
Takengon | Lintasgayo.com – Seluruh panitia di HUT transmigrasi Jagong Jeget mendapat pembinaan dari Satpol PP dan WH Aceh Tengah, Kamis (20/02/2025).
Bukan hanya panitia, dua biduan yang berjoget tidak berjilbab juga diboyong Satpol PP dan WH Aceh Tengah ke kegiatan pembinaan itu.
Bersama MPU Aceh Tengah, Majelis Adat Gayo (MAG), Kemenag Aceh Tengah juga sejumlah pihak lainnya, Satpol PP dan WH Aceh Tengah tampak beringas menangani kasus ini bahkan sampai muncul wacana taubat masal.
Bahkan lagi, kedua Biduan juga menandatangani surat bersedia untuk dibina.
“Mereka juga telah menandatangani surat perjanjian untuk tidak mengulangi perbuatan yang melanggar syariat,” kata Kasatpol PP dan WH Aceh Tengah, Ariansyah kepada awak media.
Bak gayung bersambut, dihari yang sama muncul lagi video viral praktek judi yang terjadi di lapangan pacuan kuda HM Hasan Gayo, Belang Bebangka, Pegasing, Aceh Tengah dalam rangka HUT Kota Takengon ke-448.
Berbeda dengan penanganan kasus biduan berjoget, Kasus judi ini justru ditanggapi dengan himbauan, anjuran dan ancaman.
Ketua Panitia Pelaksana yang sekaligus Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Kadispora) Aceh Tengah Zulfan misalnya, Ia mengaku menyayangkan maraknya praktik perjudian yang bahkan terekam dan viral, ia menegaskan bahwa pihaknya tidak akan tinggal diam.
“Kita harus bekerja sama untuk menangkap semua pelaku judi. Mulai hari ini, kita akan bergerak,” ujar Zulfan kepada awak media, Kamis (20/02/2025)
Bahkan dirinya memastikan bahwa tim terpadu akan segera turun ke lapangan untuk melakukan penindakan langsung terhadap para pelaku.
“Siapa pun yang kedapatan berjudi, tangkap dan proses sesuai hukum syariat. Ini bukan sekadar wacana, kami akan bertindak!” katanya tegas.
Namun hingga berita ini diturunkan, tidak ada penindakan apapun yang dilakukan terhadap penjudi dalam video yang telah viral.
Belum lagi, MPU Aceh Tengah, Majelis Adat Gayo (MAG), Kemenag Aceh Tengah juga Satpol PP dan WH Aceh Tengah yang tampak beringas menangani kasus biduan berjoget malah diam tanpa komentar apapun ketika berkaitan dengan judi ini.
Bukankah keduanya merupakan tindakan melanggar syariat ? Lalu mengapa perlakuan dan tindakan yang diambil oleh perangkat pemerintah di Aceh Tengah berbeda ?
Yang berjoget dibina pelaku dan panitianya, dibuatkan surat pernyataan, bahkan diwacanakan untuk bertaubat masal.
Yang berjudi malah hanya dihimbau, dianjurkan dan diancam, bahkan pelakunya tidak tampak lagi batang hidungnya.
Apakah Standar Ganda? Ribut di Joget Bungkam ke Judi. (Mhd/Tim Redaksi)