Takengon | Lintas Gayo – Bulan Ramadhan yang kini telah memasuki hari ke-9, 21 hari kedepan Ramadhan akan segera berakhir dan Bulan Syawal pun tiba. Bagi masyarakat Takengon khususnya, moment Ramadhan menjelang Syawal selalu di tandai dengan hari yang dinamakan dengan Megang. Sehingga, tak ayal bagi masyarakat kota dingin ini berbondong-bondong mencari hewan yang biasa dipotong untuk menghadapi hari tersebut.
Seperti sudah kebiasaan orang, hewan yang disembil pada hari Megang adalah kerbau dan sapi. Ada yang menyembelihnya secara berkelompok ada juga yang membeli di pajak daging. Namun ada suatu tradisi di Gayo yang tak pernah ditinggalkan. Tradisi itu merupakan suatu keharusan yang harus di buat pada saat hari penyembelihan tiba. Cecah Reraya yang dibuat dari kulit kerbau atau sapi ditambah dengan sedikit daging serta hati dari hewan itu.
Karena kebiasaan itulah warga Takengon kini disibukkan mencari hewan yang akan disembelih pada hari itu secara berkelompok. Seperti yang dilakukan Amiruddin, Sabtu 28 Juli 2012.
Amiruddin, mengaku dirinya mulai mencari hewan yang akan disembelih pada hari megang tersebut. “Sejak tiga hari ini saya telah mencari kerbau untuk disembelih pada hari Megang”, kata Amiruddin.
Dilanjutkkannya, penyembelihan hewan untuk memenuhi kebutuhan daging di hari megang tersebut sudah merupakan tradisi di tempat dia bekerja yang dilakukan menjelang lebaran.
“Saya yakin, tidak intansi saya saja yang melakukannya bahkan bagi semua warga di Takengon ini sudah menjadi tradisi”, sambung Amiruddin.
Amiruddin mengaku, hingga hari ke-9 puasa hewan yang di carinya masih belum diketemukan sesuai dengan keinginannya, bersyukur dirinya mendapatkannya dari seorang peternak kerbau di Kampung Remesen Kecematan Silih Nara.
Sementara itu, Said Adli pemilik dan peternak kerbau mengatakan, biasanya setiap tahun menjelang lebaran, kerbau yang dipeliharanya laku sebanyak 10 ekor.
“Saya menjual 10 ekor kerbau setiap tahunnya menjelang lebaran, dan sudah dipesan jauh-jauh hari oleh pembeli, meski lebaran masih lama, jika tidak kerbau akan sulit ditemui”, kata Said Adli. Dari hasil penjualan itu, dirinya mendapat keuntungan sekitar 6-7 juta per ekor kerbau.
“Keuntungan yang diperoleh lumayan, karena saya telah memelihara kerbau tersebut selama 2 hingga 3 tahun lebih”, pungkasnya. (Darmawan Masri)