KISAH yang sangat menarik dan bisa dijadika bahan renungan. kisah ini saya ambil dari sebuah buku karya GusHar Wegig Pramudito, terbitan Leutika 2010 yang berjudul “Jaman Penjor: 80 kisah inspiratif & mencerahkan. Kisah ini hanya satu dari puluhan kisah yang sangat pengispirasi.
Sucipto, seorang pemuda desa, ingin sekali mengubah garis hidupnya. Lalu, berangkatlah ia menuju kota untuk mencari pekerjaan. Sebagai seorang yang besar di kampung, Sucipto mempunyai keahlian di bidang merawat tanaman. Sesuai dengan keahliannya, Sucipto mendatangi kantor yang mempunyai taman, dengan harapan keahlaiannya akan tercapai.
Setiap kantor yang didatangi selalu tertarik dengan penampilannya yang lugu, tapi tidak ada satupun kantor yang mau menerimanya bahkan hanya sebagai seorang tukang kebun. Alasannya selalu sama, yaitu karna Sucipto tidak punya ijazah. Karena keadaan keluarga dan kampungnya tidak memungkinkan bagi Sucipto untuk menyelesaikan sekolah dasarnya maka ia tidak mempunyai ijazah.
Sayangnya, tidak ada satupun kantor yang menerimanya sebagai tukang kebun. Akhirnya, Sucipto memulai usaha mandiri dengan menjual tanaman. Diawali dengan sebuah kios kecil, usahanya berkembang sangat pesat. Beberapa tahun kemudian, Sucipto sudah menjadi pengusaha di bidang tanaman hias yang cukup sukses. Sucipto sekarang mempunyai karyawan yang cukup banyak, bahkan ada beberapa karyawannya yang berpendidikan sarjana.
Suatu saat, salah satu karyawannya yang seorang sarjana manajemen mengusulkan sebuah ide cemerlang agar Sucipto menulis buku kisah suksesnya. Pasti buku tersebut ‘bestseller’. Tapi, Sucipto menolak usul itu. Ia tidak mempunyai ijazah karena tidak selesai sekolahnya, jadi ia tidak bisa menulis sebuah buku. betapa terkejutnya karyawan tersebut ketika mengetahui bahwa atasannya yang seorang pengusaha sukses itu ternnyata sekolah dasar saja tidak lulus dan tidak punya ijazah.
Karena penasaran, karyawan tersebut bertanya kepada Sucipto, “mengapa Bapak tidak sekolah?” Sucipto menjawab dengan pertanyaan balik, “Kalau saya sekolah dan punya ijazah, tahukan kamu, saat ini saya jadi apa?” Karyawan tadi menjawab, “Tentunya jadi pengusaha yang lebih sukses dari sekarang, Pak….” Sucipto menerangkan, “Bukan. Seandainya saya punya ijazah, saat ini saya masih jadi tukang kebun di sebuah kantor”.
Demikianlah, kesuksesan tidak tergantung pada ijazah, tapi pada inovasi dan kreativitas.(erwiniks[at]gmail.com)
*Mahasiswa jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial (UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta) asal Jagong Jeget