Takengon | Lintas Gayo – Seorang warga Banda Aceh pecandu kopi Gayo yang kerap berkunjung ke Takengon mengeluhkan tidak adanya hidangan kopi Gayo di sejumlah penginapan di ibukota Kabupaten Aceh Tengah yang betul-betul memenuhi seleranya selaku penikmat Kopi.
“Tak ada kopi enak di sejumlah penginapan disini. Kalau ingin menikmati kopinya kopi Gayo maka harus nyari keluar hotel,” kata Hasbi Azhar, seorang fotografer yang dipercayakan oleh Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional (BPSNT) Banda Aceh sebagai juri di ajang Rally Foto “Gayo Cultural Heritage”, Minggu 29 April 2012.
“Yang datang ke Gayo umumnya adalah wisatawan, dan sebagian besar dari mereka ingin nikmati kopi Gayo, jadi suguhkan yang terbaiklah. Masak iya di lumbung kopi ternikmat gak disuguhkan kopi nikmat,” kata Hasbi yang mengaku kerap menemani wisatawan ke Takengon dan setidaknya sudah mencoba menginap di 5 penginapan di Takengon, namun kopinya tidak sesuai yang diharapkan.
Lebih jauh diceritakan fotografer yang ngopi minimal 3 gelas sehari ini, beberapakali iya menemani rekannya ke Gayo terpaksa hingga ke Kabupaten Bener Meriah untuk nikmati kopi. Dan biasanya ngopi 3-4 kali sehari selama di Takengon.
“Banyak rekan saya yang kalap ngopi saat tiba di Gayo, tiga empat kali ke warung kopi dan nambahnya berkali-kali,” pungkas Hasbi Azhar sambil tertawa. (Khalis)
