Semua Orang Jadi Kaya di Bulan Ramadhan

 

Oleh. Drs. Jamhuri, MA[i]

Firman Allah : “Hai orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan kepada orang-orang sebelum kamu, mudah-mudahan  kamu menjadi orang yang patuh terhadap perintah dan meninggalkan larangan” ( Q. 2 : 183)

Rasul bersabda : “Kalaulah orang-orang semua tahu apa yang ada dalam bulan ramadhan, niscaya ia akan meminta semua bulan akan jadi bulan ramadhan

Dalam ayat di atas disebutkan bahwa puasa yang diperintahkan Tuhan kepada orang yang beriman bukanlah perintah yang baru, tetapi juga telah diperintahkan kepada umat-umat Nabi sebelum umat Muhammad. Artinya puasa yang dilakukan orang beriman bukanlah merupakan tujuan tetapi lebih kepada sarana atau alat untuk berkomonikasi dengan Tuhan, sedang tujuan yang diharapkan lahir dari komunikasi tersebut adalah kepatuhan kepada semua perintah dan menghindarkan diri dari semua larangan.

Disamping diharapkan akan melahirkan kepatuhan, ada hikmah lain yang terdapat dalam perjalanan pelaksanaan puasa di bulan ramadhan, antara lain kita bisa  memahaminya dari apa yang disebutkan dalam hadis di atas. Bahwa bulan ramadhan mempunyai rahasia yang tidak disebutkan, namun tidak menutup kemungkinan bagi semua orang mencari dan menemukan hikmah tersebut.

Dalam tulisan ini kami mencoba menyebut satu diantara banyak hikmah yang yang tidak disebutkan yaitu pemenuhan kebutuhan secara materiil. Alasan kenapa hal ini kami angkat karena kebanyakan orang selalu mendekati ibadah dalam pendekatan spiritual dan hampir tidak mau mendekatinya dari sudut pandang materiil.

Sehari atau dua hari sebelum memasuki hari pertama bulan ramadhan ada istilah yang dikenal dengan megang, dimana semua masyarakat berusaha membuat atau membeli makanan-makanan yang khas atau juga makanan yang lebih mewah dari hari-hari sebelumnya. Sebagian makanan itu tidak kita temukan pada bulan-bulan lain dan hampir tidak pernah dibuat keuali pada momen-momen tertentu seperti lepat (timpan), apam (serabi) atau yang lainnya, dimana pada waktu menyambut bulan ramadhan makanan ini dibuat dan menjadi bagian dari makanan yang disajikan. Dalam menyambut bulan ramadhan juga semua masyarakat berusahan untuk membeli kawan nasi, baik itu ikan, ayam dan daging.

Ketika puasa sedang berjalan sejak hari pertama sampai hari-hari selanjutnya, semua masyarakat selalu berusaha menyiapkan makanan. Ketika berbuka, mereka tidak pernah berbuka dengan menu yang tunggal, bahkan mereka menutup lapar yang ditahan sehari  dengan berbagai menu sajian yang tekadang tidak habis untuk di makan. Demikian juga dengan waktu sahur, dimana para orang tua tetap berusaha agar anak-anak mereka makan lebih enak dari hari-hari yang lain agar stamina berpuasa esok hari tidak terhambat.

Persiapan pakaian untuk menghadapi hari raya ‘idul fitri, mulai disiapkan dengan berbagai bentuk dan mode, yang sering untuk anak-anak tidak dipadai dengan jumlah satu pasang, seolah hari raya tersebut merupakan perlombaan bagi anak-anak tentang jumlah dan warna-warninya pakaian. Ajaran ini sebenarnya di dalam agama telah diajarkan, Imam Syafi’i mengatakan : Hendaknyalah untuk mengambut hari raya ‘idul fitri itu semua orang memakai baju baru, dan kalau juga tidak dapat membeli baju baru maka hendaknyalah memakai baju yang lama dalam kondisi bersih, dan ia nyatakan ini dengan hukum sunat.

Pada menjelang berakhirnya ramadhan agama mewajibkan setiap induvidu untuk mengeluarkan zakat fithrah dengan kadar yang telah ditentukan baik berupa makanan pokok atau dengan nilai uang, ini membuktikan bahwa masyarakat memiliki kelebihan rizki, sehingga mereka sanggup mengluarkan zakat dan hampir tidak ada orang yang tidak membayarnya.

Semua orang merasa gembira ketika datangnya hari raya ‘idul fitri, anak-anak dapat membeli bermacam bentuk mainan, mulai dari balon sampai kepada mobil-mobilan dan juga senjata mainan, ditambah lagi dengan uang jajan yang mungkin kalau tidak lebaran ia tidak pernah memegang uang sebanya hari lebarang. Para orang tua juga tidak membiarkan tabungan amal lewat tanpa mengisinya walaupun dengan jumlah yang tidak banyak.

Dari hal itu semua, dapatkah kita banyangkan bila semua bulan itu menjadi bulan ramadhan sebagaimana disebutkan oleh Nabi. Kita berkeyakinan tidak ada lagi orang hidup menyandang status miskin, semua orang akan menjadi kaya. Mereka sanggup membeli apa yang dikehendaki, sanggup memenuhi semua permintaan anak-anak mereka, bahkan masih menyisakan uang untuk bersadaqah. Bukankan itu artinya puasa membuat semua orang menjadi kaya.



[i] Dosen Fak. Syari’ah IAIN Ar-Raniry Banda Aceh.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.