Penonton Puas di Ajang Musik Rindu Akustika Ivan Wy

Takengon | Lintas Gayo – Ajang musik Panggung Rindu Akustika Ivan WY “Katakan Gayo Dengan Karya” gagasan Joe Projet, Media Online The Atjeh Post, Wapres Cafe, Dhean Organizer dan Media Online Lintas Gayo berakhir dengan baik walau Wapres Cafe Takengon dan sekitarnya sempat diguyur hujan lebat, Sabtu (12/05/2012).

Pengunjung sangat antusias mengikuti tembang rindu Ivan WY yang merupakan penyanyi yang terkenal dengan suara khasnya itu tidak surut. Terlihat semua elemen hadir mengikuti acara ini, baik dari kalangan musisi Gayo, fatografer, seniman, wartawan.

Acara yang dimulai pukul 20.20 Wib ini, dibuka dengan kata sambutan dari Ivan. Dikatakan, dirinya telah bermusik sejak tahun 1988, dan nama nya melejit ketika bergabung dengan grup musik Saba, dan pada tahun 2006 diminta menggarap album penyanyi Aceh Rafly dengan album Ainul Mardiah, kata Ivan WY.

Ivan yang beru-baru ini pernah membuat demo lagu Gayo, tapi sayang lagu-lagu Ivan WY telah dibajak sebelum sempat diterbitkan, Ivan mengatakan dirinya ikhlas dengan lapang dada akan kejadian ini, menurutnya lagu-lagu tersebut dibuat semata-mata hanya untuk urang Gayo, dan semua karyanya didedikasikan buat tanoh Gayo tercinta, kata Ivan saat mengawali acara tersebut.

Dalam kegiatan itu juga turut dihadirkan dua orang nara sumber dengan bidang dan keahlian masing-masing, praktisi hukum Amna Zalifa, SH, MH, yang berbicara seputar tentang hak cipta karya seni Gayo mengatakan, bahwa cipta karya seseorang telah diatur berdasarkan Undang-undang No 19 Tahun 2002, untuk itu dirinya mengatakan agar karya cipta seseorang tidak dibajak, maka sesegera mungkin karya tersebut untuk didaftarkan ke Departemen Hukum dan HAM serta masuk menjadi anggota yayasan karya cipta Indonesia, agar karya tersebut memiliki kekuatan hukum sehingga jika ada yang membajak dapat diproses sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku, kata Dosen di STIHMAT Takengon ini.

Ditambahkannya lagi, bahwa didalam hak cipta terdapat perlindungan untuk hasil karya seseorang. “untuk karya sebuah lagu hak cipta dimiliki oleh pencipta dari lau tersebut diterbitkan hingga dia meninggal dunia ditambah 50 tahun setelah menginggalnya pencipta tersebut, sedangkan untuk hak cipta fotografi hak cipta yang dimiliki oleh pencipta adalah selama 50 tahun, ada juga hak cipta istimewa yakni hak cipta tanpa batas seperti hak atas cagar budaya setu daerah”, pungkas Amna.

Sementara itu, Firdaus Chalid (61) seorang fotografer yang telah banyak makan asam garam, malam ini tampil sebagai pembicara dalam acara Panggung Rindu Akustika Ivan WY “Katakan Gayo Dengan Karya”, Minggu (12/05/2012) di Wapres Cafe-Takengon dengan tema “Berjuta Gayo di Lensa Ku” .

Diceritakan Cik Daus sapaan akrabnya, dirinya telah melirik fotografi sejak duduk dibangku Sekolah Dasar (SD) dimasanya bernama Sekolah Rakyat (SR), keinginan kuat nya dalam bidang ini menjadikannya ingin memiliki sebuah kamera foto pada masa itu. Keinginan yang kuat itu pula, dimasa duduk di bangku SMP Cik Daus dan teman-temannya saat itu berniat untuk menyewa sebuah tustel box dari Alm Mahmud Tarigan di Asir-Asir sekaligus meminta kepada beliau untuk mengajarinya memotret, kata Cik Daus.

Kegiatan memotret telah dilakoninya selama puluhan tahun ini menjadikannya dikenal oleh fotografer-fotografer muda saat ini. Telah banyak karya foto yang telah dihasilkannya, sehingga dirinya diberi materi Berjuta Gayo di Lensa Ku pada acara tersebut.

Cik Daus berpesan kepada fotografer muda Gayo saat ini untuk terus berkarya melalui lensa-lensa mereka. “Abadikan Gayo dengan kamera mu wahai fotografer muda Gayo, karena masih banyak yang belum terdokumentasi di Gayo ini”, pungkas Cik Daus.

Ivan WY, menyanyikan 11 lagu kesayangan nya diiringi oleh pemain-pemain musik Gayo, acara ini selesai pada pukul 23.15 Wib. Tampak hadir dalam acara ini sejumlah musisi-musisi muda tanoh Gayo, termasuk seorang penyanyi senior Gayo, Mursyid, yang terkenal lewat tembangnya yang berjudul Mukale Ni Mata dan Kuyu.

Sementara itu, Putri Kopi Gayo 2012, Dewinta Heriza yang sebelumnya dijadwalkan hadir di acara tersebut, urung tampak bersama para musisi dan para pengunjung. Belum diperoleh informasi sebab musabab ketidakhadiran Iza, panggilan akrabnya. (Darmawan Masri/Red.03)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.