TAKENGON – Banjir bandang akibat hujan deras yang turun di kampung Paya Kolak, Arul Gadeng, Kecamatan Celala, Aceh Tengah, 25 Februari sekira pukul 00.30 WIB, menyebabkansekitar 25 rumah, hektaran kebun kopi dan persawahan menjadi ikut rusak. Bahkan informasi yang diterima menyebutkan, ada 3 ekor kerbau warga yangdiikat di dekat jembatan ikut mati karena hanyut.
“Warga baru tau ada banjir bandang karena air mengaliri rumah dan binatang piaraan hanyut,” kata Muammar, warga Brawang Gadeng yang mengaku masih sempat menyelamatkan hewan piaraannya.
Air diperkirakan meluap dari sungai yang berada di kali betong Ateuh dan Kampung Paya Kolak. Peristiwa itu sangat mengagetkan Warga karena tidak menduga akan terjadi banjir bandang. Peristiwa itu baru disadari warga karena gemuruh dan suara binatang.
“Kalau tidak ada rumah yang rusak dan kerbau yang hanyut barangkali warga tidak mengetahui peristiwa itu, karena terjadi tengah malam,” kata Amar lagi saat dihubungi The Atjeh Post Sabtu 25 Februari sore.
Hingga sore ini, kata Amar, sebagian warga mengungsi dirumah Geucik setempat. “Baru terlihat sebuah alat berat yang dikirim ke lokasi kejadian.” lanjutnya.
Paya Kolak, Brawang Gading, Aceh Tengah terletak sekitar 20 km dari pusat kota Takengon dan terletak di padalaman yang mendekati perbatasan Beutong Ateuh, Nagan Raya. Daerah ini, kata ketua Walhi Aceh Zulfikar, termasuk kawasan yang masuk dalam proyek Ladia Galaska.
Sementara dari Informasi yang diperoleh dari beberapa warga yang sempat dihubungi menyebutkan, banjir bandang terjadi karena beberapa tahun lalu gunung di Kampung Arul Gading sering ditebang oleh penebang liar, dan sisa-sisa pohon yang ditebang membentuk sebuah kolam. dan kolam itu ditadak sanggup lagi menampung air, sehingga terjadibanjir bandang. (Jauhari Samalanga | The Atjeh Post)