Kepala Sekolah dan Guru Efektif

Oleh: Dr. Darul Aman, M.Pd*

DESKRIPSI singkat mengenai tingkah laku kepala sekolah yang berhasil “efektif” menurut Gary A. Davis dan Margaret A. Thomas, 1989, (dalam Salven Hasri, 2002) adalah; (1) memiliki visi yang kuat tentang masa depan sekolahnya, dan mendorong stafnya bekerja merealisasikan visi tersebut, (2) memiliki harapan yang tinggi, baik prestasi peserta didik maupun kinerja staf, (3) mengamati guru dalam kelas dan memberikan masukan yang positif, dan konstruktif dalam menyelesaikan masalah peningkatan pembelajaran, (4) mendorong pemamfaatan waktu mengajar yang efisien dan merangcang prosedur meminimalkan gangguan, (5) memamfaatkan materi dan tenaga secara kreatif, (6) memonitor prestasi individu dan kelompok peserta didik dan memamfaatkan informasi untuk perencanaan pengajaran.

Dari keenam gambaran di atas, besar kemungkinan sudah dilaksanakan oleh kepala sekolah yang bersangkutan, namun ada hal yang penting belum tersentuh oleh sebagian kepala sekolah yakni berupa penelitian lokal (sekolah) yang mana mengangkat permasalahan yang terkait dengan materi pembelajaran sekaligus mengembangkan potensi anak didik untuk melakukan penelitian kecil. Mengapa ini penting? Karena sesuai dengan kebutuhan pendidikan saat ini bahwa untuk menjadi kepala sekolah yang efektif perlu memikirkandan melaksanakan bentuk penelitian kecil (PTK) di sekolah masing-masing sehingga mengetahui dan mampu mereflikasikan hasilnya kepada semua staf pengajar di sekolah.

Dalam penciptaan suasana akademis, orientasi harapan yang tinggi, kepala sekolah menurut Gary dan Margaret bisa mengambil dari delapan kategori pengamatan dan penelitian kepala sekolah yang efektif, sebagai berikut:

Kepala sekolah dapat aktif dalam penciptaan perbaikan yang konkrit. Artinya, dengan kebijakan kepala sekolah ia mampu melakukan mengambil inisiatif yang berbentuk positif tanpa memandang kedekatan hubungan dengan berbagai pihak demi meningkatkan sekolah.

Lalu, Kepala sekolah juga dapat mendatangkan dan melibatkan orang tua dalam pembelajaran di sekolah dalam rangka kemajuan sekolah itu sendiri.

Serta Kepala sekolah dapat menciptakan sistem hadiah untuk peserta didik dan guru yang mendukung orientasi akademis dan merangsang exellence dalam penampilan peserta didik dan guru. Ini juga kebijakan yang ditambah dengan anggaran yang sesuai dengan kemampuan sekolah.

Tingkah laku sentral kepala sekolah yang efektif adalah monitoring perkembangan peserta didik, khususnya seperti tercermin dalam nilai tes tiap tingkatan, tiap kelas, dan tiap siswa. Tindakan ini secara intrisik mencerminkan fokus dan nilai akademis. Hal ini menyangkut dengan intelektualitas guru dan anak didik di sekolah.  

Kepala sekolah dapat memperoleh sumber-sumber material personal yang diperlukam untuk pembelajaran yang efektif dan menggunakan secara kreatif sesuai dengan prioritas akademik. Fasilitas pendidikan seperti buku, lab, IT, dan lain sebagainya yang dianggap kebutuhan sekolah sebaiknya bisa dicari oleh kepala sekolah.

Kepala sekolah bertanggung jawab terhadap penciptaan lingkungan yang tertib dan aman. Beberapa saran yang berkaitan dengan penciptaan lingkungan sekolah, yang dapat dilakukan oleh kepala sekolah, yaitu: menciptakan lingkungan sekolah yang sehat/asri dan bersih, bebas polusi suara, indah dan tenang.  

Guru yang efektif

Guru yang profesional perlu melakukan pembelajaran di kelas secara efektif.  Adapun ciri-ciri guru yang efektif menurut Gary A. Davis dan Magaret A Thomas dalam Suyanto, (2001) ada empat kelompok yaitu: Pertama, memiliki kemampuan yang terkait dengan iklim belajar di kelas, yang kemudian dapat dirinci lagi menjadi; (1) memiliki keterampilan interpersonal, khususnya keterampilan keterampilan untuk menunjukkan empati, penghargaan kepada peserta didik dan ketulusan, (2) memiliki hubungan yang baik dengan peserta didik, (3) mampu menerima, mengakui, dan memperhatikan peserta didik secara tulus, (4) menunjukkan minat dan antusias yang dalam mengajar, (5) mampu menciptakan atmosfir untuk tumbuhnya kerja sama dan kohesivitas dalam dan antar kelompok peserta didik, (6) mampu melibatkan peserta didik dalam mengorganisasikan dan merencanakan kegiatan pembelajaran, (7) mampu mendengarkan peserta didik dan menghargai hak peserta didik untuk berbicara dalam setiap diskusi, (8) mampu meminimalkan fiksi-fiksi di kelas.

Kedua,   kemampuan terkait dengan strategi manajemen pembelajaran, meliputi; (1) memiliki kemampuan untuk menghadapi dan menangani siswa yang tidak mempunyai perhatian, suka menyela, mengalihkan pembicaraan, dan mampu memberikan transisi substansi bahan ajar dalam proses pembelajaran, (2) mampu bertanya atau memberikan tugas yang memerlukan tingkatan berfikir yang  berbeda untuk semua peserta didik.

Ketiga, memiliki kemampuan yang terkait dengan pemberian umpan balik (feedback) dan penguatan (reinforcement), terdiri dari; (1) mampu memberikan umpan balik yang positif terhadap respon peserta didik, (2) mampu memberikan respon yang bersifat membantu terhadap peserta didik yang lamban dalam belajar, (3) mampu memberikan tindak lanjut terhadap jawaban siswa yang kurang memuaskan, (4) mampu memberikan bantuan profesional kepada peserta didik bila diperlukan.

Keempat,memiliki kemampuan yang terkait dengan peningkatan diri, terdiri dari; (1) mampu menerapkan kurikulum dan metode mengajar secara inovatif, (2) mampu memperluas dan menambah pengetahuan mengenai metode-metode pengajaran, (3) mampu memamfaatkan perencanaan guru secara kelompok untuk menciptakan dan mengembangkan metode pengajaran yang relevan.

Gambaran guru yang efektif di atas erat hubungannya dengan guru-guru yang bersertifikasi atau guru-guru yang telah mengikuti PLPG. Dengan kalimat yang sedikit kritis adalah ”cobalah laksnakan prinsip pembelajaran yang berlatar PLPG tersebut di sekolah anda”. Penulis merasa yakin bahwa menjadi guru yang efektif adalah sebuah cerminan yang diperoleh dari pelatihan melalui PLPG tersebut, namun terpulang kepada guru itu sendiri-mau atau tidak.

Pelaksanaan ini bukan hanya di sekolah semata akan tetapi di tingkat mahasiswa akan sangat baik bilamana seorang dosen membelajarkan mahasiswa dengan cara yang edukatif, prospektif dan kreatif sehingga menghadirkan hasil yang tepat guna. Selamat berbuat untuk anak didik.(ihsandarul@gmail.com)

*Guru SMAN 1 Takengon, Dosen STAIN GP dan Dosen PPs UT Pokja Aceh Tengah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.