Catatan : Arbi Hadi*
DULU, Gayo Lues terkenal dengan daerah penghasil ganja dengan kualitas terbaik. Peredarannya pun meluas dan dengan berbagai modus karena tingginya peminat di luar daerah. Tentu ini menjadi konotasi yang kurang baik.
Lain lagi dari segi kualitas kesehatan, Gayo lues juga “dicap” dengan kabupaten kedua dengan tingkat kesehatan terburuk se-Indonesia. Lagi-lagi citra yang kurang menyenangkan hati kita.
Dalam dunia pemasaran (marketing), segala sesuatu dinilai sebagai produk (commodity) yang memiliki nilai jual (value). Dalam dunia marketing pula dikenal istilah re-branding.
Re-branding memiliki definisi sederhana pencitraan ulang dari suatu produk yang mengacu kepada pencapaian citra yang lebih baik. Citra sendiri dapat diartikan sebagai cara pandang terhadap sesuatu.
Hal di atas tadi merupakan “branding” Gayo Lues yang melekat selama ini. Tentu tidak ada seorang pun diantara kita label itu selalu melekat pada daerah kita. Karena itu diperlukan langkah strategis oleh pemerintah daerah untuk berbenah dengan segera agar citra sebagai dengan daerah kesehatan terburuk dan daerah penghasil ganja tadi bisa dihilangkan.
Banyak strategi yang bisa dilakukan oleh pemerintah daerah dalam re-branding Gayo Lues ini, bagaimana bentuknya, akan kita bahas dalam kajian selanjutnya.[Bersambung…]
*Chairman of Saman Advertising/praktisi periklanan. Putra Asli Gayo Lues.