SETELAH lebih sepekan menyambangi 20 Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) yang ada diseputar danau Lut Tawar yang tersebar di 3 kecamatan, Kebayakan, Lut Tawar dan Kecamatan Bintang, akhirnya serangkaian lomba melukis Danau Lut Tawar yang digagas Lintas Gayo Online berakhir, Rabu (08/2/2012) lalu.
Sesuai jadwal yang telah disepakati bersama pihak sekolah sejak 1 Februari 2012 lalu, kami berangkat pagi-pagi sekali, paling telat pukul 09.00 WIB kami berusaha sudah berada disekolah yang dituju, walaupun terkadang dengan jumlah tim yang tidak seimbang dengan jumlah sekolah yang akan kami kunjungi dalam 1 harinya.
Pernah 1 hari saya benar-benar kekurangan tim, hanya 2 orang, saya dan 1 orang lagi panitia. Pernah juga hanya 3 orang. Sementara kami harus mengunjungi minimal 3 sekolah dengan lokasi sekolah yang salaing berjauhan.
Awalnya saya selaku ketua panitia yang dipercayakan Lintas Gayo hampir mengundurkan jadwal yang telah disepakati. Tetapi mengingat janji adalah hutang yang harus dilunasi dengan pihak sekolah akan didatangi, saya dan rekan-rekan panitia berangkat juga. Kami tidak ingin pihak sekolah kecewa.
Ya sudah, akhirnya dengan terus menjalin komunikasi dan negosiasi dengan pihak sekolah mereka dapat memaklumi keterlambatan panitia. Saya merasa kasihan juga sama murid-murid yang terkadang menunggu kami hingga 1 jam. Tetapi mereka tetap bersemangat untuk mengikuti lomba.
Saya bahagia rasanya ketika anak-anak ini bisa menuangkan imajinasinya melalui lukisan-lukisan mereka. Bakat-bakat yang selama ini tidak tergali ternyata begitu besar. Ternyata anak-anak yang bersekolah di wilayah perkampungan tidak kalah dengan anak-anak yang sekolah di wilayah perkotaan.
Saya pikir ini memang harus dilakukan. Apa yang kami lakukan adalah bentuk kepedulian terhadap potensi anak-anak ini. Meskipun dengan mekanisme lomba yang diterapkan panitia pengarah, Khalisuddin, sangat melelahkan tapi ini merupakan upaya untuk menggali potensi lebih banyak.
“Gali potensi anak-anak dari pedalaman, kita harus tampil beda dengan kegiatan-kegiatan sejenis yang dilakukan pihak lain yang pesertanya terfokus pada anak-anak diperkotaan,” tegas Khalisuddin yang merupakan Redaktur Pelaksana (Redpel) Lintas Gayo Online saat memberi arahan kepada kami beberapa minggu sebelum aktualisasi dilapangan dilakukan.
Alhamdulillah kami mendapatkan 85 siswa peserta yang memiliki potensi dalam bidang seni lukis dari 20 sekolah yang mengikuti audisi dengan jumlah peserta masing-masing sekolah 15-30 peserta. Dan hebatnya hadiah untuk ke-85 siswa tersebut berupa paket alat sekolah ditanggung sepenuhnya oleh Percetakan Hardy’s yang beralamat di Jalan Lintang Takengon. Dan untuk biaya operasional, selain dari kas Lintas Gayo, kami juga menerima sumbangan dari sejumlah pihak yang bersimpati.
Rilnya dana tidak mencukupi, namun semangat kami berkobar saat membayangkan wajah-wajah bersemangat dari para siswa-siswa peserta lomba.
Nah untuk grand final akan dijadwalkan pertengahan Februari ini, rencananya pemenang akan diumumkan dalam acara ulang tahun Kota Takengon ke-435 yang jatuh pada 17 Februari 2012, dan ini masih dalam rencana dari unsur pimpinan Lintas Gayo.
“Kita lihat pendanaan dulu untuk digelar acara grand final mencari 10 pelukis terbaik,” ujar Khalisuddin saat coba kami tanyakan. Tak tertutup kemungkinan akan digelar bertepatan dengan peringatan Hari Air Sedunia (World Water Day) yang jatuh pada tanggal 22 Maret 2012 mendatang, katanya lagi.
Saya berterimakasih kepada kepala-kepala sekolah dan seluruh dewan guru atas kerjasamanya. Juga atas apresiasi dan antusiasme terhadap pelaksanaan kegiatan ini. Juga kepada teman-teman panitia, Ramadiyah, Rati Ramadayati, Yulia Asmi serta dukungan rekan-rekan Lintas Gayo lainnya yang sudah dengan maksimal mengorbankan waktu dan tenaganya demi suksesnya kegiatan ini, meskipun ditengah-tengah kesibukan lainnya.
Terimakasih kepada teman-teman dari Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Komisariat Aceh Tengah, Gayo Membaca, para donatur juga kepada Hardy’s Percetakan yang telah mendukung kegiatan ini secara penuh. Semoga lahir kembali pelukis-pelukis handal dari Tanoh Gayo seperti Kidro dan lain-lain.
Dan yang utama, sesuai tujuan digelarnya lomba diharapkan muncul generasi muda yang militan membela kelestarian Danau Lut Tawar, generasi yang memiliki kemampuan menggali dan menghidupkan kembali ruh kearifan lokal yang pernah ada, bukan generasi yang bisanya cuma sekedar beretorika. (Mailida Sulaiman/Red.03)
.