BANDA ACEH – Masyarakat korban konflik Aceh Tenggara dan Bener Meriah kembali mendatangi kantor Badan Reintegrasi Aceh (BRA) di Banda Aceh, Kamis 10 Mei 2012.
Kedatangan mereka untuk menyerahkan ulang data kepada Ketua BRA terkait bantuan pembangunan rumah bagi korban konflik di kedua daerah itu. Untuk data terbaru, warga menyerahkan penambahan empat orang korban konflik. Mereka akan bersama-sama mengawasi jalannya proses verifikasi data korban di lokasi bersama dengan tim dari BRA.
Selain itu, korban konflik juga mendesak agar BRA segera mengeluarkan Surat Keputusan dan membentuk tim guna memastikan kapan pembangunan rumah akan dilaksanakan.
Hanif Asmara, Ketua BRA mengatakan sebelum mendata ke lapangan perlu disampaikan terlebih dahulu bahwa kriteria rumah yang akan dibangun harus sesuai dengan ketentuan.
“Rumah tersebut memang terbakar akibat konflik, tetapi bukan rumah sewaan atau rumah bukan milik korban, semua itu merupakan hasil informasi data formulir yang diisi oleh masyarakat korban, sedangkan BRA bertanggung jawab untuk membangun rumah,” kata Hanif.
Ia juga menambahkan bahwa data isian tersebut telah disiapkan oleh BRA. Setelah diisi oleh masyarakat bersama ketua kelompok, Muspika akan memeriksa ke lapangan untuk memastikan kebenaran data. “Jika sudah tetap baru pembangunan rumah akan dilakukan.”
Junaidi Hasan, perwakilan korban konflik, mengatakan berdasarkan informasi yang mereka terima dari Ketua BRA, dana yang akan dicairkan masih dalam APBA dan baru keluar pada Juni mendatang. Tetapi juga belum diketahui kapan karena masih dalam tahap proses.
“Kalau kita lihat dari yang sebelumnya rumah yang akan dibangun tipe 36. Kita berharap rumah tersebut bisa segera direalisasikan supaya masyarakat tenang,” kata Junaidi kepada The Atjeh Post. (Ikliludin Aras | The Atjeh Post)