Korea Pembeli Kopi Specialti Terbanyak di Surabaya

Takengen | Lintasgayo—Pengusaha kopi asal  Korea mendominasi pembelian hasil lelang kopi spesialti Indonesia kedua  di Surabaya.

Hal ini ditegaskan Mahdi Usaty, kepada Lintasgayo, Minggu (13/10) sore, melalui sambungan telepon.  Mahdi Usaty yang juga ketua Gayo Cuppers Team (GCT), sebuah organisasi independen di Takengon, dipilih menjadi salah seorang juri dari 22 juri lainnya. Sebagian dari  22 juri tersebut berasal dari luar negeri dan 12 dari Indonesia yang merupakan Q grader serta R grader.

Dikatakan Mahdi, dari hasil cupping yang dilakukan terhadap berbagai jenis kopi yang akan diperjualbelikan tersebut, kopi gayo yang berasal dari Jagong Jeget yang dikirim PT.Ika, mendapat skor 85.06.

“Kopi gayo terjual dengan harga 20 dolar”, kata Mahdi. Sementara di urutan pertama hasil cupping, dengan skor, 86.29 diperolah oleh kopi Toraja dengan harga pembelian 45 dolar.

Untuk kopi gayo lainnya, berasal dari Sinar Lentera mandiri di rangking 12 , dibeli dengan harga 6 dolar.

“Skor untuk kopi Toraja 86.29 yang berasal dari Toraja Utara yang dibawa Asosiasi Petani Kopi Toraja. Kopi ini diolah dengan semi washed dan dibeli Korea”, ungkap Mahdi.

Skor tertinggi untuk luwak berasal dari Rejang Lebong Bengkulu dengan skor 86.04 yang dibeli dengan harga 100 dolar Amerika.

“Menurut Mahdi yang juga Q grader bersertifikat Internasional ini, berbeda dengan lelang kopi specialty di Bali sebelumnya, saat ini skor kopi gayo turun.

“Turunnya skor ini disebabkan kopi gayo masih panen awal sehingga kualitas kopinya kurang baik. Pun begitu, kita bersyukur karena bisa mendapatkan skor yang baik. Panen puncak kopi gayo masih beberapa bulan kedepan. Biasanya kualitas terbaik didapatkan saat panen puncak”, rinci Mahdi.

Dari hasil lelang kopi spesialti di Surabaya ini, sebut Mahdi, kopi termahal di dunia saat ini adalah dari Toraja yang dijual 45 dolar perkilonya.  Kedepan, Mahdi berharap kopi gayo lebih banyak mengikuti berbagai even nasional dan Internasional.

“Kopi gayo masih kurang promosi dan kurang mengikuti ajang festival.  Kita berharap Masyarakat Perlindungan Kopi Gayo (MPKG) atau Forum Kopi Aceh lebih berperan untuk ini”, pungkas Mahdi (Win RB)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

3,627 comments