Kegunaan Ilmu

Oleh Andrian Kausyar*

SIAPA yang menghendaki kehidupan  di dunia sekalugus kehidupan akhirat hendaklah memiliki ilmu, ini merupakan janji agama. Menuntut ilmu tidak mengenal batas usia dan tidak pernah ada istilah tamat, semua orang boleh mengatakan dirinya atau orang lain sudah tamat dari lembaga pendidikan dan pada jenjang tertentu. Namun ia tidak bisa katakan dengan selesainya pendidikan dan menerima ijazah ia akan  berhenti mencari ilmu, malah banyak orang katakana bahwa dengan selesainya pendidikan, maka tanggung jawab keilmuan akan menjadi lebit berat. Disamping juga dengan ilmu manusia akan terangkat derajat kehidupannya.

Ilmu yang berguna  didasarkan pada tujuan ibadah, menurut. Dr Mahdi Ghulsyani bahwa salah satu cara yang dapat menolong manusia dalam perjalanannya menuju Allah adalah dengan ilmu. Disamping tujuan ibadah secara langsung ilmu juga dapat :

Pertama, meningkatkan pengetahuan akan adanya Allah dan dapat meningkatkan ketaatan kepada-Nya. Sesuai dengan sabda Nabi,” Sesungguhnya Allah ditaati dan disembah dengan ilmu. Begitu juga kebaikan di dunia dan akhirat akan didapat dengan menggunakan ilmu, Sebaliknya kejahatan di dunia dan akhirat disebabkan karena kebodohan.”

Kedua, secara efektif dapat membantu untuk mengembangkan kehidupan masyarakat dan dan dapat membawa masyarakat kepada apa yang akan mereka tuju, diantara tujuan masyarakat adalah mencari keridhaan Allah dan Allah akan menjamin orang tersebut akan mendapat kedudukan yang istimewa di sisi Allah dan dalam pandangan manusia yang lain. Sampai-sampai derajat yang di dapat manusia tidak hanya di dunia bahkan sampai di akhirat kelak.

Ketiga, membimbing kepada jalan kebaikan,.dengan ilmu juga seseorang dapat mengetahui mana perbuatan yang harus dikerjakan dan mana perbuatan yang harus ditinggalkan. Banyak orang yang berbuat dengan tidak mempunyai ilmu biasa akan berakhir dengan kerugian tidak hanya untuk dirinya tetapi juga kerugian untuk orang lain.

Keempat, dengan ilmu seseorang dapat menjadikan dirinya bermanfaat untuk orang lain, karena sebaik-baik manusia adalah orang yang dapat memberi manfaat  untuk orang lain. Nabi menyebutkan “manusia yang paling dicintai-Nya adalah yang paling bermanfaat bagi keluarga-Nya”

Sebaliknya, bila menuntut ilmu tidak diniati karena Allah dan juga tidak memberi manfaat atau kebaikan kepada orang lain, Allah mengumpamakannya dengan”…keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal …(QS 62:5). Artinya kitab yang dibawa tidak dijadikan sebagai bahan bacaan dan juga tidak dijadikan pedoman dalam kehidupan, sehingga usaha yang dilakukan akan sia-sia.

Dalam hubungan dengan ilmu pengetahuan, banyak ungkapan dalam Alquran yang mempunyai kesamaan makna dengan berpikir, antara lain adalah merenung dan memperhatikan serta kata-kata yang lain. Kata-kata ini menunjukkan betapa pentingnya kegiatan berpikir dalam kehidupan manusia. Selain bergunan untuk membedakan manusia dari makhluk lain, juga mengarahkan manusia kepada kesempurnaan hidup.

Kitab Nashoihul Ibad karya Ibnu Hajar Al-Ashqolani disebutkan, menurut  pendapat jumhur ulama  berpikir akan membawa manusia menuju kesempurnaan. Dan berpikir dapat dilakukan dengan lima hal :

Pertama, berpikir dalam hubungannya dengan tanda-tanda yang menunjukkan kekuasaan Allah,  sehingga melahirkan ilmu dan keyakinan tentang Keagungan Allah. Diantara upaya untk ini adalah dengan memperhatikan, memahami, dan merenungkan penciptaan diri manusia dan  alam sekitarnya. Allah berfirman,”Dan di bumi terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yakin kepada Allah dan pada diri kalian, tidakkah kalian memperhatikan? (Q.S. 51:20-21)”

Kedua, berpikir tentang nikmat Allah yang telah diberikan kepada manusia, sehingga melahirkan rasa cinta dan syukur kepada-Nya. Rasa cinta terhadap nikmat Allah akan tercermin dalam perilaku dan selalu mengutamakan kewajiban terhadap Allah di atas kepentingan pribadi.

Ketiga, berpikir tentang janji-janji Allah dan meyakini bahwa janji Allah itu pasti, karenanya akan lahirlah rasa cinta dan rindu akan  Allah, hidup sellau optimistis, dan selalu menjadikan Alah sebagai sebab sari segala sesuatu. Allah memberikan apa yang dimaksud dengan kasab, dengan ini manusia akan rajin berusaha dan meyakini bahwa  Allah akan memberikan suatu sesuai dengan kadar usahanya. Kalau seseorang itu tekun bekerja dan berdoa, tentu dia akan mendapatkan hasil sesuai dengan yang diusahakan. Allah berfirman, “Allah menjanjikan orang-orang beriman dan beramal saleh bahwa Dia sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang terdahulu berkuasa.”

Keempat, berpikir tentang ancaman Allah sehingga melahirkan rasa takut. Rasa takut akan ancaman Allah akan membuat seorang hamba takut berbuat maksiat kepada Allah, sehingga akan hati-hati dalam melangkah dan berbuat, ia selalu menjaga hati, pikiran dan akan selalu berprasangka baik kepada Allah.

Kelima, berpikir tentang sejauh mana ketaatannya kepada Allah sehingga melahirkan gairah untuk beribadah. Karena ibadah merupakan salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah. Ibadah merupakan cerminan ketaatan seorang hamba kepada Tuhannya.

Dengan berpikir dalam lima hal tersebut, seseorang diharapkan  akan mencapai kemampuan intelektual, mental, dan spiritual yang berguna dalam menjalani hidupnya. Bukan hanya untuk dirinya, melainkan juga untuk lingkungannya. Dengan ilmu dan kemampuannya, ia dapat beroleh kebaikan tidak hanya di dunia tetapi juga kelak di akhirat.



*Penulis urang Gayo berdomisili di Jakarta

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.