tegakan pohon, hempasan air hujan akan langsung menumbuk permukaan tanah. Tumbukan air hujan secara terus menerus dapat mengikis lapisan atas tanah (top soil) yang sangat mungkin menimbulkan longsor (land slide). Saat top soil yang kaya organisme itu terkikis, tinggallah tanah lapis kedua yang relatif keras, kadang-kadang tanah lapis kedua itu berwarna merah bata.

Lapisan tanah dibawah top soil yang berwarna merah bata tersebut tidak memiliki pori-pori untuk menyerap air. Begitu hujan turun, semua air “dikirim” ke kawasan yang lebih rendah secara bersamaan. Dalam kondisi seperti ini, berarti bencana banjir berada diambang mata. Oleh karena itu, tegakan pohon dan tanaman semak sangat dibutuhkan disemua tempat, terutama di kawasan hutan.

Apa keuntungan banyaknya tegakan pohon dan tanaman semak di kawasan hutan?

  1. Permukaan tanah tidak mendapat hempasan yang keras sehingga kondisi permukaan tanah (top soil) tetap gembur dan berpori;
  2. Proses air mencapai tanah sedikit lebih lama (karena menetes melalui tajuk dan batang pohon), sehingga proses penyerapan air lebih maksimal;
  3. Air larian akan berkurang karena air simpanan yang masuk kedalam tanah bertambah sehingga resiko terjadinya banjir akan berkurang.

—-

*Penulis tetap Lintas Gayo, tinggal di Takengon

.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.