Cermin Pemimpin Amanah Pro Rakyat

Oleh : Muchtarudin Gayo*


“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghianati Allah dan Rasul (Muhammad), dan jangan kamu mengkhianati Amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedangkan kamu mengetahui” (QS Al-Anfaal (8):27).

Provinsi Aceh sedang bersiap-siap untuk menghadapi pergantian kepemimpinan tingkat Gubernur/Wakil Gubernur, Bupati/Wakil Bupati, Wali Kota/Wakil Wali Kota di Provinsi dan 17 Kabupaten/ Kota yang  akan digelarnya Pemilukada pada 9 April 2012 mendatang. Jumlah DPT Pilkada Aceh sebanyak 3.227.586 pemilih, terdiri dari 1.591.712 pemilih laki-laki dan 1.635.874 perempuan dengan jumlah TPS sebanyak 9.768, diikuti  oleh lebih dari 150-an kandidat untuk memenangkan “Kursi  Panas” orang nomor satu di bumi Serambi Mekah tersebut.

Banyak kandidat yang berebut untuk mendapatkan “kursi terhormat” baik sebagai bupati atau sebagai gubernur. Tulisan ini mengangkat kisah dengan harapan bisa menjadi cermin bagi “para kandidat” pengemban amanah tersebut, serta jadi rujukan bagi rakyat yang akan menyerahkan Amanah kepada pemimpinnya. Kisah ini tentang sosok Sa’id bin Amir yang hidup pada masa khalifah Umar bin Khattab ra.

Seorang Penasihat bagi Khalifah

Suatu ketika, Sa’id bin Amir menghadap kepada khalifah Umar bin Khattab  ra. dan berkata : “Takutlah kepada Allah dalam bersikap kepada manusia dan janganlah kamu takut kepada manusia dalam bersikap kepada Allah. Janganlah perbuatanmu berlawanan dengan kata-katamu, karena sebaik-baik perkataan adalah perkataan yang terbukti dengan perbuatan perhatikanlah dengan menghadapkan wajahmu  kepada orang-orang yang diamanatkan Allah kepadamu untuk mengurus urusan mereka, baik yang tinggal jauh maupun yang tinggal di negri yang dekat denganmu. Jadikanlah dirimu mencintai mereka sebagaimana engkau mencintai dirimu dan keluargamu. Jadikanlah dirimu membenci keburukan yang akan menimpa mereka sebagaimana engkau membenci keburukan yang akan menimpa dirimu dan keluargamu. Hamburkanlah dirimu ke lautan kebenaran menujun jalan Allah dan janganlah kamu takut kepada celaan orang-orang yang suka mencela.”

Kemudian Umar bin Khattab ra. bertanya : “Siapakah yang mampu melakukan hal itu, wahai Sa’id? “Dia menjawab “orang yang dipikulkan beban di pundaknya seperti beban yang dipikulkan di pundakmu”

Sa’id bin Amir selalu menolak diberi jabatan gubernur oleh Umar bin Khattab ra. Namun, karena begitu sering di desak, maka satu ketika dia menerima juga tawaran menjadi gubernur. Kemudian Umar bin Khattab ra mengangkat Sa’id bin Amir menjadi gubernur di propinsi Homs. Pada saat pengangkatan, Umar bin Khattab ra berkata : “wahai sa’id, apakah kami boleh menentukan gajimu?” Sa’id bin Amir menjawab : “untuk apakah itu bagiku, bagianku dari baitul maal sudah lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhanku.”

Gubernur yang fakir

Tidak lama berselang setelah pengangkatan Sa’id bin Amir menjadi gubernur Homs, datanglah beberapa penduduk Homs  ke Madinah. Mendengar kedatangan mereka, Umar bin Khattab ra kemudian menemui dan bertanya kepada mereka :”Tulislah oleh kalian nama-nama orang fakir yang ada di negeri kalian agar aku dapat memenuhi kebutuhan mereka”. Maka merekapun menuliskan nama-nama orang fakir yang mereka kenal di daerah mereka. Ketika daftar rakyat yang fakir tersebut telah sampai ditangan Umar bin Khattab ra, dia melihat dalam daftar itu tercantum nama Sa’id bin Amar di urutan pertama. Umar bertanya :”Siapakah Sa’id bin Amir ini ?” mereka menjawab :”Dia adalah gubernur kami, wahai Amirul Mukminin.

”Umar bin Khattab ra bertanya lagi:” Apakah gubernur kalian orang yang fakir? Apakah dia tidak mendapatkan bagian dari Baitul Maal?” mereka menjawab :” Ada, akan tetapi bagian tersebut tidak mencukupi kebutuhannya.”

Mendengar hal itu, kemudian Umar bin Khattab ra memerintahkan untuk mengirimkan uang sebanyak 1000 dinar kepadanya. Ketika Sa’id bin Amir melihat uang tersebut maka dia berkata:”Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un.”  Mendengarkan perkataan Sa’id bin Amir, utusan itu bertanya :”Bagaimanakah pendapatmu, apakah Amirul mukmin mendapat musibah harta ?”Sa’id bin Amir menjawab :” Lebih besar dari pada itu, dunia telah datang kepadaku, berarti fitnah trelah datang kepadaku!”. Maka orang-orang yang disekeliling Sa’id bin Amir berkata kepadanya :”Fitnah itu tidak akan menjerumuskanmu. Bagaikanlah uang ini kepada para fakir miskin kaum muslimin.” Maka Sa’id bin Amir pun membagikannya kepada para pasukan kaum muslimin.

Untuk mengetahui perkembangan di propinsi Homs, maka umar bin khattab ra. mengunjungi kota itu, datanglah kepadanya penduduk Homs dengan mengadukan tentang empat perbuatan gubernur mereka, Sa’id bin Amir, yang tidak mereka sukai. Keempat hal itu adalah : Dia tidak mau menghadapi mereka kecuali apabila sudah tengah hari, dia tidak mau menerima rakyat pada malam hari, sehari dalam 1 bulan dia selalu menutup diri dari rakyatnya dan pada waktu-waktu tertentu  dia pingsan.

Ketika Umar bin Khattab ra bertanya kepada Sa’id bin Amir tentang  keempat hal tersebut, maka Sa’id bin Amir menjawab bahwa dia baru menemui rakyatnya pada siang hari karena dia mengadoni dan memasak makanan sendiri baru berangkat kekantornya, dia tidak menerima rakyatnya dimalam hari karena dia jadikan siang melayani rakyatnya dan malam hari untuk beribadah kepada Allah,sedangkan dia sebulan sekali menutup diri dari rakyatnya karena dia mencuci pakaian sebulan sekali dan menunggu kain tersebut sampai kering dalam 1 hari. Adapun tentang sewaktu-waktu dia pingsan, karena dia teringat ketika masih menjadi golongan musyrik dia menyaksikan terbunuhnya Mash’ab bin Khubaib Al-Anshori. Ketika itu kaum musyrikin Quraiisy mencincang dagingnya dan membawa ke tiang salib, sedangkan dia hanya melihat dan membiarkannya, bahkan meneriakkan nama Muhammad seraya mengejeknya. Sehingga ketika teringat hal itu, dia merasa Allah tidak akan mengampuninya dan dia pingsan karenanya.

Gubernur yang berjalan kaki ke Madinah

Setelah setahun gubernur propinsi Homs diserahkan kepada Sa’id bin Amir, Umar bin Khattab ra. tidak mendengar satu pun berita darinya, bahkan tidak ada setoran hasil pajak darinya. Maka Umar bin Khattab ra. meminta untuk menuliskan surat kepadanya dan memintanya untuk menghadap.

Lama setelah surat itu dikirimkan kepada Sa’id bin Amir, maka pada satu hari, di jalan besar kota Madinah terlihat seorang laki-laki yang berambut kusut dan berdebu yang memenuhi badannya dengan langkah yang tertatih-tatih karena letih akibat perjalanan yang sangat jauh. Dibahu kananya terdapat sebuah karung dan mangkok, dan dibahu kirinya terdapat sebuah kantong air kecil berisi air. Dia berjalan dengan bantuan sebuah tongkat untuk menopang badannya yang kurus dan lemah.

Kemudian laki-laki itu berjalan dengan langkah perlahan menuju majelis Khalifah Umar bin Khatab ra. dan berkata :”Assallamu’alaikum, wahai  Amirul Mukminin.” Umar bin Khattab ra menjawab salamnya dan terkejut serta merasa pilu melihat keadaannya. Umar bin Khattab ra lebih terkejut lagi ketika mengenal laki-laki itu yang tidak lain adalah Sa’id bin Amir, gubernur Homs yang diangkatnya dan diperintahkan untuk menghadap kepadanya.

Kemudian Sa’id bin Amir menyampaikan laporan tentang perkembangan propinsi Homs selama diamankan kepadanya. Tidak ada satu bagianpun yang tersisa kepadanya kecuali dibagikan kepada rakyatnya yang fakir atau miskin, sehingga tidak ada yang bisa diserahkan kepada khalifah. Ketika dia menerima surat perintah untuk menghadap khalifah, maka dia tidak memiliki bekal kecuali yang dibawanya itu. Dia tidak memiliki unta untuk dijadikan kendaraan, karena dia tidak membutuhkannya dan tidak ada satu pejabat Homs pun yang memberinya karena dia tidak memintanya. Sehingga dia berjalan kaki untuk memenuhi panggilan khalifah itu.

Mendengar laporan itu, Umar bin Khattab ra. meminta untuk memperpanjang masa jabatan sebagai gubernur Homs, tetapi Sa’id bin Amir tidak menerima dan menyatakan tidak mau lagi menerima jabatan gubernur itu baik di masa Umar bin Khattab ra. atau di masa sesudahnya. Dan Sa’id bin Amir pun meminta izin untuk pulang ke rumahnya yang terletak beberapa mil  dari Madinah.

Mantan Gubernur yang Tetap Teguh

Melihat kondisi tersebut, Umar bin Khattab ra. memerintahkan kepada Al-Harits untuk mengirimkan uang belanja sebanyak 100 dinar kepada Sa’id bin Amir. Maka Al-Harits berangkat ke  rumahnya dan menginap selama tiga malam disana. Keluarga Sa’id bin Amir hanya memiliki beberapa piring gandum yang khusus untuk menjamu tamunya, setelah persediaan gandum itu habis, maka secara terus terang Sa’id bin Amir mempersilakan Al-Harits untuk kembali ke Madinah. Maka kemudian Al-Harits pun mengeluarkan uang 100 dinar itu dan memberikannya kepada Sa’id bin Amir. Namun Sa’id bin Amir dengan tegas menolak uang itu seraya berkata:”aku tidak memerlukan semua itu, kembalikanlah kepada khalifah !!” mendengar perkataan suaminya, istri Sa’id bin Amir merobek pakaian paling bawahnya dan diberikan kepada Sa’id bin Amir, lalu dia mengambil uang itu dan membagikannya kepada anak-anak syuhada dan fakir miskin hingga habis tanpa sepengetahuan Al-Harits.

Al-Harits kemudian melaporkan semuanya kepada umar bin khattab ra. Maka Umar bin Khattab ra sekali lagi menyurati Sa’id bin Amir dan meminta dengan sangat untuk menemuinya. Ketika di desak oleh Umar bin Khattab ra untuk apa uang yang diberikan kepadanya, dengan terpaksa Sa’id bin Amir mengatakan bahwa semuanya telah disedekahkannya. Maka Umar bin Khattab ra mendo’akannya dan memberikan 60 gantang makanan dan 2 pakaian. Namun Sa’id bin Amir hanya mengambil 1 potong pakaian untuk mengganti pakaian bawah isterinya yang tersobek. Subhanallah, harapan kita semua rakyat jelata semoga kepemimpinan Sa’id bin Amir ini dicontoh oleh para pemimpin di propinsi Aceh terutama  calon pemimpin di Kabupaten Bener Meriah dan Aceh Tengah dimana  secara kasat mata terlihat para pemimpin di negeri ini lebih kaya dan lebih sejahtera dari pada rakyatnya. Ini peringatan bagi para pemilik Amanat (Rakyat pemilik suara). Katakan tidak kepada bujuk rayuan para penyebar politik uang yang member racun serasa madu kepada rakyat.

*Penulis adalah Ketua Umum Lsm Gempar Jakarta.
.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.