“Jenang, antara Tradisi dan Kebersamaan” Catatan dari Gelampang Gading Linge

BAGI sebagian besar masyarakat yang  bersuku Jawa  tentunya tidak asing lagi dengan penganan yang satu ini”Jenang”, yakni makanan khas yang terbuat dari santan kelapa, tepung beras ketan,  gula merah dan garam.

Poses pembuatan jenang yang cukup lama, sangatlah membutuhkan kesabaran, kegigihan  dan kebersamaan, karena proses pembuatan  jenang biasanya memakan waktu antara  3 sampai dengan 4 jam.

Jenang adalah simbol tradisi masyarakat  tidak hanya  sebatas  makanan untuk mengeyangkan perut. Jenang merupakan tanda atau simbol yang sarat akan makna, bisa dilihat dari sisi cita rasa,  wujud persaudaraan,  kebersamaan, kesabaran, dan  rasa syukur kepada sang khaliq atas anugerah yang dberikan kepada hambanya.

Jenang yang telah dibuat biasanya disajikan kepada para tamu, para tetangga  dari yang punya hajatan seperti pesta Perkawinan, Sunat Rasul, dan Turun Tanah  bayi.

Sebagaimana halnya yang terlihat dari prosesi   Hajatan Syukuran Sunat  Rasul  putra  salah seorang warga  Kampung  Gelampang  Gading Kecamatan Linge Kabupaten Aceh   Tengah, Minggu Siang (03/6/12) , dimana terlihat kesibukan sejumlah warga,  yang tengah mempersiapkan  penganan Jenang  dengan  membuat  3 (tiga) Kuali (belanga).

Menurut salah seorang sesepuh masyakat Kampung Gelampang Gading Linge, Sutarno (54 tahun), penganan yang lebih populer dikenal sebagai istilah “Jenang” ini telah menjadi warisan budaya turun-temurun dari generasi ke generasi yang perlu terus  dilestarikan  dan dipertahankan.

“Selain mempunyai rasa yang enak dan manis, jenang juga dapat disimpan dalam waktu yang realtif lama bahkan berbulan-bulan. Tentu saja dibutuhkan tekhnik pengemasan yang baik pula agar jenang-jenang tersebut dapat bertahan dalam jangka waktu yang relatif lama”, imbuh Sutarno.

Proses membuat jenang cukup mudah namun membutuhkan kesabaran dan ketelitian serta yang lebih penting adalah  kebersamaan, kata Sutarno, seraya menambahkan  bahwa  Keripik Ubi dan tape Ubi yang dipasarkan di sepanjang jalan Nasional  Isak  dan  Simpang Gading  adalah hasil kerajianan   dari warga kampung  kampung Gelampang Gading.

“Ya  mudah-mudahan  Kampung Gelampang  Gading Linge, bisa seperti  Sare Aceh Besar yang juga penghasil keripik Ubi dan tape ubi di Aceh, harapnya  “Semoga”. (*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.