DARI tahun ke tahun pemerintah Arab Saudi terus meningkatkan pelayanan bagi jamaah haji, perluasan Masjidil Haram untuk meningkatkan kenyamanan dan keamanan para tamu Allah terus dilakukan.
Pembangunan ini tentu saja berdampak bagi bagunan-bangunan di sekitar Masjidil Haram. Banyak bangunan yang terpaksa digusur. Untuk jangka pendek hal ini tentu saja turut menurunkan sedikit kualitas pelayanan seperti jauhnya pemondokan bagi jamaah haji.
Seperti jamaah asal Gayo misalnya, jarak pemondokan dengan Masjidil Haram sekitar 3 km. Jauhnya jarak ini diimbangi dengan pelayanan transportasi yang lancar. Bus dari dan ke Masjidil Haram tersedia sangat banyak dan beroperasi selama 24 jam.
Sebelum keberangkatan ke tanah suci dimusim Haji tahun 2012 dengan menjadi salah seorang jamaah Haji dari Gayo Kabupaten Aceh Tengah dan tergabung di Kloter 09, kami kerap mendengar cerita yang kurang memuaskan soal bus ini seperti saling berebutan, berdesak-desakan bahkan banyak yang bercerita betapa berbahayanya naik bus dari dan ke Masjidil Haram. Ternyata itu dulu. Lain dulu lain sekarang.
Saat ini bus tersedia lebih dari cukup, setiap kali hendak ke Masjidil Haram tidak terlihat bus yang penuh sesak. Padahal, jamaah yang membutuhkan pelayanam bus ini sangat banyak. Tidak perlu menunggu lama bus kosong siap mengantar jamaah setiap saat meski gelombang jamaah seakan tidak pernah habis.
Meski seperti tidak pernah berhenti melayani jamaah ternyata para sopir itu tidak pernah meninggalkan shalat lima waktu meski harus shalat di sisi bus nya, dengan pakaian kadang berlumur oli. Yang penting bukan najis.
Semoga para sopir di negeri kita yang saat ini lengkap shalat lima waktunya akan semakin bertambah semangat untuk mengisi bathinnya dengan tunduk dan taat pada Allah SWT. (Zulfikar Ahmad)