SEBAGAI bangsa yang besar Indonesia saat ini sangat membutuhkan sosok teladan pemimpin yang mampu membawa bangsa ini ke arah yang lebih baik. Hal ini mengingat sudah cukup lama Indonesia mengalami krisis kepemimipinan. Menjadi hal yang kontradiktif ketika para pemimpin bangsa ini mengumbar janji dan berbicara tentang moralitas bangsa, namun pada implementasinya hanya sebatas retorika belaka. Ketaladanan saat ini sudah menjadi hal yang langka dan sulit kita temukan.
Seorang pemimpin harus memiliki karakter baik sehingga ia bisa dijadikan teladan oleh pengikutnya. Di samping itu, seorang pemimpin harus bisa memprioritaskan kepentingan rakyat kecil dibandingkan kepentingan lainnya, termasuk kepentingan pribadi maupun kepentingan partainya. Krisis moral dan keteladanan telah menggerogoti kinerja pemimpin atau presiden yang lambat laun akan mengurangi kepercayaan masyarakat khususnya generasi muda.
Berbicara masalah krisis keteladanan penulis jadi teringat perkataan Muhammad Syafi’i Antonio (2007), dalam bukunya “Muhammad Saw: The Super Leader Super Manager”, bahwa salah satu krisis terbesar saat ini adalah krisis keteladanan. Akibat yang ditimbulkan dari krisis ini jauh lebih dahsyat dari krisis enegri, kesehataan, pangan, transportasi, dan air. Hal ini karena absennya pemimpin yang visioner, kompeten, dan memiliki integritas yang tinggi, maka masalah air, kesehatan, pendidikan, sistem peradilan, dan transportasi akan semakin parah.
Untuk keluar dari pelbagai krisis moral, Indonesia saat ini memerlukan pemimpin yang benar-benar bisa memberikan teladan, keamanan, dan ketentraman bagi rakyat. Indonesia butuh pemimpin yang pro-rakyat, bukan pemimpin yang menjadikan rakyat sebagai pijakan meraih kekuasaan. Kita butuh pemimpin yang peduli rakyat, bukan pemimpin yang mementingkan citra politik dan melanggengkan kekuasaannya. Kita butuh pemimpin yang tutur katanya merupakan solusi masalah, bukan menjadi sumber masalah. Dan ini semua harus dimiliki oleh para pemimpin baik pusat maupun di daerah. Karena mereka akan menjadi contoh bagi rakyat di republik ini. Jika pemimpin korup, maka masyarakat cenderung meniru dan menjadikannya sebagai legitimasi. Jika pemimpin melanggar aturan, maka masyarakat akan mencontoh pelanggaran tersebut. Ke depan Indonesia harus memiliki seorang pemimpin yang memiliki standar moral yang bisa dijadikan teladan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Taladan Muhammad
Berbicara tentang pemimpin, maka teladan yang paling baik yang bisa dijadikan teladan bagi pemimpin Indonesia di masa yang akan datang adalah Nabi Muhammad. Sebab, beliau telah berhasil mengubah moral (akhlak) masyarakat Mekah dari akhlak jahiliyah menjadi masyarakat yang berakhlak mulia. Keberhasilan Nabi mengubah aspek moralitas tersebut menjadi alasan Michael Hart menempatkan Nabi Muhammad berada pada urutan pertama di antara 100 tokoh paling berpengaruh di dunia.
Dalam konteks sifat-sifat kepemimpinan Nabi Muhammad, setidaknya ada empat kriteria pokok pada diri beliau.
Pertama, ash-shidiq, yakni kebenaran dan kesungguhan dalam bersikap, berucap, serta berjuang melaksanakan tugasnya. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, seorang pemimpin, terutama presiden sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan, harus bersikap benar dan sungguh-sunguh dalam ucapan dan tindakan. Pernyataannya harus sesuai dengan perbuatan. Misalnya, ketika presiden mengatakan akan berdiri paling depan dan memimpin sendiri pemberantasan korupsi, maka ia harus membuktikan dengan tindakan nyata.
Kedua, al-amanah, yaitu kepercayaan yang menjadikan seorang pemimpin memelihara sebaik-baiknya apa yang diserahkan kepadanya. Artinya, kepercayaan yang diberikan rakyat kepada presiden harus benar-benar dijaga dan dipelihara. Ia tidak boleh menyia-nyiakan kepercayaan itu.
Ketiga, al-fathonah, yaitu kecerdasan yang melahirkan kemampuan menghadapi dan menanggulangi persoalan yang dihadapi bangsa. Dalam konteks kekerasan yang terjadi di Indonesia belakangan ini, misalnya kekerasan di Papua, Mesuji, Bima, dan kekerasan yang mengatasnamakan agama yang menelan banyak korban jiwa, presiden sebagai pemimpin harus secara cerdas dan cepat menyelesaikan masalah-masalah tersebut agar kejadian serupa tidak terjadi lagi.
Keempat, al-tabliq, yaitu penyampaian yang jujur dan bertanggung jawab. Ini mengandung arti bahwa kejadian apa saja yang terjadi pada bangsa ini, baik menyangkut masalah sosial, politik, ekonomi, dan hukum harus disampaikan secara jujur dan terbuka kepada seluruh rakyat Indonesia. Seorang presiden tidak boleh menyembunyikan realitas, memutarbalikkan fakta, dan bentuk ketidakjujran lainnya yang dapat membingungkan rakyat.
Sedangkan menurut Joko Riyanto (2012), seorang pemimipin harus memenuhi beberapa kriteria.
Pertama, memiliki karisma yang dapat menghadirkan sebuah visi yang kuat dan memiliki kepekaan terhadap misi institusi.
Kedua, senantiasa menghadirkan stimulasi intelektual. Artinya, seorang pemimpin harus lebih banyak mendengar ketimbang memberikan instruksi.
Ketiga, memiliki perhatian dan kepedulian terhadap setiap individu masyarakatnya. Pemimipin seperti ini tidak selalu menganggap dirinya superior ketimbang yang lain.
Keempat, senantiasa memberikan motivasi yang memberikan inspirasi bagi rakyatnya dengan cara melakukan komunikasi secara efektif. Kelima, mereka berupaya meningkatkan kapasitas para pengikutnya agar bisa mandiri, tidak selamanya tergantung pada sang pemimpin.
Kini rakyat sudah jenuh dengan pemimpin yang hanya pintar mengumbar janji. Saat ini rakyat hanya membutuhkan kepala negara yang benar-benar memiliki integritas dan mampu menunjukkan sikap baik yang bisa ditiru oleh rakyatnya. Di samping itu, pemimpin harus memiliki ketegasan dalam mengambil keputusan yang memihak pada rakyat. Hal ini akan terwujud apabila bangsa ini memiliki pemimpin yang bersih, tidak korup, dan empati pada penderitaan rakyat kecil.
Penulis sangat yakin jika ini bisa dilakukan oleh presiden atau wakil rakyat, maka kepercayaan rakyat akan membaik lagi dan akan menjadi pendorong bagi generasi muda untuk meneladani kepemimpinan presiden. Sehingga pemuda sebagai generasi penerus bangsa menjadi pribadi-pribadi yang memiliki karakter unggul dan mampu membawa bangsa ini menjadi bangsa yang besar, beradab, dan disegani di mata dunia internasional.(pungonga@yahoo.com)
*Mahasiswa Perbankan Syariah Universitas Muhammadiyah Jakarta.
PEMIMPIN SEKARANG HAMPIR SAMA SEKALI BUKAN 4 CIRI YG ANDA SAMPAIKAN TAPI MORALITAS BLM TERTANAM DI HATI MEREKA KRN MASIH MERINDUKAN UANG HARAM SEBAGAI TEMPAT UTK MENCARI KEKUASAAN SHG NANTINYA APA YANG DI PERJUANGKAN SDH PASTI ARAH TUJUANNYA UTK KKN.
SEMOGA KITA DAPATKAN CIRI PEMIMPIN YANG MEMILIKI CIRI-CIRI 4 POIN SEBAGAIMANA YANG DIGAMBARKAN OLEH NABI MUHAMMAD SAW. TAPI SAYANG SEKALI PEMIMPIN ISLAM SAAT INI SAMPAI HATI MENGKORUP ALQUR’AN. MENGKORUP JAMAAH HAJI, MENGKORUP KATRING HAJI. MUNGKIN SALAH SATU YANG ANDA KATAKAN ADALAH TIDAK BERKARAKTER.